Ada hal yang lebih baik dari sakit hati? Tuhan sering bicara, kita yang jarang mendengarkanNya. Setiap manusia memiliki patahan-patahan sendiri terhadap hatinya, kemudian mereka membangunnya kembali. Kita semua punya waktu untuk memainkan drama kecil ini. Yang kita butuhkan hanya kekuatan untuk menghentikan tangis sejenak dan mengadu ke siapapun yang menarik kita, kita akan melihatnya betapa semuanya menjadi baik-baik saja, di luar penglihatan kita.
Saya tidak lebih baik dari siapapun, bahkan saya pernah bilang kalo saya yang terburuk. Saya hanya enggan disalahkan atas apa yang tidak saya lakukan dengan kesalahan, saya adalah salah satunya yang selalu mengusahakan semuanya dengan benar, sekalipun cenderung melampaui batas dan tidak masuk akal, saya membuat semuanya beralasan dan itu semua cukup bagi saya. Saya menyedihkan dan miris, tapi saya enggan peduli dengan pikiran buruk orang selamanya mengenai saya.
Tapi tidak lebih miris bagi siapapun yang kemudian berusaha menjatuhkan saya dengan arogansinya, siapapun yang menyangka saya akan selamanya menyesal. Saya tidak sempurna, saya membutuhkan hal-hal yang baik untuk melengkapi saya, saya bisa saja sejak awal menjadi batu yang segera meninggalkan sungai nan terus dan biasa mengaliri saya, yang kemudian membawa saya kepada dasar-dasar samudera yang menemukan saya dengan yang lainnya ataupun aliran tersebut kembali. Tapi saya masih nyaman dan saya enggan beranjak, mungkin karena Tuhan juga masih enggan menjatuhkan deras hujan yang menjadikan sungai semakin deras menghantam saya.
Saya masih percaya, deras airnya akan membentuk permukaan saya menjadi lebih halus. Namun di satu sisi, akan jauh lebih baik rasanya ketika saya memikirkan sosok laut yang lebih tenang dan dalam yang akan menidurkan saya di dasarnya, bukan?
Saya akan seperti ini kalau ada alasannya, entah bagaimana perasaan seseorang yang sedang merapihkan hatinya kemudian disampaikan pernyataan bahwa ia tidak lagi dicintai oleh satu hal yang sedang ia berusaha perbaiki? Rasanya memang tidak salah, tapi yang jelas itu jauh lebih menyakitkan daripada berada di terpaan sinar ultraviolet tanpa saringan atmosfer yang bergabung dengan jenjangan panas bumi yang murka melalui letusan ribuan gunung berapi di atasnya. Oke, berlebihan.Tapi, itu adalah perasaan yang buruk. Saya belajar banyak, kawan. Toh dari awal bukan saya yang memintanya, saya hanya menjaga rejeki saya, kalo emang bukan rejekinya nggak bisa kan dipaksa, seperti kata seseorang. :)
Berkaca sejenak ya teman-teman, nggak ada alasan yang baik untuk menyakiti hati siapapun dengan segala hal dan pikiran yang kamu miliki, dengan arogansimu, dengan guyonanmu. Semakin dewasa, semakin banyak yang akan menjadi pertanyaan, suatu hari kita akan ditanyakan kepada hidup, malaikat, bahkan Tuhan. Temukanlah, dan jadikan itu idealisme hidupmu, bukan menemukan yg orang lain telah temukan kemudian kau samakan dengan jalan hidupmu secar utuh. Seorang penjiplak idealisme tidak lebih baik daripada maling ayam yg tobat di jalan pulang kemudian mengembalikan ayam curian kepada pemiliknya. Make your own life better :)
Sabtu, 16 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar