Kamis, 26 November 2009

jodohai hai hai

Saya baru saja membaca, anda tahu kan saya suka membaca, haha ngga penting.
Aduh gimana ya saya jadi kepikiran tentang seorang seniman. Tapi gimana mengenalkan seniman pada ibu saya?
Apa yang bisa dipandang dari seorang seniman?
Cinta?
Mati makan cinta nantinya, saja.

Nanti suami saya juga seniman, liat aja hahaha. Siapa yang gak saya gila-gilai laki-laki yang mampu menaklukan saya dengan sentuhan lembutnya pada kata, lalu ia tertawa menyentuh jari saya sembari bicara, "...ini namanya cinta".
Tapi ujungnya nggak biasa tercipta. lha wong kalau dirunut dari bibit bebet bobotnya, akan jarang sekali seniman yang cinta sama saya. Wah nggak mau juga sih soal yang ini. Ibu saya mensugestikan pria tampan adalah turunan tiong hoanya tapi juga orang Jawa,( HELL YEAH! WHAT MY DAD LOOKS LIKE, MOM!? -,- ) oke, saya harus jauh-jauh ke Semarang. Belum tentu nantinya saya dapat.

Oke saya ngawur. Intinya saya sedang tergila-gila kembali pada sajak seseorang seniman. Iya yang sebelumnya juga sudah saya katakan. Karena setelah saya telusuri lagi ternyata disajaki adalah indah, dan saya begitu ingin memilikinya, sekalian dimilikinya. Dia begitu sederhana, dalam barisan rima bisa tertawa sekaligus buka mata.
Saya mau menikah dengan orang Solo, bertutur Jawa halus, shalatnya mulus, kulitnya putih menandakan dia tionghoa, dia jahat mengulik politik juga jahat menelanjangi orang-orang dengan bait sajaknya, lalu ia bertaubat kembali ke kota, siap melamarku dengan satu lahan tanah di desa dengan sebangunan rumah Joglo yang dipinggirnya ada barisan jati kebun milik kita berdua, lalu ia anak-pinakan sapi-sapi betina yang melimpah susunya, selain itu bisnis di kota juga berjaya, kita tinggal di desa dan cukup kaya, punya anak kembar dua jumlahnya, nanti dia sebut lanang dan genduk -ku. Tiap malam bercinta pada dunia, dia mimpikan saya tentang sastra, tentang siapa-siapa dan dia tertawa mendengar saya tak tahu ilmunya, karena dia cerdas..

Huauuahhahahah oke saya semakin ngawur, jadi begitulah orang sedang jatuh cinta. ia akan terus bertanya mengapa cintanya tak kunjung tiba. yah, bukannya juga saya mau mengelak. saya mah akan mensyukuri semua yang nanti akan saya terima. Dan mungkin yang saya mimpikan tengah malam ini.... hmm.. ckck kayaknya susuah ya. Hahaha, justru dulu orang-orang yang saya kagumi sedari dulu (sekarang berhati-hati mengagumi orang) adalah tipe-tipe yang gak benjeet.. yang jauh dari seniman dan justruu jauh sekali dengan apa yang saya tulis di paragraf sebelumnya. Bahkan, dia dia lebih mampu menarik urat lehernya mengeluarkan suara riak riak ketimbang bernyanyi, berdesir, menulis puisi. paling ujung nulis lagu metal pake bahasa Inggris yang mendengarnya beria istighfar.
Aneh, kalau saya bisa bicara tentang paragraf empat, saya jadi keinget sama mantan calon besan ibu saya kemarin waktu di Solo *,*, saya jadi ingat perjodohan, saya jadi inget Buronan Detik, saya jadi inget ki Joko, saya jadi inget Sulele, saja jadi mau muntah. hahahah pis
Aneh, kalau saya bicara tentang paragraf empat, saya kan takut sama orang-orang sejenis itu, seniman, rata-rata kurang beriman, menggerutu, hidupnya kelabu, tak ada aral yang dia tuju, dan tubuhnya bau rokok samsu. (mungkin dwiayulestari tau yang saya maksud). huah



wah hebat itu seniman dan buku bak fotokopiannya, mampu membuat saya jujur pada dunia, sekaligus dusta pada maya. heeeeeeem.. good night



10.08pm

0 komentar: