Hidup itu membutuhkan warna. Warna itu membutuhkan tempat. Seperti saya yang butuh kamu dan kalian.
Saya rasa, kita sudah semakin dewasa, seperti nyonya bumi yang semakin tua. Saya membaca hatinya, dan saya tau bagaimana nyatanya, karena itu saya menangis. Saya terlalu rancu untuk bicara, saya terlalu enggan untuk bilang iya.
Tenang ya, saya ngga akan seperti dulu. Saya berusaha jadi tenang dan tetap senang. Semuanya masih terkendali, sekalipun sesunggukan saya menghasilkan cairan indah di hidung tanpa kendali malam itu. Saya menjadi munafik, karena saya tau bagaimana rasanya. Saya mencoba tau, saya tetap menjaga perasaan. Saya nggak berniat pergi, tapi saya akan tetap pergi, karena saya terbawa, hilang, dan tetap ingin hilang. Saya terlanjur bingung sama keadaannya.
Kehidupan orang dewasa bukan lagi terlanjur dicap sebagai dramatisasi paling menyedihkan, tapi nyatanya memang penuh drama tanpa sentuhan apapun yang mampu mengalihkannya. Kehidupan orang dewasa, saya rasa saya telah mencapainya. Ada hal-hal yang harus saya bicarakan dan ada yang harus tetap saya rahasiakan. Bukankah saya sejak dulu ingin disebut sebagai orang dewasa, terlepas semuanya yang menyebut sifat kekanak-kanakan saya adalah abadi, atau siapapun memanggil saya bocah?
Terima kasih, kepada sahabat-sahabat yang menenangkan saya malam itu.
Kamis, 18 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar