Minggu, 12 April 2009

Biasa

Selera saya?
Biasa, bahkan benar-benar biasa. Contohnya hidup saya sendiri.
Saya anak SMA, prestasi? huh, biasa. Masuk kelas unggulan, dan belum dapet peringkat. Ikut ekskul teater, dan berperan jadi peran utama dengan akting yg sangat standar, karna buat saya, saya memang biasa. Punya gebetan, yg ga ngerespon. Gebetannya anak band metal dan gaul di sekolah, biasa banget kan?
Dan sebagainya.
Tapi, bagaimanapun diri saya, sebagai manusia setitik etnosentris tetap mengalir pada darah saya. Sebuah eksklusivitas slalu diinginkan tiap orang bukan? Karna semuanya mengacu pada jati diri dan ciri khas, setiap orang bukan ingin disamakan.
Kemudian saya berfikir, selama ini mimpi saya bukanlah suatu hal yg biasa tetapi adalah suatu hal yg bisa langsung mengenali saya sebagai pemimpi besar. Dan, hidup saya ini terlalu biasa, lalu bagaimana saya menempuhnya?
Saya bersyukur, dan saya sepakat. Sebuah hal yg biasa', ternyata dapat saya jadikan sebuah eksklusivitas sendiri. Karena, kita ga pernah tau arah lawan kita, padahal kita sendiri sedang menujunya. Hati-hati ya.

0 komentar: