Sabtu, 17 April 2010

He's Just NOT That Into You




Actually I don’t understand about what’s really on my mind. Its too tired to talk about men. I have no a man yet. But, I will someday. He will be there with me, all the time, I believe. I never ask him to marry me, except if I have 26 years old.

He’s not just that into you, is something weird and the most perfect.. ummh you know.. like the complete knowledge about men. A relationship, or a kiss, a life, women and their men. I didn’t see about even a romantic part, because that was not a romantic, it was poor, and ya there were parts that made you fun too see that, it never thought by everyone about what will happen.

I feel the movie was boring, but the movie was a one of a great movie too. I know what a real man, man and its not a boy. And I think its so west’, aha I was thinking about men here, my country(oh ya our country was mentioned on this movie, they mean ‘mbok2 Indonesia’), yeah maybe in Jakarta, in the city, the urban, the office workers, they may look like men on the movie, but not all men like that.

About faithful, or being sure about the marriage, I think men here are better than on the movie. But if you go there, maybe USA, or somewhere, you may meet a man with all mentioned on the movie.

I am not.

hidup

Biarkan hidup menjadi hidup, jangan paksakan hidup jika ia tidak akan hidup sekalipun terpaksa.

Jalani mau Tuhan, biar kita aman. Bukankah untuk ini kita diciptakan.

Sekalipun selalu ada jalan, di mana jalan tersebut menjanjikan ia akan bersama selamanya, menemani hidup kita sepanjang hayat. Tapi tidak ada satupun yang abadi di dunia ini spesifikasinya, sekalipun itu sebuah tipuan.

Coba tolong dengarkan hatimu yang bimbang, jangan biarkan dia hilang dan lagi di ambangnya..


Ketika ia hilang, hidupmu hilang. Dan titelmu sebagai manusia, mati. Hilang tertelan bumi.


Coba tolong luapkan hatimu, jangan menekannya. Nanti membeku jadi penyakit manusia.


Jika ia beku, tidak ada lagi yang dapat mencairkanmu.. dan hantaman badai akan menutupmu selamanya..


Biarkan sebuah hidup terdedikasikan untuk hidup yang lainnya, itu akan menenangkanmu.. dan yang sesungguhnya yang akan memelukmu erat, kecuali dia berkhianat.


Biarkan senja hilang menelan hidupmu, jingganya akan menyejukkan matamu. Dan semua yang ada di dunia menatapnya, melepasmu dengan harapan esok bersua kembali. Meskipun tak ada sedikitpun harapan kau kembali..


Tapi!

Ini dunia, fana. Dan belum seseorang pun mengatakannya ini adalah miliknya. Zaman juga mengakuinya. Karena aku belum tunduk, karena aku belum berhenti hidup. Karena aku belum manggung’ di GKJ dan di GBB.

Setiap manusia menarik semua harapan dan ingin menjadi di salah satunya. Penguasa. Kalau tertinggal, akan jauh tertinggal. Melarat, dan berak-pun bisa jadi susah. Dari kecil punya Ibu, menuntut minta dirubah nasibnya, biar bisa bertahan menanti maut. “biar kamu bisa sekolah, dan beli pulsa..” , dan aku meminta biar bisa naik haji sama-sama. Kalau semua tertahan, akan terjatuh. Kalau hati beku, akan hilang. Sedangkan bertahan layaknya menaruh pensil mekanik di atas ponsel. Dia akan selalu terjatuh, tapi kalau aku tahu caranya, akupun dapat hidup di dunia ini.

Rabu, 07 April 2010

Analogi anak SMA dan Seniman

Nggak ada yang lebih bisa menentukan mana yang lebih baik, terutama di saat-saat kita menjadi individual yang benar-benar menjadi idealis seperti sekarang. Tapi untungnya, memiliki sahabat menjadikanmu lebih baik. Seseorang pernah bilang ke gua, kalo hal-hal yang sepele merele yang gue hadapi adalah sia-sia kalo dibahas terus, percuma dua-duanya mau dianggap benar. Terus ada juga orang yang selalu tidak pernah menganggap siapapun salah diantara yang bertikai. Terus, ada juga yang membela, tapi pura-pura simpati ceritanya, gak tau main di belakang lagi atau nggak. Ada juga sahabat yang mendidik kita apa adanya, yaitu membela kita selamanya.

Setelah itu yang namanya punya masalah, akhirnya berkacalah kita sama hati. Sama Tuhan.

Mejadi seniman memang pekerjaan terhina. Sukanya menghina, dan selalu dihina.

Seniman juga tidak begitu saja memutuskan dirinya sebagai seniman, tapi orang-orang yang menyebutnya demikian. Baru, setelah itu ia tersugesti dan merasa ia jadi seniman. Padahal sebetulnya dia juga nggak tau persis baik-buruknya seniman.

