Senin, 12 Juli 2010

Alhamdulillah

Alhamdulillah, Alhamdulillah ya Allah. Saya sangat bersyukur untuk 11 Juli tahun ini. Rasanya saya harus ingat sampai tua nanti.

Terima kasih untuk Shelma dan Intan yang membuka mata saya hari ini, melebihi dari seperti biasanya. Saya bilang, ternyata kegalauan saya bukan karena Neo-Feodalisme, tapi mengenai bagaimana saya menghadapi kefeodalismean saya menghadapi diri saya sendiri. Rasanya dominasi masih tetap dimenangkan sama yang nyata, sama tubuh, sama otak sama hati yan ternyata nggak bisa saya sinkronkan dengan tepat.

Saya sangat berterima kasih kepada kak Abdul Hakim, Shelma, PIENCE, KELUARGA BESAR TEATER 35, kak Ferdi Maly Sang Pentjilan and kak Nancy, kak Putra Cahya, kak Arif, Sule, Aruza the rebellion, Kak Anto, Kak Rhuni, Kak Rismaul, Kak Nissa, Bang DOEL, YULI, AMBON cilik and the gank, Ibu mia ayam, Ibu WarKop, Asep, Sore di lapangan 35, Nyonya Matras, AC PENJAS, Kain Firdha, Ibu Norita, SMA saya yang sempet biayain kita semua, My BELOVED Mom-ster, Metlek, Ayah dengan rantai gas, LVT LOVE, Rifai, Bagus Cahaya, Rapid Adriansyah, Sampoerna Foundation, Pak Bambang;jurinya yang nyebut kita melulu. Dan semua yang sudah saya libatkan minta doanya dan lain-lain.

Pementasan ini saya dedikasikan untuk Allah SWT, seperti nenek moyang saya di dataran Yunani sana, yang mendedikasikan karya seni bagian dari hidup mereka, bagian keindahan mereka untuk Dewanya. Sebagai rasa syukur. Untuk Negeri saya yang mendewa dengan segala kultur –ismenya. Untuk orang-orang di atas yang saya sebutkan.

Saya semakin tau diri saya hari ini. Kebiasaan, semuanya saya tumpuk jadi satu. Terima kasih yang sudah begitu mengerti saya. Terima kasih yang sudah mau berjuang dan berproses bersama-sama. Saya akan rindu ngambeknya Ike dan keramasannya, Spagethi goreng endrang yang acin, lawakan atap, mood betenya duwi dan ngeyelnya, pusingnya ngadepin Arja dengan glodoknya juga Lele dengan Ciledugnya. Ngadepin paniknya menuju pentas, riweuh godain maridha sama lele, kangen rotinya maridha, pasrahnya Gotir, Aini, dan Roro, atau Alia, sok Alaska-an di ruang penjas, ngaret ngaretan, temen-temenan kalo mau pipis, jayus yang paling kocaknya ka Akim, sok-ketidak yakinan, halah halah halalalalalalh. Semoga ini bukan pementasan terakhir, amin. Semoga seperti kata kak Cahya, semoga semakin lebih baik berkarya. Semoga makin propesional ye.

Adalah yang kemudian patut lebih disyukuri, masuknya nominasi adalah salah satu yang paling saya banggakan. Hehe, abisnya kita gak pernah dapet nominasi ya. Tapi liat kerja keras kita selama ini bok! Dapet kan kita!!!! Kita memang kereeen..

Oke saya mulai ngawur, saya ngantuk. Next page, curhat pribados.

0 komentar: