These are called as a truly holiday!
When you are in the car, you’ll call it as your house
Your cloths and towel hang in everywhere..
And, when the sun and it’s pals go in..
Make you in love with Mr. sweat..
You see your parents in a fight..
And you just talk with the window..
And it cheat you with the light that means it can’t protect you.
Where’s the true pal?
You out. And find the closet..
Poop out!
You just sleep and hug the pillow for a lot.
You eat, you beat, you drink..
Your mouth such as a fucking machine on your body..
And give more cholesterol..
You do..
One, the jungle. The place that no other care with you..
No place to watch Nicholas Saputra
The place give you humanity, and makes you being a real human.
Needa life.
Two, the street.. rest area.. repair you as a human..
Three, you get lot of laugh with your fucking family..
And you just want to roll on the floor,
then think about forever always live the fucking world only with them..
You are in love.
Four, a thousand star-wars stay in your hometown’s sky.
Get you know, get you believe
That heaven always be there..
Makes you be more grateful live here..
Five, the river with its huge-rocks.. and live with all ground, jungle beside it..
You get more..
When you’re in a holiday..
When touring the central Java to the east..
When ied come, when the fasting-time over..
You get life, you get more life..
Kamis, 16 September 2010
Rabu, 15 September 2010
Post It!
Sudah sekian lama semenjak saya lahir, saya baru mengerti mengapa saya begitu tolol.
Entah kenapa saya begitu ingin menuliskan ini..
Ini berarti saya belum begitu pintar menjadi seorang mahasiswa.
Lantas apa?
Saya harus memperbaikinya!
Saya tidak lagi harus beradu pada imajinasi, dan memutar jalan pikiran yang menjadi begitu tabu. Tidak ada seorangpun yang tahu. Padahal, saya menyampaikan sesuatu selama ini. Dan tololnya, tidak semua yang saya sampaikan benar-benar utuh tujuannya pada sebuah makna. Kesannya Ambigu. Saya sendiri tidak begitu tahu!
Menjadi mahasiswa harus lebih rasional. Biar terkesan pintar dan idealis. Bicara harus dengan alur dan dicerna perlahan. Berpikir logis, menggunakan perasaan jauh lebih penting. Biar tidak sekedar mendapat peran dalam interaksi, tapi juga mengontrolnya dengan baik, sehingga interaksi tersebut produktif dan efisien.
Menjadi mahasiswa saat ini tidaklagi harus terburu-buru, berpikirlah sesuka hati, hidup juga sesuka hati. Harus memiliki garis sendiri, garis penentu apakah itu cukup atau berlebih. Apakah A atau justru mendapat C nantinya. Mahasiswa harus punya batas, dan tujuan!
Perlahan saja. Semuanya akan bersedia menunggu. Bumi dan langit bersedia sama seperti dulu. Diam, dan menunggu. Mahasiswa lulus akan ditunggu. Mahasiswa yang memiliki target dan kualitas, bukan sekedar menunjukkan hal-hal yang justru tidak pantas! Bukan, bukan niat lulus terlambat, target semoga tetap 3,5 tahun!
Hal-hal yang dipikirkan harus menggunakan logis, dan ilmiah. Itulah sebabnya nanti kita akan memiliki peran lebih di masyarakat sebagai orang yang memiliki ilmu dan peradaban yang lebih di dalam diri. Jangan terlalu banyak mengumbar imajinasimu, Fenti Anasari! Jangan lagi acuh pada kalimatmu! Kalimatmu rancu!
Mari kita mengenal bangku kuliah. Se-brengsekbajingan-apapun kalimat soal-soal ujian nantinya. Bukankah itu memerluakan sebuah keahlian? Mari mengasahnya bukan lagi untuk memuaskanmu merajuk seseorang dan hanya menangisinya lewat paragraf.. tapi buktikan kalau tugas komposisi ini akan merubah semangat-hidup jadi lebih baik.
Bulan ini harus hidup sesuai jatah. Bulan ini ilmu saya harus bertambah. Bulan ini panggung tidak lagi boleh merubah nafsu-akademis saya. bulan ini sedikit saja hura-hura. Bulan ini belajar naik motor atau mobil.. bulan ini hal-hal yang dinafsuin harus terpenuhi. Bulan ini duit harus sisa buat treatment jerawat bangsat.. bulan ini harus berenang.. bulan ini harus punya agenda.. bulan ini harus lebih baik. Amin.
Entah kenapa saya begitu ingin menuliskan ini..
Ini berarti saya belum begitu pintar menjadi seorang mahasiswa.
Lantas apa?
Saya harus memperbaikinya!
Saya tidak lagi harus beradu pada imajinasi, dan memutar jalan pikiran yang menjadi begitu tabu. Tidak ada seorangpun yang tahu. Padahal, saya menyampaikan sesuatu selama ini. Dan tololnya, tidak semua yang saya sampaikan benar-benar utuh tujuannya pada sebuah makna. Kesannya Ambigu. Saya sendiri tidak begitu tahu!
Menjadi mahasiswa harus lebih rasional. Biar terkesan pintar dan idealis. Bicara harus dengan alur dan dicerna perlahan. Berpikir logis, menggunakan perasaan jauh lebih penting. Biar tidak sekedar mendapat peran dalam interaksi, tapi juga mengontrolnya dengan baik, sehingga interaksi tersebut produktif dan efisien.
Menjadi mahasiswa saat ini tidaklagi harus terburu-buru, berpikirlah sesuka hati, hidup juga sesuka hati. Harus memiliki garis sendiri, garis penentu apakah itu cukup atau berlebih. Apakah A atau justru mendapat C nantinya. Mahasiswa harus punya batas, dan tujuan!
Perlahan saja. Semuanya akan bersedia menunggu. Bumi dan langit bersedia sama seperti dulu. Diam, dan menunggu. Mahasiswa lulus akan ditunggu. Mahasiswa yang memiliki target dan kualitas, bukan sekedar menunjukkan hal-hal yang justru tidak pantas! Bukan, bukan niat lulus terlambat, target semoga tetap 3,5 tahun!
Hal-hal yang dipikirkan harus menggunakan logis, dan ilmiah. Itulah sebabnya nanti kita akan memiliki peran lebih di masyarakat sebagai orang yang memiliki ilmu dan peradaban yang lebih di dalam diri. Jangan terlalu banyak mengumbar imajinasimu, Fenti Anasari! Jangan lagi acuh pada kalimatmu! Kalimatmu rancu!
Mari kita mengenal bangku kuliah. Se-brengsekbajingan-apapun kalimat soal-soal ujian nantinya. Bukankah itu memerluakan sebuah keahlian? Mari mengasahnya bukan lagi untuk memuaskanmu merajuk seseorang dan hanya menangisinya lewat paragraf.. tapi buktikan kalau tugas komposisi ini akan merubah semangat-hidup jadi lebih baik.
Bulan ini harus hidup sesuai jatah. Bulan ini ilmu saya harus bertambah. Bulan ini panggung tidak lagi boleh merubah nafsu-akademis saya. bulan ini sedikit saja hura-hura. Bulan ini belajar naik motor atau mobil.. bulan ini hal-hal yang dinafsuin harus terpenuhi. Bulan ini duit harus sisa buat treatment jerawat bangsat.. bulan ini harus berenang.. bulan ini harus punya agenda.. bulan ini harus lebih baik. Amin.
Minggu, 05 September 2010
Event Terakhir, with beloved class B
Hello, gudnite.
I passed today with smile. I don’t know really yet, if this gonna be something fun like I found before or not. Yeap, now I know.. umh not at all. But I think, my classmates are classic lovely mates will be. They are so humble, and fun. And respected me as someone different. Oh, well that’s not important, but I felt this gonna be alrite. Cs I found normally people here, there are many my friends there, that remember their Godness. Aha! Finally.
You know, break-fasting-together is a fun thing. You can see how he/she eats, laugh, smile, hands, and more. It was totally fun, and I was not being the one that be the speaker-girl, more. Aaaaaaaaaaaaaaiiiii hope we are friends forever guys, spend our lil’ time together til’ our togetherness-graduation! :D
By the way, I start to miss you more my Eja.. :p
I passed today with smile. I don’t know really yet, if this gonna be something fun like I found before or not. Yeap, now I know.. umh not at all. But I think, my classmates are classic lovely mates will be. They are so humble, and fun. And respected me as someone different. Oh, well that’s not important, but I felt this gonna be alrite. Cs I found normally people here, there are many my friends there, that remember their Godness. Aha! Finally.
You know, break-fasting-together is a fun thing. You can see how he/she eats, laugh, smile, hands, and more. It was totally fun, and I was not being the one that be the speaker-girl, more. Aaaaaaaaaaaaaaiiiii hope we are friends forever guys, spend our lil’ time together til’ our togetherness-graduation! :D
By the way, I start to miss you more my Eja.. :p
Best fuckin Pals :*
“Aku ingat, Bu. Dina ingat pesan Ibu. Tidak peduli dibilang manja dan pengaduan, aku ingat waktu bercerita di hadapan Ibu.. aku ingat bagaimana sangaunya tangisku.”
Saya jadi ingat bagaimana rupa sahabat-sahabat saya. Di Jakarta. Saya pikir saya sudah menemukan pengganti mereka di sini. Saling ngejagain, di unexpected city ini. Saya pikir, dan saya terus berpikir..
Saya nggak niat ngomongin dari belakang atau apa. Saya sudah pernah ditunjuk sebagai orang munafik, karena dianggap ngomong belakang. Padahal semua tahu ini namanya diarytronic, you called as Blog. Anggap saja saya masih curhat. Dan, dulu rasanya kecewa banget, karena dulu saya selalu menganggap saya sayang banget sama dia. Tapi, sahabatnya ternyata sama kaya yg sekarang. Saya ternyata lebih cenderung menjaga perasaannya, ketimbang peran sebagai sesama teman yg harusnya saling menjaga perasaannya. Saya ini gampang sayang sama orang. Kalau saya peduli, selamanya saya peduli. Nggak bisa bohong kalau saya bilang, saya sudah melupakannya. Buat saya, sedikit yg kamu tunjukkan ke pada saya, selamanya saya mau tunjukkan semuanya untuk kamu.
Tapi saya sudah dewasa. Datangnya masalah seperti ini saya mulai nanggepinnya lazim dan umum terjadi. Saya mau berhati-hati. Toh, tidak semuanya harus menjadi sahabat. Saya selalu percaya sama feeling saya, saya mencoba percaya sama diri saya. Kata Mbak Kos kesayangan saya; “Temen itu kalo diajakin seneng mah,buanyak dek.. tapi coba kalo kita susah.. ada yg peduli?”. Well, nggak semuanya baik untuk saya.
Kalo sudah datang masalah, itu adalah tanda kalo apa yg kita jalani ini akan lebih spesifik. Entah menjadi semakin sayang, atau emang kita ditakdirin pisah. Kaya orang pacaran aja. Nyatanya kedewasaan itu timbulnya susah sekali saat dalam perkara. Jadi, mari kita serahkan sekarang semuanya, pada nurani. Saya percaya, suatu hari nanti kedewasaan yg terlambat itu akan membawa penyesalan mengenai yg kejadian akhir-akhir ini. Jadi, jangan ditunggu
Saya nggak ikut-ikutan kok. Rasanya, saya memang mulai sayang sama kamu, kalian, kalian berdua, kalian semua, kita semua. Tapi, saya janji nggak akan ngerepotin. Mau dianggap apa sama kalianpun, saya tetap berusaha abnormal, di hadapan kalian. Seperti hidup kita sebelumnya.
Saya bilang sama diri saya, saya mau jagain kalian sampai nanti 3 setengah tahun ke depan. Kalian bisa andalkan saya sebagai teman, sekalipun saya nggak akan pernah bisa. Saya sangat bersyukur, memiliki teman-teman yg mengagumkan pertama saya menginjak kampus, tenar barengan sebagai kelompok terheboh, jalan-jalan ke manapun dan saling ngejaga. Tau nggak, itu hal yg terindah di Solo.
Tapi setelah itu, nyatanya saya nggak bisa berharap lebih. Emang kalo seneng-seneng itu nggak cepet habisnya. Tapi masalah yang cuma seujung jari itu nggak akan pernah habis. Saya nggak akan tergantung, saya akan menggantung diri saya sendiri. Di pohon lain misalnya. Saya mau mencari pohon, yg benar-benar peduli sama gulma di kakinya, pohon yg benar-benar melindungi saya. Toh, mumpung kalian belum memberikan ilmu yg lebih, perasaan, atau rumah atau apapun yg jauh lebih berharga. You all my bestfriends, ever.
Saya jadi ingat bagaimana rupa sahabat-sahabat saya. Di Jakarta. Saya pikir saya sudah menemukan pengganti mereka di sini. Saling ngejagain, di unexpected city ini. Saya pikir, dan saya terus berpikir..
Saya nggak niat ngomongin dari belakang atau apa. Saya sudah pernah ditunjuk sebagai orang munafik, karena dianggap ngomong belakang. Padahal semua tahu ini namanya diarytronic, you called as Blog. Anggap saja saya masih curhat. Dan, dulu rasanya kecewa banget, karena dulu saya selalu menganggap saya sayang banget sama dia. Tapi, sahabatnya ternyata sama kaya yg sekarang. Saya ternyata lebih cenderung menjaga perasaannya, ketimbang peran sebagai sesama teman yg harusnya saling menjaga perasaannya. Saya ini gampang sayang sama orang. Kalau saya peduli, selamanya saya peduli. Nggak bisa bohong kalau saya bilang, saya sudah melupakannya. Buat saya, sedikit yg kamu tunjukkan ke pada saya, selamanya saya mau tunjukkan semuanya untuk kamu.
Tapi saya sudah dewasa. Datangnya masalah seperti ini saya mulai nanggepinnya lazim dan umum terjadi. Saya mau berhati-hati. Toh, tidak semuanya harus menjadi sahabat. Saya selalu percaya sama feeling saya, saya mencoba percaya sama diri saya. Kata Mbak Kos kesayangan saya; “Temen itu kalo diajakin seneng mah,buanyak dek.. tapi coba kalo kita susah.. ada yg peduli?”. Well, nggak semuanya baik untuk saya.
Kalo sudah datang masalah, itu adalah tanda kalo apa yg kita jalani ini akan lebih spesifik. Entah menjadi semakin sayang, atau emang kita ditakdirin pisah. Kaya orang pacaran aja. Nyatanya kedewasaan itu timbulnya susah sekali saat dalam perkara. Jadi, mari kita serahkan sekarang semuanya, pada nurani. Saya percaya, suatu hari nanti kedewasaan yg terlambat itu akan membawa penyesalan mengenai yg kejadian akhir-akhir ini. Jadi, jangan ditunggu
Saya nggak ikut-ikutan kok. Rasanya, saya memang mulai sayang sama kamu, kalian, kalian berdua, kalian semua, kita semua. Tapi, saya janji nggak akan ngerepotin. Mau dianggap apa sama kalianpun, saya tetap berusaha abnormal, di hadapan kalian. Seperti hidup kita sebelumnya.
Saya bilang sama diri saya, saya mau jagain kalian sampai nanti 3 setengah tahun ke depan. Kalian bisa andalkan saya sebagai teman, sekalipun saya nggak akan pernah bisa. Saya sangat bersyukur, memiliki teman-teman yg mengagumkan pertama saya menginjak kampus, tenar barengan sebagai kelompok terheboh, jalan-jalan ke manapun dan saling ngejaga. Tau nggak, itu hal yg terindah di Solo.
Tapi setelah itu, nyatanya saya nggak bisa berharap lebih. Emang kalo seneng-seneng itu nggak cepet habisnya. Tapi masalah yang cuma seujung jari itu nggak akan pernah habis. Saya nggak akan tergantung, saya akan menggantung diri saya sendiri. Di pohon lain misalnya. Saya mau mencari pohon, yg benar-benar peduli sama gulma di kakinya, pohon yg benar-benar melindungi saya. Toh, mumpung kalian belum memberikan ilmu yg lebih, perasaan, atau rumah atau apapun yg jauh lebih berharga. You all my bestfriends, ever.
Label:
Agustus 2010.,
Bestfriends-Things,
Collegianoss
Dengar!
Dengar coba dengar, ketika rintik hujan usai menyambangimu senja itu.. dan matamu tergeletak dalam penantian panjang yang hilang begitu saja..
Lalu kamu terpuruk mendengar desisan tangismu, hatimu yg membiru. Sangau dan payau. Berharap ada yg memeluk dan menggenggam lekat tangan tipismu.. dan gejolaknya berputar, putar, membayangimu. Mengotori pikiranmu, prasangka nan melangkahimu, buta!
Hidup tidak lagi terlihat adil, ada deruan hati. Tapi tidak lagi mampu kau sangkal, dia di sini. Masih ada di sini. Sampai kita mati.
Dan, kau tak lagi mampu melongok pesanku.. pesanku nan basah, meriah, di ukiran-ukiran kulitmu.. sayang, padahal aku berikan itu sepenuh hati..
Tapi elegi menahanku dan kamu.. penuh tanpa relung kosong. Hingga awan mendung di luar berbaris menunggu untuk sekedar menenangkan hatimu. Awan di luar pun ingin menenangkanmu. Memelukmu dari galau nan menghancurkanmu. Ya, sejak senja itu.
Harusnnya aku tidak membauimu, di jejak fajar itu..
Sekarang, pada tepi bulanpun aku enggan tersenyum. Aku meringis, pakis, miris. Dasar jancuk, gelegek, bajingan, buangsat.. mana bisa aku lupa! Haha *kopromenjulingkanmataberputarputarnyeburkeair*
Lalu kamu terpuruk mendengar desisan tangismu, hatimu yg membiru. Sangau dan payau. Berharap ada yg memeluk dan menggenggam lekat tangan tipismu.. dan gejolaknya berputar, putar, membayangimu. Mengotori pikiranmu, prasangka nan melangkahimu, buta!
Hidup tidak lagi terlihat adil, ada deruan hati. Tapi tidak lagi mampu kau sangkal, dia di sini. Masih ada di sini. Sampai kita mati.
Dan, kau tak lagi mampu melongok pesanku.. pesanku nan basah, meriah, di ukiran-ukiran kulitmu.. sayang, padahal aku berikan itu sepenuh hati..
Tapi elegi menahanku dan kamu.. penuh tanpa relung kosong. Hingga awan mendung di luar berbaris menunggu untuk sekedar menenangkan hatimu. Awan di luar pun ingin menenangkanmu. Memelukmu dari galau nan menghancurkanmu. Ya, sejak senja itu.
Harusnnya aku tidak membauimu, di jejak fajar itu..
Sekarang, pada tepi bulanpun aku enggan tersenyum. Aku meringis, pakis, miris. Dasar jancuk, gelegek, bajingan, buangsat.. mana bisa aku lupa! Haha *kopromenjulingkanmataberputarputarnyeburkeair*
Label:
Agustus 2010.,
Collegianoss,
Lantai Panggung
Tebak siapa 1
Dia adalah tipikal laki-laki realistis dan terdidik. Sekalipun terlihat sebenar-benarnya tolol, dan benar-benar nekat. Laki-laki nan manja, dan begitu kekanak-kanakan. Tapi sekaligus mampu menjadi sandaran, dan pelindung tangan saya yang begitu kecil di tangannya.
Laki-laki yang menyakitkan hati perempuan manapun yg tidak bisa di sampingnya. Laki-laki yang sekaligus brengsek, dan begitu menyenangkan dengan kedewasaan sementaranya. Laki-laki yang tidak pernah sekalipun berkoar mengenai sedikitpun kelebihannya. Laki-laki , yg secara tidak langsung sering juga membicarakan hal-hal yg dia hindari; membicarakan orang lain. Labil! Laki-laki yang terbiasa menjadi pribadi yg mudah bergaul dengan siapapun terutama perempuan. Laki-laki yang merasa dirinya harus sebagai dirinya, sekalipun tidak pernah sedikitpun bisa dibanggakan. Hidupnya penuh dedikasi kepada hal-hal buruk dan teman-temannya. Tidak pernah menunjukkan keseriusannya sedikitpun, sekalipun, kapanpun. Tapi mampu menjual janjinya pada siapapun. Jangan percaya padanya! Haha. Laki-laki yg setia mengantar ke wc di manapun. Oh ya, more tip, a man with his mess life not forever be a mess at all. He cares with a girl beside her, believe me, but not being trust him so much :D -> MORE EXAMPLE ; just remember Radit&Jani.
Laki-laki yg mampu mendewasakan saya. Laki-laki yang mengajarkan saya bahwa kedewasaan adalah hasil ciptaan diri sendiri. Bukan lagi mengenai penantian, bukan lagi mengenai termehek-mehek pada satu cinta dan terus seperti orang-orang yang hanya memiliki satu harapan dalam hidupnya, sekalipun sudah terikat. Bukan, bukan mengenai ketidak setiaan yg saya petik, tapi mengenai menyudahi perasaan terpendam dan tidak berguna menunggu seseorang yang mustahil untuk ditunggu. Rasanya, saya seperti memiliki dia, dan yg lain. Saya tidak perlu berharap kembali kepada Tuan Karma, meskipun cinta saya nggak akan habis buat dia, si Tuan Karmanya loh!
Jangan pernah berharap kepada tipikal seperti ini, dia tidak akan memberikan sedikitpun kesetiaan kepadamu, perempuan! Sekalipun bersamanya, terlihat seperti berada pada rasa aman ketika memeluk tangan kurus kekarnya, atau tubuh ceking yang menjagamu di pelukannya yg erat, dan tidak berhenti mengusap kepalamu. Cukup janjikan, kalau saya ada di sini selamanya buat kamu. Saya, perempuan temanmu hari ini dan besok. Sahabat bermain dan tertawa, dan dapat kau ceritakan apa saja. Segala jenis bir sampai es teller, dan sebagainya. Cukup pegang tangannya, dan dia menggenggam tangan saya.
Eh, Tolong ya, ini kisah lama. Jangan ada yang cemburu-cemburuan :p ROTFL*
Watch out girl! even you really love his pefume so muchhhhhhh, muaaaaaaaach :*
and I am finally, totally wrong at all about him. He's not a good man at all
Laki-laki yang menyakitkan hati perempuan manapun yg tidak bisa di sampingnya. Laki-laki yang sekaligus brengsek, dan begitu menyenangkan dengan kedewasaan sementaranya. Laki-laki yang tidak pernah sekalipun berkoar mengenai sedikitpun kelebihannya. Laki-laki , yg secara tidak langsung sering juga membicarakan hal-hal yg dia hindari; membicarakan orang lain. Labil! Laki-laki yang terbiasa menjadi pribadi yg mudah bergaul dengan siapapun terutama perempuan. Laki-laki yang merasa dirinya harus sebagai dirinya, sekalipun tidak pernah sedikitpun bisa dibanggakan. Hidupnya penuh dedikasi kepada hal-hal buruk dan teman-temannya. Tidak pernah menunjukkan keseriusannya sedikitpun, sekalipun, kapanpun. Tapi mampu menjual janjinya pada siapapun. Jangan percaya padanya! Haha. Laki-laki yg setia mengantar ke wc di manapun. Oh ya, more tip, a man with his mess life not forever be a mess at all. He cares with a girl beside her, believe me, but not being trust him so much :D -> MORE EXAMPLE ; just remember Radit&Jani.
Laki-laki yg mampu mendewasakan saya. Laki-laki yang mengajarkan saya bahwa kedewasaan adalah hasil ciptaan diri sendiri. Bukan lagi mengenai penantian, bukan lagi mengenai termehek-mehek pada satu cinta dan terus seperti orang-orang yang hanya memiliki satu harapan dalam hidupnya, sekalipun sudah terikat. Bukan, bukan mengenai ketidak setiaan yg saya petik, tapi mengenai menyudahi perasaan terpendam dan tidak berguna menunggu seseorang yang mustahil untuk ditunggu. Rasanya, saya seperti memiliki dia, dan yg lain. Saya tidak perlu berharap kembali kepada Tuan Karma, meskipun cinta saya nggak akan habis buat dia, si Tuan Karmanya loh!
Jangan pernah berharap kepada tipikal seperti ini, dia tidak akan memberikan sedikitpun kesetiaan kepadamu, perempuan! Sekalipun bersamanya, terlihat seperti berada pada rasa aman ketika memeluk tangan kurus kekarnya, atau tubuh ceking yang menjagamu di pelukannya yg erat, dan tidak berhenti mengusap kepalamu. Cukup janjikan, kalau saya ada di sini selamanya buat kamu. Saya, perempuan temanmu hari ini dan besok. Sahabat bermain dan tertawa, dan dapat kau ceritakan apa saja. Segala jenis bir sampai es teller, dan sebagainya. Cukup pegang tangannya, dan dia menggenggam tangan saya.
Eh, Tolong ya, ini kisah lama. Jangan ada yang cemburu-cemburuan :p ROTFL*
Watch out girl! even you really love his pefume so muchhhhhhh, muaaaaaaaach :*
and I am finally, totally wrong at all about him. He's not a good man at all
Update about my last life
Ehem.. ehem.
That’s I am trying to share you something awesome. Whoops.. actually these are about more than something. I had got many trips here :D
I am not yet totally trip-er or even a backpacker like I wish before. I just visited places that we thought they would be alrite when we visit at that time. The places that me and my pals have visited are about suddenly there in our minds. My buddies thought that around Surakarta in the midnite was better than we home, so we just went and did it. Ngarsopuro, Manahan, Laweyan, til’ I went to Boyolali. That’s a life. You just do what you wanna do, and perfectly they are what you dreamt before and they happened in your life!
I was dreaming about traveling all part of Java, then my country, then all the world. Amin. So I considered to next my studying-life out of my birth city. I started to find somewhere that I could be someone that do my dreams. I got PTN here, Surakarta. And the major was really what I want. I live my life all alone without beloved mom-ster, Ayah, or metlek, pience, teater 35, sligro, lhb,him, or anyone else. I started to check my self, if I got better condition, or might be the worst. But I made my self sure, that life just like rite now. You start to believe, and do it by your self. You are not depend to anyone. You control your life.
I went to Sarangan, Tawangmangu. And just guess what I got? A heaven. A place that I wish I can spend my time with my future husband, there someday with our kids :D. I canceled to Grojogan Sewu, even that place so much in good condition to make a better life, cause its view. Buttttt, my pals just refused it, it’s too contradiction tiredly to be there at that time(we went there by motorcycle, it’s about 2 hours from Surakarta). But, I was so much happy. And, fyi.. it’s so much better than Puncak or Bandung. Tawangmangu is specificly the best, than they both. And the place give you more cheapest cost for everything. Villa with 3 rooms just only Rp 300.000, hell.. I remembered Puncak. How much I must pay more?
I am not really understand about this city too much. But, I will. I will getting know about other city too. I’ll be there soon, and.. ummh okay.. I will pass my college soon, too mom :)
Thank God. They’re so much the best for me rite now. Thank you too, for gave me Monumen Pers, as my first beloved gank, here :D. Thank God, I wish we can keep each other forever. Amin. Thank you for the trips, thank you for the School, thank you for everything You give to me.. Make me more grateful to You, ya Allah amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin :*
That’s I am trying to share you something awesome. Whoops.. actually these are about more than something. I had got many trips here :D
I am not yet totally trip-er or even a backpacker like I wish before. I just visited places that we thought they would be alrite when we visit at that time. The places that me and my pals have visited are about suddenly there in our minds. My buddies thought that around Surakarta in the midnite was better than we home, so we just went and did it. Ngarsopuro, Manahan, Laweyan, til’ I went to Boyolali. That’s a life. You just do what you wanna do, and perfectly they are what you dreamt before and they happened in your life!
I was dreaming about traveling all part of Java, then my country, then all the world. Amin. So I considered to next my studying-life out of my birth city. I started to find somewhere that I could be someone that do my dreams. I got PTN here, Surakarta. And the major was really what I want. I live my life all alone without beloved mom-ster, Ayah, or metlek, pience, teater 35, sligro, lhb,him, or anyone else. I started to check my self, if I got better condition, or might be the worst. But I made my self sure, that life just like rite now. You start to believe, and do it by your self. You are not depend to anyone. You control your life.
I went to Sarangan, Tawangmangu. And just guess what I got? A heaven. A place that I wish I can spend my time with my future husband, there someday with our kids :D. I canceled to Grojogan Sewu, even that place so much in good condition to make a better life, cause its view. Buttttt, my pals just refused it, it’s too contradiction tiredly to be there at that time(we went there by motorcycle, it’s about 2 hours from Surakarta). But, I was so much happy. And, fyi.. it’s so much better than Puncak or Bandung. Tawangmangu is specificly the best, than they both. And the place give you more cheapest cost for everything. Villa with 3 rooms just only Rp 300.000, hell.. I remembered Puncak. How much I must pay more?
I am not really understand about this city too much. But, I will. I will getting know about other city too. I’ll be there soon, and.. ummh okay.. I will pass my college soon, too mom :)
Thank God. They’re so much the best for me rite now. Thank you too, for gave me Monumen Pers, as my first beloved gank, here :D. Thank God, I wish we can keep each other forever. Amin. Thank you for the trips, thank you for the School, thank you for everything You give to me.. Make me more grateful to You, ya Allah amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin :*
Oh, Klasik!
Pernah dengar kisah klasik?
Ketika kamu hadir di hamparan aspal, debu jalanan..
Di antara Jogya menuju Sala..
Dayuan relung-relung pagi menyambut..
Dan hatimu segera terjuntai,
Disambut lampu jalanan, semerbak dan menggoyahkan tatapanmu..
Pada sejarah kota, yang diiringi jazz melankolis.
Berjalan, terus sampai ujungnya tak lagi kau temui..
Dan pikiran kotor mendapatkanmu sedang bertelanjang,
Menghadap hamparan kota yg kau jajahi..
Kau dekap, dan penuh harap..
Sedikit memberikan pagi yang damai, di antara nafsumu yg terbias..
Ketika kamu hadir di hamparan aspal, debu jalanan..
Di antara Jogya menuju Sala..
Dayuan relung-relung pagi menyambut..
Dan hatimu segera terjuntai,
Disambut lampu jalanan, semerbak dan menggoyahkan tatapanmu..
Pada sejarah kota, yang diiringi jazz melankolis.
Berjalan, terus sampai ujungnya tak lagi kau temui..
Dan pikiran kotor mendapatkanmu sedang bertelanjang,
Menghadap hamparan kota yg kau jajahi..
Kau dekap, dan penuh harap..
Sedikit memberikan pagi yang damai, di antara nafsumu yg terbias..
Label:
Agustus 2010.,
Lantai Panggung
My Jazz
Aku suka sekali music jazz. Aku suka sekali ketika ia mengaliriku.
Rasanya aliran darahku mengalir lebih deras, lebih jelas.
Tubuhku menari di apungan rasa tenang, yg menjadikan aku lebih baik.
Aku suka sekali music jazz. Aku suka sekali ketika ia menahanku.
Seakan hatiku bertolak padamu, bermimpi kehidupan yg lebih damai..
Menjadikan melankolis terdengar lebih eksklusif dan miris..
Menjadikan aku bernyanyi di dalam hati.
Menggabungkan piano, bass yang lincah, dan saxophone mendayu-dayu mengiringi.. nan gitarnya berderik-derik dengan irama yg tertahan, kemudian dilekati kembali debuhan drum-drum yg bergemerincing. Jadi satu, ketika terdengar vocal yang mendayu-dayu tapi tetap padu menjadikan aku. Jazz menjadikan yg sebenarnya diriku.
Jazz melukiskan aku di sebuah paragraph indah. Jazz adalah mengenai diriku, dan hidupku. Jazz nyanyianku tiap pagi. Jazz, ketika aku menemukan rangkaian yg tepat disebutkan sebagai music, dan menggambarkan hatiku sebenarnya. Sama ketika aku mendengar beat hip-hop atau yang menyemangatiku. Tapi jazz punya cara sendiri, cara klasik yg menidurkan aku, yang membangunkanku, yg melengkapi sedihnya aku, yang bla.. bla.. bla..
Rasanya aliran darahku mengalir lebih deras, lebih jelas.
Tubuhku menari di apungan rasa tenang, yg menjadikan aku lebih baik.
Aku suka sekali music jazz. Aku suka sekali ketika ia menahanku.
Seakan hatiku bertolak padamu, bermimpi kehidupan yg lebih damai..
Menjadikan melankolis terdengar lebih eksklusif dan miris..
Menjadikan aku bernyanyi di dalam hati.
Menggabungkan piano, bass yang lincah, dan saxophone mendayu-dayu mengiringi.. nan gitarnya berderik-derik dengan irama yg tertahan, kemudian dilekati kembali debuhan drum-drum yg bergemerincing. Jadi satu, ketika terdengar vocal yang mendayu-dayu tapi tetap padu menjadikan aku. Jazz menjadikan yg sebenarnya diriku.
Jazz melukiskan aku di sebuah paragraph indah. Jazz adalah mengenai diriku, dan hidupku. Jazz nyanyianku tiap pagi. Jazz, ketika aku menemukan rangkaian yg tepat disebutkan sebagai music, dan menggambarkan hatiku sebenarnya. Sama ketika aku mendengar beat hip-hop atau yang menyemangatiku. Tapi jazz punya cara sendiri, cara klasik yg menidurkan aku, yang membangunkanku, yg melengkapi sedihnya aku, yang bla.. bla.. bla..
Label:
Agustus 2010.,
Lantai Panggung
Semoga masih ada..
Setidaknya masih ada laki-laki bermoral, cerdas, kritis, sederhana, sekaligus fanatik sama Allah di luar sana. Lantas, kenapa gue harus terpekur sama yg berada di lawannya. Gue cuma labil, dan belum terbiasa. Gue terlalu perfeksionis, dan nggak bisa ditinggal pergi. Gue terpaku, tapi selalu ingin lari. Gue tipikal setia yang gampang jatuh cinta.
Gue adalah segalanya hal mengenai kelabilan yg anda ketahui ada di dunia ini.
Gue adalah pribadi yang mengagumi hal-hal di luar materi sekaligus. Menurut gue tipikal klasik yg lembut seperti mas ceper temen baru gue adalah tipikal laki-laki yg baik. Fisiklinya kayak mas vidi, diam tapi tidak selalu diam, dan taat beragama. Keliatan dewasanya, dan punya prinsip, sekaligus bermasa depan. Tapi, karena mereka sudah punya pendamping syalalanya, dan terlebih mereka adalah mas-masnya gue, jadi gue haram jatuh cinta sama mereka!
Tipikal sederhana kayak senior berkalung slr lebih baik lagi.
Rasa-rasanya gue emang terlihat lebih tolol kalau sudah masuk ke dalam jenjang serius. Tapi gue selalu ingin serius, gimana dongs?
Hai, Nyonya Waktu.. bisakah anda datang segera?
Gue adalah segalanya hal mengenai kelabilan yg anda ketahui ada di dunia ini.
Gue adalah pribadi yang mengagumi hal-hal di luar materi sekaligus. Menurut gue tipikal klasik yg lembut seperti mas ceper temen baru gue adalah tipikal laki-laki yg baik. Fisiklinya kayak mas vidi, diam tapi tidak selalu diam, dan taat beragama. Keliatan dewasanya, dan punya prinsip, sekaligus bermasa depan. Tapi, karena mereka sudah punya pendamping syalalanya, dan terlebih mereka adalah mas-masnya gue, jadi gue haram jatuh cinta sama mereka!
Tipikal sederhana kayak senior berkalung slr lebih baik lagi.
Rasa-rasanya gue emang terlihat lebih tolol kalau sudah masuk ke dalam jenjang serius. Tapi gue selalu ingin serius, gimana dongs?
Hai, Nyonya Waktu.. bisakah anda datang segera?
August 27, 2010
Saya udah resmi jadi mahasiswi. Kuliah udah, punya temen udah, sahabat udah, kosan udah, keliling Surakarta udah, dan lain-lain. Ternyata hidup gak totally changed or you called easier.. ada hal-hal yg saya sendiri ngerasanya gak pernah dibuat masalah, tapi ada aja masalah. Terutama kalo udah nyangkut perasaan. Fuck.
Buat saya, mandi juga adalah jawaban atas semua pertanyaan hari ini. Dengan mandi saya merefleksikan tubuh saya. Tubuh saya tanpa apa-apa, tanpa mereka, dan bila (tidak mungkin) tanpa Allah SWT. Well, yang perlu saya bangun kembali mengenai diri saya adalah, kunci dari semua keberhasilan diri, dan begitu yakin mengatakan bahwa kita cukup bahagia adalah bersyukur. Nggak akan ada yg mungkin saya dapatkan di dunia ini selain kata dan perasaan itu.
Coba lihat, untuk mencapai pada sebuah posisi yg begitu saya inginkan seperti ini bahkan saya belum merasa cukup. Ada aja.. ya nyesel karena saya bego nggak bisa naik motor lah, ya nggak puas sama staff kuliahan, atau bahkan kesalahan dari diri sendiri yang suka suudzon , nggak sabaran, dan bla..bla.. parah kan?
Tapi di sisi lain. Ya Allah, ckck banyak banget yg saya udah dapetin selama ini. Kenapa ya bersyukur itu jarang datengnya, saya jadi susah kontrol iman saya, nafsu saya, dan segalanya yg ada pada saya. :”(
Dengan bersyukur, kita bisa mendapatkan segalanya di dunia ini. Percaya sama saya, hal-hal cere yg kita lewati dengan perasaan bersyukur jauh lebih nikmat ketimbang segala harga mahal yg kita bayar untuk segala kemewahan atau kenikmatan yg kita dapatkan dengan remeh, sia-sia.
Hidup masih susah buat saya.. kata-kata dosen masih sulit saya mengerti. Bahkan pokok masalah yg sudah dirangkum menjadi sebuah soal pun, saya harus memiliki indikator sendiri untuk mengerjakannya. Saya baca sebanyak 3 kali, lalu saya buat rangkumannya sendiri (bayangin aja anak kuliah satu soal satu paragraf), lalu kira-kira kalau nanti saya males baca saya akan googling, lalu kira-kira nanti saya baca 2 kali, saya tulis di catatan, saya baru berani diskusi, lalu.. saya ketik, print, dan nyampe di pak dosen :(
Kuliah susah, saya butuh Bu Sri atau Mak Atik, yg ngurusin saya. Sampe saya inget dulu saking bengalnya saya disuruh keluar dari Teater 35 dan masuk Rohis 35, dan ngebayangin jilbaban dan berkosidah di masa SMA… atau mengenai hal cere-cere yg sampe di smsin tiap malem biar inget, sama mereka :(
Kuliah temen-temennya nggak mbakteng kaya LHB, LVT, atau mbakteng pience, atau JDC, Sligro. Kita semua di sini sama-sama sok dewasa dan belajar cari jati diri dengan cara masing-masing, yang sangat menyulitkan buat adaptasi dari masa manis manja SMA, yang susah banget nebak tipe-tipe laki-laki, banci, dan perawan di sini. Hey, saya bekerja sampingan sebagai antropolog amatiran lho~ nggak punya SLR, captured hidup di sini pake perasaan dan pikiran sama tulisan bae lah ya.
Tapi, hidup seperti ini mengembalikan pikiran kita untuk menjadi manusia. Menjadi manusia yg mengerti kalo hidup nggak sekedar ngadah, tapi bagaimana bertahan dengan tidak sekedar mengadah. Wish me luck ya people, I wish you too the best, amin.. :)
Jangan lupa bersyukur mengenai apa yang kita dapatkan hari ini. God give us the Blessing perfectly..
Buat saya, mandi juga adalah jawaban atas semua pertanyaan hari ini. Dengan mandi saya merefleksikan tubuh saya. Tubuh saya tanpa apa-apa, tanpa mereka, dan bila (tidak mungkin) tanpa Allah SWT. Well, yang perlu saya bangun kembali mengenai diri saya adalah, kunci dari semua keberhasilan diri, dan begitu yakin mengatakan bahwa kita cukup bahagia adalah bersyukur. Nggak akan ada yg mungkin saya dapatkan di dunia ini selain kata dan perasaan itu.
Coba lihat, untuk mencapai pada sebuah posisi yg begitu saya inginkan seperti ini bahkan saya belum merasa cukup. Ada aja.. ya nyesel karena saya bego nggak bisa naik motor lah, ya nggak puas sama staff kuliahan, atau bahkan kesalahan dari diri sendiri yang suka suudzon , nggak sabaran, dan bla..bla.. parah kan?
Tapi di sisi lain. Ya Allah, ckck banyak banget yg saya udah dapetin selama ini. Kenapa ya bersyukur itu jarang datengnya, saya jadi susah kontrol iman saya, nafsu saya, dan segalanya yg ada pada saya. :”(
Dengan bersyukur, kita bisa mendapatkan segalanya di dunia ini. Percaya sama saya, hal-hal cere yg kita lewati dengan perasaan bersyukur jauh lebih nikmat ketimbang segala harga mahal yg kita bayar untuk segala kemewahan atau kenikmatan yg kita dapatkan dengan remeh, sia-sia.
Hidup masih susah buat saya.. kata-kata dosen masih sulit saya mengerti. Bahkan pokok masalah yg sudah dirangkum menjadi sebuah soal pun, saya harus memiliki indikator sendiri untuk mengerjakannya. Saya baca sebanyak 3 kali, lalu saya buat rangkumannya sendiri (bayangin aja anak kuliah satu soal satu paragraf), lalu kira-kira kalau nanti saya males baca saya akan googling, lalu kira-kira nanti saya baca 2 kali, saya tulis di catatan, saya baru berani diskusi, lalu.. saya ketik, print, dan nyampe di pak dosen :(
Kuliah susah, saya butuh Bu Sri atau Mak Atik, yg ngurusin saya. Sampe saya inget dulu saking bengalnya saya disuruh keluar dari Teater 35 dan masuk Rohis 35, dan ngebayangin jilbaban dan berkosidah di masa SMA… atau mengenai hal cere-cere yg sampe di smsin tiap malem biar inget, sama mereka :(
Kuliah temen-temennya nggak mbakteng kaya LHB, LVT, atau mbakteng pience, atau JDC, Sligro. Kita semua di sini sama-sama sok dewasa dan belajar cari jati diri dengan cara masing-masing, yang sangat menyulitkan buat adaptasi dari masa manis manja SMA, yang susah banget nebak tipe-tipe laki-laki, banci, dan perawan di sini. Hey, saya bekerja sampingan sebagai antropolog amatiran lho~ nggak punya SLR, captured hidup di sini pake perasaan dan pikiran sama tulisan bae lah ya.
Tapi, hidup seperti ini mengembalikan pikiran kita untuk menjadi manusia. Menjadi manusia yg mengerti kalo hidup nggak sekedar ngadah, tapi bagaimana bertahan dengan tidak sekedar mengadah. Wish me luck ya people, I wish you too the best, amin.. :)
Jangan lupa bersyukur mengenai apa yang kita dapatkan hari ini. God give us the Blessing perfectly..
Antropologi
Ada laki-laki yg kuliah antropologi dengan tipikal wajah tampan, cerdas, dan rajin sholat, malam ini? Mau saya nikahin deh, mau saya tanya-tanya, sejuta pertanyaan sudah saya simpan.
Saya mengalami hidup yang baru, hidup menjadikan saya sampai detik ini. Hidup yg me-muka-dua-kan saya. Ya Allah amit-amit. Ini hanya sekedar sharing, mungkin yg kalian alami adalah sama seperti yg saya alamin, sekarang dan sebelumnya. Well, tepatnya adalah betapa pentingnya arti domisili, asal kita. Bagaimana image yg terbentuk dalam diri kita, dan seperti apa pandangan yg terlihat dari cerminan diri kita. Yang lebih penting lagi, pandangan kita tehadap pandangan orang lain mengenai kita.
Kalo masalah khianat-khianatan, saya udah makan asem garem kali ya. Sahabat saya subjek pelakunya, dan saya objek nangisnya, dulu. Tapi, siapa tahu di dunia baru saya ini.. begitu banyak calon-calon pengkhianat yang bertebaran di sekitar. Saya sih baru sekedar ber-pendapat sekaligus cuma menyampaikan ke-suudzonan saya, tapi semua teman-teman setuju. Dan kita mengacung jadi satu!
Tapi saya berharap nggak ada lagi khianat-khianatan kepada diri saya.
Yang saya nggak habis pikir adalah, bagaimana sebisa mungkin mereka bisa menjadi sehalus itu. Dalam kata lain, segala rahasia yg mereka bicarakan nggak sempat terdengar sama objeknya. Padahal, kita dalam satu kota yg kecil, dan mengaku kenal semua orang yang teman kita kenal.
Karena saya terbiasa bicara, saya akan bicara. Karena saya juga ada turunan, mungkinkah saya juga akan bermuka dua. Sama saja, tho? Buat saya pribadi, saya cenderung ke pilihan yg pertama, saya tipikal orang yang gak tahan sama grasak-grusuk di belakang saya, mendingan saya nangis kojot-kojot di depan orang yg ngomongin saya sekaligus.. daripada masalahnya kesimpen terus.
Domisili jawabannya. Ketika kita berasal dari bumi yang sama, kita akan bicara mengenai hal-hal yg cenderung sama, sekalipun itu cenderung jauh dan nggak ada hubungannya, tapi pasti ada kesamaan yg tidak disengaja yg ngejadiin itu semua otomatis sama. Pikiran orang-orang yg terlatih berpikir, melihat, bicara, membaca, menilai, itu berbeda sama sekali dengan pikiran orang-orang yg sekedar memiliki materi dan mengandalkan segala pengalaman ikan cere. Sama busuknya saya ngomongin mereka. Oh, bodo amat. Di bumi Betawi, hidup adalah pembicaraan.. jaga bacot di depan orang-orang yg bener dianggep kudu disopanin aje, brur. Makanya kalau mau dihargai, hidup itu harus menghargai hidup orang lain.
Buat saya, semua yg ditunjukkan kepada saya.. nggak ada yang lebih baik, anak orang kaya lah, mobil lima lah, rumah sepuluh, bla..bla..bla.. ketimbang saya menemukan orang-orang yg sebenar-benarnya ada buat saya kalo saya sakit dan butuh mereka. Orang-orang yang masih bisa dipercaya, orang-orang berotak dan memiliki wawasan masa depan (robotkaliya), it’s okey, sekalipun nggak ada yg dia punya. Saya janjiin diri saya buat selalu ada untuk dia. Dia punya saya. Dan, sekalipun saya ngga punya apa-apa, nggak berotak, nggak bermoral, dan sebagaimanapun, saya selalu janjiin orang yg saya pilih.. saya ada selamanya buat dia. Swear.
Padahal, saya menyukai laki-laki tipe orang Solo, lembut, halus, dan berbudaya Jawa yang gimaanaaa gitu. Ngalus lah ya pokoknya, hidupnya teratur. Tapi, sangat disayangkan kalau budaya bicara di belakangnya masih kuat. Medingan saya nikah sama reman Petamburan sekaligus.
Yang saya ingin tanyakan pada suami antropologi malam ini adalah, benarkah kehalusan budi itu cukup ditunjukkan dengan bentuk senyuman sok halus di muka? Lalu bagaimana mengenai segala hal baik yg dibutuhkan di belakangnya? Patutkah saya kembali percaya? Padahal saya sayang banget sama mereka. Tapi saya takut, saya takut menjual diri saya. Karena diri saya separuhnya adalah terdiri dari serpihan-serpihan payau sisa percaya saya. Saya ingin percaya pada siapapun yg percaya sama saya.
Sayangnya tidak ada satupun mahasiswa antropologi yg mendengar saya. Ya sudah kita bercerai saja sama perasaan. Dan beradu cinta dengan bantal. Selamat tidur!
Saya mengalami hidup yang baru, hidup menjadikan saya sampai detik ini. Hidup yg me-muka-dua-kan saya. Ya Allah amit-amit. Ini hanya sekedar sharing, mungkin yg kalian alami adalah sama seperti yg saya alamin, sekarang dan sebelumnya. Well, tepatnya adalah betapa pentingnya arti domisili, asal kita. Bagaimana image yg terbentuk dalam diri kita, dan seperti apa pandangan yg terlihat dari cerminan diri kita. Yang lebih penting lagi, pandangan kita tehadap pandangan orang lain mengenai kita.
Kalo masalah khianat-khianatan, saya udah makan asem garem kali ya. Sahabat saya subjek pelakunya, dan saya objek nangisnya, dulu. Tapi, siapa tahu di dunia baru saya ini.. begitu banyak calon-calon pengkhianat yang bertebaran di sekitar. Saya sih baru sekedar ber-pendapat sekaligus cuma menyampaikan ke-suudzonan saya, tapi semua teman-teman setuju. Dan kita mengacung jadi satu!
Tapi saya berharap nggak ada lagi khianat-khianatan kepada diri saya.
Yang saya nggak habis pikir adalah, bagaimana sebisa mungkin mereka bisa menjadi sehalus itu. Dalam kata lain, segala rahasia yg mereka bicarakan nggak sempat terdengar sama objeknya. Padahal, kita dalam satu kota yg kecil, dan mengaku kenal semua orang yang teman kita kenal.
Karena saya terbiasa bicara, saya akan bicara. Karena saya juga ada turunan, mungkinkah saya juga akan bermuka dua. Sama saja, tho? Buat saya pribadi, saya cenderung ke pilihan yg pertama, saya tipikal orang yang gak tahan sama grasak-grusuk di belakang saya, mendingan saya nangis kojot-kojot di depan orang yg ngomongin saya sekaligus.. daripada masalahnya kesimpen terus.
Domisili jawabannya. Ketika kita berasal dari bumi yang sama, kita akan bicara mengenai hal-hal yg cenderung sama, sekalipun itu cenderung jauh dan nggak ada hubungannya, tapi pasti ada kesamaan yg tidak disengaja yg ngejadiin itu semua otomatis sama. Pikiran orang-orang yg terlatih berpikir, melihat, bicara, membaca, menilai, itu berbeda sama sekali dengan pikiran orang-orang yg sekedar memiliki materi dan mengandalkan segala pengalaman ikan cere. Sama busuknya saya ngomongin mereka. Oh, bodo amat. Di bumi Betawi, hidup adalah pembicaraan.. jaga bacot di depan orang-orang yg bener dianggep kudu disopanin aje, brur. Makanya kalau mau dihargai, hidup itu harus menghargai hidup orang lain.
Buat saya, semua yg ditunjukkan kepada saya.. nggak ada yang lebih baik, anak orang kaya lah, mobil lima lah, rumah sepuluh, bla..bla..bla.. ketimbang saya menemukan orang-orang yg sebenar-benarnya ada buat saya kalo saya sakit dan butuh mereka. Orang-orang yang masih bisa dipercaya, orang-orang berotak dan memiliki wawasan masa depan (robotkaliya), it’s okey, sekalipun nggak ada yg dia punya. Saya janjiin diri saya buat selalu ada untuk dia. Dia punya saya. Dan, sekalipun saya ngga punya apa-apa, nggak berotak, nggak bermoral, dan sebagaimanapun, saya selalu janjiin orang yg saya pilih.. saya ada selamanya buat dia. Swear.
Padahal, saya menyukai laki-laki tipe orang Solo, lembut, halus, dan berbudaya Jawa yang gimaanaaa gitu. Ngalus lah ya pokoknya, hidupnya teratur. Tapi, sangat disayangkan kalau budaya bicara di belakangnya masih kuat. Medingan saya nikah sama reman Petamburan sekaligus.
Yang saya ingin tanyakan pada suami antropologi malam ini adalah, benarkah kehalusan budi itu cukup ditunjukkan dengan bentuk senyuman sok halus di muka? Lalu bagaimana mengenai segala hal baik yg dibutuhkan di belakangnya? Patutkah saya kembali percaya? Padahal saya sayang banget sama mereka. Tapi saya takut, saya takut menjual diri saya. Karena diri saya separuhnya adalah terdiri dari serpihan-serpihan payau sisa percaya saya. Saya ingin percaya pada siapapun yg percaya sama saya.
Sayangnya tidak ada satupun mahasiswa antropologi yg mendengar saya. Ya sudah kita bercerai saja sama perasaan. Dan beradu cinta dengan bantal. Selamat tidur!
Genk To - Lol ;*
Eh, I was officially a UNS-er!
Akhirnya saya jadi mahasiswa, dan bagusnya saya juga usai melewati masa ospek fakultas yg ngebosenin abis. Gak ada hal lain, selain ngedengerin dan duduk sampe pantat tepos. Belom lagi pas digalakinnya, ah sama gue ngelantik anak teater lebih serem gua kali ya.. hmm. Cuma emang ribet banget sih peraturan dan syaratnya. Belom lagi ospek universitas, dan ospek jurusan nanti :(
Dan, bagian yg paling menyenangkannya adalah saya ketemu Genk tolol swadana, macem kelompok Monumen Pers. Orang-orang yang bikin saya shock setengah mati di dalem hati. Masih ada ya orang yang begitu cocoknya sama saya macem mereka. Sama-sama masuk UNS lewat jalur swadana, sampe kita menghina jaket almamater kita sebagai yang termahal, jaket 33 juta @_____@. Terus, kita semua tololnya sama-sama begok dan antipati banget denger-denger ceramah di depan. Ujung-ujungnya kalo dapet tugas jadi saling nanya.
Hari pertama, di rumah Della. Semuanya sudah tersadar kalo kita itu jodoh deh kayaknya. Hari pertama, menjelang hari kedua itu juga akhirnya saya bisa ngerasa bersyukur banget di Solo untuk yg kedua kalinya setelah jadi mahasiswi Fisip Komunikasi UNS. Well, keliling Surakarta sampe subuh adalah hal yang terbaik saya rasakan dalam hidup saya. Terbaik lagi, pas paginya saya dapetin Ocha. Terus ketemu mas Ceper, ketemu Mpritah, Askasuw, ketemu Jenengan Diah, Icha, Dio, Widy, Domino, VidiAldiano, Adit, AP, Karis, Dela, dan lain-lain. I wish, we are bestfriends forever, guys :)
Next, mereka adalah teman-teman terbaik. Baru kenal, saya udah langsung kenal Solo karena mereka. Di bawa keliling, nonton, konvoi, ngedevil buka bersama, karokean, wisata kuliner sampe Subuh, belanja, ngetawain orang, tukar budaya, terus ya kita semua jatuhnya ngeloyal abis bin setia banget. Kayaknya kita udah temenan dari SMA, dan berusaha saling ngejaga masing-masing. 3 hari bisa ngelakuin kegiatan sebanyak itu.
But, we have dreams!
Mau jadi pengusaha, mau lulus umur 23, mau jadi polisi, mau jadi sarjana social, mau jadi musisi, mau jadi bla.. bla.. bla.. So, we’ll get it together! I wish.. wish wish ya Allah :’)
Akhirnya saya jadi mahasiswa, dan bagusnya saya juga usai melewati masa ospek fakultas yg ngebosenin abis. Gak ada hal lain, selain ngedengerin dan duduk sampe pantat tepos. Belom lagi pas digalakinnya, ah sama gue ngelantik anak teater lebih serem gua kali ya.. hmm. Cuma emang ribet banget sih peraturan dan syaratnya. Belom lagi ospek universitas, dan ospek jurusan nanti :(
Dan, bagian yg paling menyenangkannya adalah saya ketemu Genk tolol swadana, macem kelompok Monumen Pers. Orang-orang yang bikin saya shock setengah mati di dalem hati. Masih ada ya orang yang begitu cocoknya sama saya macem mereka. Sama-sama masuk UNS lewat jalur swadana, sampe kita menghina jaket almamater kita sebagai yang termahal, jaket 33 juta @_____@. Terus, kita semua tololnya sama-sama begok dan antipati banget denger-denger ceramah di depan. Ujung-ujungnya kalo dapet tugas jadi saling nanya.
Hari pertama, di rumah Della. Semuanya sudah tersadar kalo kita itu jodoh deh kayaknya. Hari pertama, menjelang hari kedua itu juga akhirnya saya bisa ngerasa bersyukur banget di Solo untuk yg kedua kalinya setelah jadi mahasiswi Fisip Komunikasi UNS. Well, keliling Surakarta sampe subuh adalah hal yang terbaik saya rasakan dalam hidup saya. Terbaik lagi, pas paginya saya dapetin Ocha. Terus ketemu mas Ceper, ketemu Mpritah, Askasuw, ketemu Jenengan Diah, Icha, Dio, Widy, Domino, VidiAldiano, Adit, AP, Karis, Dela, dan lain-lain. I wish, we are bestfriends forever, guys :)
Next, mereka adalah teman-teman terbaik. Baru kenal, saya udah langsung kenal Solo karena mereka. Di bawa keliling, nonton, konvoi, ngedevil buka bersama, karokean, wisata kuliner sampe Subuh, belanja, ngetawain orang, tukar budaya, terus ya kita semua jatuhnya ngeloyal abis bin setia banget. Kayaknya kita udah temenan dari SMA, dan berusaha saling ngejaga masing-masing. 3 hari bisa ngelakuin kegiatan sebanyak itu.
But, we have dreams!
Mau jadi pengusaha, mau lulus umur 23, mau jadi polisi, mau jadi sarjana social, mau jadi musisi, mau jadi bla.. bla.. bla.. So, we’ll get it together! I wish.. wish wish ya Allah :’)
Langganan:
Postingan (Atom)