Minggu, 15 Juli 2012

Secercah Surga 1

Aku tiba di sebuah liang peraduan. Aku diam lagi hening, membaca semua kerinduan  yang tertatar di pinggir danau yang aku jajahi. Aku bertanya kemudian kepada pagi yang menatapku bening seperti perawan yang jatuh dari surga.. ia memelukku hangat.

Di sekitarku tampak pepohonan yang berbisik menanyakan kehadiranku, kira-kira semenjak matari tertidur dalam kurun waktu ribuan tahun yang lalu di bumi, dan kini ia datang di pagiku yang bening tadi. Pepohonan dengan heran menatapi aku dipeluk embun-embun yang merinai di kulit-kulit kakiku.

Aku menyapa kesemuanya di surga. Aku melihat hatimu di atas sana mencari-cari aku yang sudah mati. Aku melihat kamu menangis sedih di antara pusaranku yang beraroma kembang. Ketahuilah, aku tidak begitu menyukainya. Aku memanggil namamu, dan kudengar isakanmu semakin tajam, riuh, dan memesonakan aku yang hampir terjatuh kembali kepadamu. 

Sayang, diam. Jangan berisik, nanti kita bertemu. Aku mencintaimu.

Tapi kamu tak lagi diam, kamu menciptakan imaji mengenai diriku yang hidup di dalam air, menjelajahimu duhai samudra. Kamu mimpikan aku menjadi duyung yang kamu ayun di dalam kelamnya matari yang tenggelam dirimu. Kamu janjikan aku mengenai dalamnya dirimu, kamu angkat aku ke atas gunung tertinggi di dunia, kamu sampaikan betapa cintamu kadung mati terhadapku. Dan kamu bisikkan mengenai hati yang dulu kamu sia-siakan. Aku.

Pagi, masih bening.. para pohon kali ini merambatiku hangat. Mereka menyerap dukaku, mereka menghisap rinduku. Aku bercermin di atas danau yang tenang menahanku..
Bagaimana bisa, bagaimana bisa kamu menyampaikan cinta kepada yang sudah mati. Bagaimana bisa kamu mencintai yang sudah kau buang di limbah, limbah nun jauh, limbah nan busuk, limbah yang kau injak. Bagaimana bisa kamu mencumbu bangkai yang sudah membiru dan berlumpur. Bagaimana bisa sayang, bahkan kamu tidak membahagiakan aku. Bahkan kamu tidak membicarakan aku kepada Tuhan, bagaimana sayangku?

Bicara saja kepada pusaran. Aku sudah bahagia. Bagaimanapun makhluk surga yang sudah bersamaku tidak akan membiarkan lagi aku kepadamu, terkecuali kita memang ……..


0 komentar: