Jatuh
cinta terkadang menjadi sebuah kesalah besar yang fatal yang terjadi di antara
kita. Terlebih kepada manusia yang kerap kali mengeluh dia mudah sekali
menyerah dan mati. Manusia seperti itu butuh semangat yang tinggi, setiap
detiknya ia hidup dengan cintanya. Hanya saja, terkadang cintanya kadung rapuh,
dan segera saja ia menguasainya.
Jadi,
terkadang manusia seperti itu tidak tahu ingin kemana. Menjadi marah akan
dirinya sendiri. Mengingkari janjinya sendiri. Menjadi rapuh. Menjadi buih, dan
berusaha menjadi lupa agar hidupnya berjalan kembali. Namun, sialnya hal yang
memalukan itu cenderung nyata, tidak bisa bahkan disingkirkan. Cenderung gelap,
tidak bisa ia diterka bagaimana ia ada. Dan terlalu dekat, di hadapan matanya
yang sayu.
Jatuh
cinta di antara banyak pintu, menjatuhkan, menyesatkan dan mematahkan hati
orang-orang yang ingin menumbuhkan hatinya. Dia sudah bersumpah, ia akan
menjauhi hal semacam itu. Satu-satunya yang ia lakoni hingga saat ini dan berbuah akan
kebingungan semacam ini. Menjadikan ia hilang dan tidak menjadikan apa-apa, hanya membuahkan cemburu juga rindu. Tapi tetap tidak terjadi apa-apa.
Selama
tidak ia umbar kisah cinta bodohnya ke sosial media. Selama ia tidak
menggeleparkan dirinya sebagai perempuan murahan yang haus akan belaian
laki-laki dengan berpindah hati satu dengan lainnya secepat matahari turun ke
peradabannya di sore hari. Selama ia tidak ingin dipuja sana-sini bahkan
dengan orang-orang yang sebenarnya membencinya.. ia berjalan tenang dengan kisah bodohnya,
dengan pintu-pintu yang masih ragu ia buka.. selama belum ada yang membukakan untuknya. Pintu hatinya ia kunci serapat-rapatnya, selama ia belum tau maksud dari
cinta selain menciptakan kecewa dan rindu yang penuh siksa. Ia berjalan tenang…