Jadi, manusia di zaman SMAnya sama persis dengan proses seniman menjadikan dirinya sendiri.

Ini bukan paragraph analogi yang baik. (-___-)” padahal kan nggak mau nulis ginian

Gadis Pantai




Kali ini saya mau bercerita mengenai buku yang say abaca. Dari SD sampe SMP saya nggak pernah yang namanya nggak dapet gelar ‘yang terbanyak membaca buku’. Dulu waktu SD saya dapetnya buku-buku, terus pas SMP saya sempet dapet tas sama jam tangan lah apa lah.(bangga hahah) yang lebih menyenangkan kalo dapet gelar gituan saya dipanggil pas upacara, apalagi pas SMP. Kalo saya dipanggil, Ali pasti ngeliat saya, haha.

Waktu SMA saya jarang baca, satu tahun cuma paling 40 buku kali ya, udah termasuk buku pelajaran, atau sekedar artikel- artikel internet. Majalah sama Koran aja saya jarang baca, akhir-akhhir ini. Kalo dulu 1 semester saya tercatat minjem buku 99 buku kalo nggak salah. Ckck zaman memang mudah merubah seseorang. Di SMA saya begitu banyak menemukan hal-hal yang sebelumnya nggak pernah saya temuin, jadi saya keasyikan. Tapi, ternyata saya emang cinta sama buku, sama kalimat, paragraf, dan sejenisnya. Dan ceritanya kali ini saya menemukan jalan pulang.

Buku itu kunci dari sebuah mimpi, bekal saat bergosip sama orang-orang, atau pamer ilmu pengetahuan yang sederhana. Buku bisa merubah cara kita sendiri dalam menghadapi sesuatu, buku dapat mengaliri tiap hitungan langkah kita kemanapun, buku dapat menguatkan iman, menemani di jamban atau di pasar.

Saya dipinjemin sama Aisya sebuah buku Bapaknya. Dari dulu sih saya suka tulisannya Pak Pram ini, tapi saya cuma baca di internet atau nggak ngerobek sikit di Gramed dan baca depannya aja. Oh ya, dulu say amah kalo punya duit buat beli buku, sekarang saya makin pelit buat beli buku doang. :8

Kali ini saya membaca untuk menguatkan saya tentang Lemma, sampulnya yang khas dan warna cover bukunya yang menyejukkan hati menjadi bagian dari alasan untuk terus menyelesaikannya.

Buku ini mengenai feodalisme Jawa, yang sangat miris. Diiringi periodeisasi sejarah yang begitu melengkapi ceritanya menjadi amat klasik dan nyata. Buku ini member cerminan masa lalu yang begitu nyata perbedaannya dari yang priyayi dengan orang-orang kampong nelayan. Ari sebuah prestise yag nantinya jadi sebuah penghinaan dan masih menjadi kepedihan yang berlanjut. Judulnya Gadis Pantai, oleh Pramoedya Ananta Toer.

Sekarang saya sudah mengerti benar mengapa neng Aisya begitu mencintainya. Saat ini saya akan lebih mencintai karyanya Mister Pram.

Buku ini menjadi jalan pulang untuk saya kembali menciintai karya sastra yang murni yang tercetak dalam sebuah buku. Sekalipun hanya fiksi, buku ini dengan kalimat-kalimatnya mampu menggambarkan dengan sempurna mengenai gadis pantai dan nasibnya, juga kehidupan pada zaman itu.

Bravo, lah!

2 April 2010

Mengenai hati yang temaram di pertengahan sore menjelang pagi, ini.

Aku selalu terngiang kepada tempat yang remang ini. Di depanku ada Surya Baru. Di sisi kiriku ada dia. Dan di antaraku ada mereka. Awan yang jatuh kepadaku dan menyelimuti segenap mata hatiku. Awan yang selalu ingin kugapai.

Di saat ini suara yang terdengar begitu syahdu lantas menimang hati, mendengarkan dentuman-dentuman tawa dan irama yang meluncur dari bibirku. Aku menatapnya, tukang bernyanyi bertato, begitu pilu, dan tertahan. Ada rasa yang terpendam ketika aku melihatnya memetik dawai gitar yang sudah digemai amplifier.ada derita di matanya, aku yakin. Dan dia tahu semua lagu favoritku.

Aku fikir dia ali, orang yang pertama kali aku gilai. Ali yang lama mati, hidup lagi mau minta maaf, dan bernyanyi sepuas hati menatapku, malu-malu.

Sore yang menyenangkan. Langit di atas selalu tersenyum melihat, ketika aku di posisi ini. Di antara ide-ide yang bergerilya dan tidak pernah terbaca, dan tidak pernah menjalar. Tapi, namanya Teater 35 orang-orangnya gila dan bikin rindu semua.

Rasa-rasanya suara orang yg mirip Ali, berhasil mengiringiku lepas bersama orang yang kucintai ini. Dan bersamanya aku memulainya. Aku berjanji akan mencapai mimpi itu, sekalipun aku harus menangis lagi sesunggukan. Tapi aku meyakini sesuatu yang dimulai dengan basmalah dan impian yang baik hasilnya akan baik. Amin ya Allah. Bukannya Allah maha adil, dan aku selalu terlibat akan semua karunia DIA di dunia? Iya.


02 April 2010 kofdul

Ike

“Nggak akan ada yang lebih membahagiakan, selain melihat you kembali, ke! Terimakasih Oren Peli…”

Maret 2010

Kamis, 01 April 2010

Waktu Posting Diliatin genk senam :8

Kelar - ipikasi
Handphone saya kadang-kadang beneran kaya yang di iklan. Terlalu smart bahkan terlalu idiot. Miris memang, sampai-sampai kayak yang punya.

Tapi saya memang miris, dan tidak sedikitpun menjadi bisu dan ingin bisu. Nggak akan ada yang bisa memberhentikan saya, sekalipun wadam ngamuk.

Rasanya butuh ke Komnas HAM, ke kantor pajak (biar sekalian ngikut trending topic), atau sekaligus ke Blogger buat minta kemutlakan tempat ini untuk saya. Males banget buat pementasan tiba-tiba dan ngeliat orang-orang dipermalukan, gara-gara www.funtisme.blogspot.com. Bijak banget, saya.

Yah, nggak papa. Yang diharapkan kan, biar saya malu dan nggak punya temen. Ya udah lah. Mengenai apa-apa yang ada di diri saya, nggak ada sedekatpun orang sama saya yang bisa menebak mengenai bentuk saya yang sebenarnya. Bukannya saya pernah bilang, saya penuh kamuflase, munafik dan sangat takabur. Saya berusaha mengulur lagi urat malu saya, setelah sekian lama tegang, kaku sama yang namanya ketarik masa-masa ujian nasional. Ah, jadi kangen panggung, mang Jana udah sepi order orkes keliling sih.

Buat saya apa ya, ya yang penting sekarang saya benar-benar tau yang benar baik buat saya insya Allah yee haha. Nggak ada gunanya buat terus berteriak, setiap orang sekarang memperhatikan saya, terserah saya memang masih butuh orang-orang di sekolah yang membalas senyum saya saat saya menyapanya, nggak kayak ibu saya yang saya mesemin, malah ngejutekin dan nuduh narik ATM seboros-borosnya duit.

Ngapain juga ya minta maaf , kayak orang gila. Minta maaf sama Tuhan dan teman-teman yang sempet ngurusin saya waktu saya sekut. Terutama buat elvete’, dan Rahmatullah (gilak mat, masih berkesan gua bkakak). Setelah saya baca ternyata bahkan tulisan saya tidak sedikitpun menunjuk untuk seorang manusia, kok ya. Hm, mungkin lain kali saya harus menulis yg terlihat dan menunjuk manusianya langsung kali ya, yah semoga saja opung Sapardi Djoko Damono mantan calon dosen saya bisa bangga gitu ya, liat tulisan saya nggak kaya yang nulis, setan.

Saya bukan orang yang baik, bukan juga perempuan yang lebih sedikitpun dari orang yang meneriakkan saya munafik di hari Senin saat orang-orang berpuasa. Saya cuma kecewa, dan saya terlalu memiliki harga diri untuk menonjok orang yang menguak jalan saya, atau saya terlalu kere buat nuntut ke pengadilan saat saya tahu saya dibawa-bawa dalam hal karya, saya kan punya hak cipta. Bapak Ibu saya yang ngebuat saya. Atau saya terlalu menghargai sebuah paragraf. Makanya saya cuma menulis, biar keliatan keren, biar nggak bisa ketebak, eh sok ditebak-tebak. Ah goblok. Sekarang malu sendiri kan? Belom, kata Tuhan nggak secepat itu.

Alhamdulillah ya Allah, terima kasih saya masih punya nuni, endah, hikmah,hilma, tyas, wijda,vina, yuni, koos, cr, novia, nadya, wafa, dian, dhea, rika, Irma,endah as, sarah, setiyo, ricky, rhmt, pebri, pandu, sony, fajar, pakong, jozy, vebi, ike, dwi, rapid, keriting, sule, ina, rahmatismailrenur, may, richy, panji, sms, puput, vola, dean, dio, tio, Fahrizal, Tinandes, Hendriana, Intan, dan siapapun yang saya butuhkan satu angkatan, teman-teman saya. Lebih ngerasa bersalah, gara-gara bikin riweuh keadaan sekitar. Haha dasar tukang cari perhatian.