Saya memaksakan diri untuk menulis. Meskipun sebenarnya saya belum jelas benar bagaimana saya dapat mendefinisikan apa-apa yang ada di dalam diri saya saat ini. (nonefectivewords mode on).
Saya ini masih 16 tahun, nggak ngerti maksud kata tersebut, atau bagaimana kata tersebut menjalari hidup saya. Ya! Terkecuali kepada para perempuan itu. Saya nggak pernah pacaran. Serius. Kalau yang ia maksud “apa yang ia saksikan” adalah bentuk saya pacaran, tidak buat saya. Saya belum pernah bilang kata itu sepenuh hati pada siapapun. Sama ibu, juga belum. Semuanya rata-rata terpendam, atau hanya sebatas rindu..
Jadi saya bertanya, tanpa maksud menghadirkan kecewa. Saya merasa, sangat-sangat menyesal apabila mereka berfikir tentang seperti apa yang mereka kira.
Saya ini lugu, dan tidak tahu menahu. Saya palsu, dan batu. Tidak ada yang mampu menebak apa-apa yang tersembunyi dalam diri saya. Saya menikmati dan sekaligus saya tersiksa karenanya. Saya tidak dapat membaca diri saya sendiri.
Saya Cuma nggak tau bagaimana nantinya saya harus menempatkan diri saya. Saya takut lagi bersandiwara. Saya ini butuh banyak bicara, dan ada sandingannya. Dia, dia, dia tepat untuk saya. Tapi saya nggak bisa. Karena itu saya takut sama diri saya. Saya takut mati karenanya.
Jadi ini hanya masalah perasaan saya yang terlanjur saya cap sebagai seseorang yang begitu rumit. Sampai tiada seorangpun, dan bahkan saya sendiri nan mengerti tentang saya. Kemudian, tidak sedetikpun ia bertanya, dan kesempatan saya sudah habis. Serta waktu yang tak menentu.. dewasa nya tak kunjung datang. Iya! Salah saya.
Dan mungkin , ketika usia saya sudah 17 tahun nanti (bila mungkin saya menggapainya). Mungkin dia orang pertama yang akan saya sampaikan tentang . . . . .
Terima kasih ya,bung! Kamu ingatkan saya tentang cinta.
Sabtu, 26 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar