Minggu, 08 November 2009

dst.

Dengar, kamu dengarnya bukan?
Aku tahu kamu dengar
Bising-bising peniti hati, menggerus telepati
Aku tahu kamu dengar
dst.


Perhatikan, kamu mengenalnya bukan?
Aku tahu kamu kenal
Saat untaian mata puan itu, ungu jadi kelabu
Dan dia jadi mesra pada haru
Aku benar-benar tahu kamu mengenalnya.
dst.


Ujung biasku, kamu dapat meriapnya
Pada lantai 19 di antara menara
Jelas pada warna bercahaya
Dipeluk awan nan terus bicara
Menghampiri elang botak kepala
Dan kamu tetap di sana
Ada
Menahanku, rata
dst.


Sekalipun, aku tahu
aku malu
aku kelu
dst.


Begitu dunia ranah
memijakmu ramah
di mana bagianku?
Kamu cuma beku
Tanpa aku tahu kamu
Seluruh ketika kamu biru atau sekaligus lagi kelabu.
Kamu diam
Kelam
Tetap dalam
dst


Kamu cermin pada langit
Retak, memelankolis
Dramatis!
Tipis
Bahkan aku tak mampu menyibak kelammu
Dalam rindu
Aku terharu, tidak menunggu
dst.


Dia aspal pada jalan Kemang,
Di antaraku yang besar menjulang
dst.


Dan aku, dst.

0 komentar: