
Maaf Re-Post. I do really love this movie, then after watched it I felt I forever want to share :D
Bukan, bukan karena saya tergila-gila sama musik yang sekarang lagi hebring dengan lirik ejaan. Tapi saya emang dari dulu ngebet mau liat itu film. Guys, angkat topi ya saya buat movie-makersnya. Film ini “gue banget”.
Saya dulu juga pernah punya cinta beda agama. Seperti yang ada di film ini, pada akhirnya jadinya cuma sahabatan. Saya pernah merasakan galaunya film ini. Film yang berlatar belakang konflik-tak-pernah-mati yang tumbuh subur di Negara kita. Lihat, ini juga bagian dari kultur, sama seperti feodalisme kemarin. Konflik agama adalah bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan, sekalipun katanya kita yang Bhineka Tunggal Ika dan kuat toleransi, tapi taukah semuanya kalau konflik seperti itu tidak akan hilang selamanya (mungkin).
Masalahnya ini bukan hanya sekedar konflik perbedaan, di KTP kamu agamanya Kristen, dan di KTP saya agamanya tertulis Islam. Tapi ini mengenai ketika saya suka sama kamu dan begitu juga kamu pada saya. Saya pernah teruus-terusin mikirin bagaimana jalan keluarnya, harusnya.
Begitu juga Annisa dan Cina, tapi untungnya karena mereka jauh lebih pintar dan dewasa ketimbang saya, jadi pada akhirnya dengan idealism setinggi langit, dan hati yang terlatih mereka mampu mengatasinya. Mampu mengatasi bahwa kamu Kristen dan saya Islam. Kamu Cina dan saya Jawa.
Dalam film ini, cukup banyak lukisan-lukisan keabsurditasan hati. Yep, galau.. galau men. Hatinya orang-orang yang lagi galau, bagusnya minta ampun ditampilin sama director of photographnya, ya sutradaranya juga. Yang saya kagumi, hanya melalui scene-scene dengan hanya 2 pemain utama, film ini mampu memberikan lebih dari yang saya kira. Ya saya tau, film yang bukan hanya sekedar hiburan ada aktor tampannya, jauh lebih bermutu kan? Oke saya juga suka sama Kokoh-Kokohnya. -_- tapi yang lebih penting saya sangat mengagumi film Indonesia yg macem begini; hasil karya orang-orang yang bukan hanya sekedar ingin menjadikan Indonesia menjadi berwawasan dunia dengan menjadikan slapstick misteri sebagai tema utama. Tapi masih ada yang mendidik moral, dan mengenalkan musik-musik indie sekaligus kaya begini, yang iramanya agak aneh dan menyuram tapi menggetarkan jiwa.
Mereka jauh lebih CIN(T)A Tuhannya. Ya, ada dialog.. pertanyaan yang sudah saya pernah dengar “Mengapa kalau Tuhan mau disembah dengan satu cara, manusia harus diciptakan berbeda-beda?”
Saya rasa itu adalah bagian dari rencana Tuhan, ya saya setuju Tuhan adalah Arsitek hati dan hidup yang paling baik, yang paling sempurna. Saya jauh lebih mencintai Tuhan saya, kalau saya dibiarkan kembali bertemu sama kamu yang mengajak saya berdoa menurut kepercayaan kamu, saya akan menganggapnya itu jua adalah rancangan Tuhan, tapi kita tidak akan bersatu, tidak akan berubah, tidak akan ada benda yang berganti sebelum benda yang satunya berganti, tidak sebelum kau juga CIN(T)A Tuhanku, ALLAH SWT. Pernah dengar kan, cinta? saya tidak akan merubahnya, dan memikirkan kembali di mana letak ujungnya. Terima kasih Tuan- tuan film, kalian sudah mengembalikan saya.
1 komentar:
baru nonton,dan emang bagus :D
Posting Komentar