Kamis, 01 April 2010

Waktu Posting Diliatin genk senam :8

Kelar - ipikasi
Handphone saya kadang-kadang beneran kaya yang di iklan. Terlalu smart bahkan terlalu idiot. Miris memang, sampai-sampai kayak yang punya.

Tapi saya memang miris, dan tidak sedikitpun menjadi bisu dan ingin bisu. Nggak akan ada yang bisa memberhentikan saya, sekalipun wadam ngamuk.

Rasanya butuh ke Komnas HAM, ke kantor pajak (biar sekalian ngikut trending topic), atau sekaligus ke Blogger buat minta kemutlakan tempat ini untuk saya. Males banget buat pementasan tiba-tiba dan ngeliat orang-orang dipermalukan, gara-gara www.funtisme.blogspot.com. Bijak banget, saya.

Yah, nggak papa. Yang diharapkan kan, biar saya malu dan nggak punya temen. Ya udah lah. Mengenai apa-apa yang ada di diri saya, nggak ada sedekatpun orang sama saya yang bisa menebak mengenai bentuk saya yang sebenarnya. Bukannya saya pernah bilang, saya penuh kamuflase, munafik dan sangat takabur. Saya berusaha mengulur lagi urat malu saya, setelah sekian lama tegang, kaku sama yang namanya ketarik masa-masa ujian nasional. Ah, jadi kangen panggung, mang Jana udah sepi order orkes keliling sih.

Buat saya apa ya, ya yang penting sekarang saya benar-benar tau yang benar baik buat saya insya Allah yee haha. Nggak ada gunanya buat terus berteriak, setiap orang sekarang memperhatikan saya, terserah saya memang masih butuh orang-orang di sekolah yang membalas senyum saya saat saya menyapanya, nggak kayak ibu saya yang saya mesemin, malah ngejutekin dan nuduh narik ATM seboros-borosnya duit.

Ngapain juga ya minta maaf , kayak orang gila. Minta maaf sama Tuhan dan teman-teman yang sempet ngurusin saya waktu saya sekut. Terutama buat elvete’, dan Rahmatullah (gilak mat, masih berkesan gua bkakak). Setelah saya baca ternyata bahkan tulisan saya tidak sedikitpun menunjuk untuk seorang manusia, kok ya. Hm, mungkin lain kali saya harus menulis yg terlihat dan menunjuk manusianya langsung kali ya, yah semoga saja opung Sapardi Djoko Damono mantan calon dosen saya bisa bangga gitu ya, liat tulisan saya nggak kaya yang nulis, setan.

Saya bukan orang yang baik, bukan juga perempuan yang lebih sedikitpun dari orang yang meneriakkan saya munafik di hari Senin saat orang-orang berpuasa. Saya cuma kecewa, dan saya terlalu memiliki harga diri untuk menonjok orang yang menguak jalan saya, atau saya terlalu kere buat nuntut ke pengadilan saat saya tahu saya dibawa-bawa dalam hal karya, saya kan punya hak cipta. Bapak Ibu saya yang ngebuat saya. Atau saya terlalu menghargai sebuah paragraf. Makanya saya cuma menulis, biar keliatan keren, biar nggak bisa ketebak, eh sok ditebak-tebak. Ah goblok. Sekarang malu sendiri kan? Belom, kata Tuhan nggak secepat itu.

Alhamdulillah ya Allah, terima kasih saya masih punya nuni, endah, hikmah,hilma, tyas, wijda,vina, yuni, koos, cr, novia, nadya, wafa, dian, dhea, rika, Irma,endah as, sarah, setiyo, ricky, rhmt, pebri, pandu, sony, fajar, pakong, jozy, vebi, ike, dwi, rapid, keriting, sule, ina, rahmatismailrenur, may, richy, panji, sms, puput, vola, dean, dio, tio, Fahrizal, Tinandes, Hendriana, Intan, dan siapapun yang saya butuhkan satu angkatan, teman-teman saya. Lebih ngerasa bersalah, gara-gara bikin riweuh keadaan sekitar. Haha dasar tukang cari perhatian.

0 komentar: