Minggu, 27 Maret 2011

Mau Tak Mau

apa yang bisa aku lakukan
jika ia memilih untuk tak tinggal
dan semua terus berjalan
getirnya harus tetap kutelan
dan aku sakit harus tetap bertahan
dan semua terus berjalan
mau tak mau kuharus
melanjutkan yang tersisa
meski semua telah berbeda
dan tak akan pernah ada yang sama
aku bisa memeluknya
tetapi tidak hatinya
ooo… menyakitkan
semua telah dengan
segenap hati kumerindunya
tapi hatinya telah pergi dan
telah lama mati
semoga angin berhembus
membawakan mimpi baru
meski ku tau takkan pernah ada
yang sanggup mengganti keindahannya


Mau-Tak-Mau-Jagostu!


Jumat, 25 Maret 2011

Truly Yours

Semua berbondong-bondong mencari tempat ini, mencari-cari hati saya. Membaca pikiran saya yang sedang di mana-mana. Membuka rahasia-rahasia saya, yang tidak lagi saya bicarakan di facebook atau di plurk. Setiap masalah zaman sekarang ini punya titik keterbukaan lebih frontal. Setiap orang dengan mudah mengetahui apa yang orang rasakan atau sekedar ada di pikirannya. Semuanya langsung membicarakan baik-baik di belakang sana. Semuanya jadi rahasia umum. Saya pernah setuju sama pacar saya, bukan twitternya tapi intinya, masalah buka atau tutupnya itu ada di pribadinya masing-masing.

Sejujurnya saya bukan pribadi yg introvert dan tahan tidak membicarakan apa yg benar-benar saya ingin bicarakan. Saya tipikal orang yg susah memberitahukan kepada semuanya langsung kepada apa yg sedang saya rasakan. Karena itu ajaib kalo saya sedang jatuh cinta, tulisan saya jujur dan fokus semua.

Tapi kali ini elegi memang sedang menghampiri saya, meskipun saya masih jatuh cinta, tapi saya masih belum bisa bicara. Saya masih kelu. Mata saya biru. Terharu. Beradu. Merindu. Payau. Mangingat semuanya.

Seperti Yours Truly, diam terkunci-kunci.We just can't talk.

Rabu, 23 Maret 2011

Permisi, elegi!

Sepertinya hari berjalan biasa-biasa saja.
Hingga langkahmu tersandung batu. Batu kecil nan menangis.
Menangis menatur sepatumu.
Kau gerami. Dan ia tersedu, melaju.
Hingga engkau jatuh melihatnya di sana.
Tangisannya nan sendu, meraung-raung. Pilu.
Kemudian engkau berusaha memeluknya.
Diam. Diam...


15 jam kau menungguinya..
Dan tak jua ia menanggalkan tangisnya
Tak jua langit berpihak padamu.
Dia terus hujan
Dan enggan mendatangkan pelangi.
Langitmu hais, gelap-gelap
Dan angin mencium-cium kulitmu..
Memanggilkan nyonya elegi yang lain
Memanggilkan tanah-tanah yang becek,
Meluap dan melontarkanmu gulungan tanah.
Mukamu jadi penuh amarah
Dan kamu berpikir


Hari ini tidak baik
Aku menangisi sebuah batu,
Sebuah batu kecil nan menjegalku
Dan ia merusak hariku.
Sekalipun aku tidak berharap bahkan menjamahnya
Dengan ujung lingkingku
Dengan ujung alis mataku
Tapi ia di sana, tanpa harapan..
Dan ia menangisiku.
Oh, demi hujan!

Akhir Maret

Halo selamat pagi. Sekarang pukul enam pagi dan insya Alloh saya kuliah jam setengah delapan pagi. Jadi, daripada saya terus bicara di account twitter saya yang pada akhirnya membuat mbak-mbak dan mas-mas followers saya mengundurkan diri dari perannya karena berisiknya cicit cuit saya tersebut, mendingan saya nyampah di blogger yang followernya cuma sebait.

Jadi, pekan ini adalah mengenai UK. Sebagai mahasiswa jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret (how a complete statement, ritee!).. ini adalah kali pertama, soalnya tumben-tumbenan di semester dua ini, para dosen lebih hobby melakukan kuis ketimbang ngasi tugas take away, eh oke ini bukan Mcd.. take home! Jadi mau tak mau, harus setidaknya mengingat apa yg kami semua lakukan di minggu-minggu sebelumnya. Saya? Oh jelas saya berusaha. Saya sedang melakukan misi sebagai mahasiswa teladan kok ya paling nggak biar akhir semester IP saya ningkat jadi 4,5 lah #abaikan. Jadi untuk pekan kali ini setidaknya saya akan berusaha membaca.

Terus, pekan kali ini adalah pekannya Comm-fair 2011, menyambut ulang tahunnya HIMAKOM, Himpunan Mahasiswa Komunikasi-nya FISIP UNS. Jadi kita semua sedang bereuforia menyambut dan bersenang-senang. Apalagi liat futsal dan ada Kamal. Eh ada Tito deh -___- (bagian ini ditulis karena saya takut diobonk)

Oh oke, Kamal emang ganteng. Liat aja kalo ngga percaya.


senyumnya unyu unyu



mimi aja ganteng


oke dia emang kemayu di sini -_-




Tapi sayangnya ngga bisa jatuh cinta sama Kamal. Ngefans iya, kan kita KFC (read; BARBITCHES) hati saya malah nyangkut sama anak Cemani ngga punya otak yang bisanya bikin saya ngga mau apa-apa kalo nggak ada dia, saat ini. Lebay ya. Ah bodo amat. Dan hatinya barbitches selain Mprita (dia single, mature, fotografer, dan 21 *promosi*, dan ngga begitu tergila-gila karo Kamal), ya cuma buat pacarnya masing-masing. Ngga konsisten.

Sekarang tanggal 23, menuju akhir Maret, daaaaaan.. yang harus dilakukan adalah berhenti makan pedas dan menghambur-hamburkan uang sebagai mahasiswa. Berhenti bermimpi tentang mimpi yg ngga mungkin akan terwujud. Karena kehidupan berpihak kepada manusia yg sungguh-sungguh dalam mewujudkan mimpinya. Ayo bersemangat!!

Selasa, 22 Maret 2011

I AM NOW




Don't know how to face it. They both are my best. Especially Tiara Rosalia Sanyoto. But have you feel weird, that you even could not understand what you have to do next. Then your life get sucked of it, even you must not. They cried over you, at yours, they gave you many things in this world, they thought you everything, then now you just give up to do everything, or only read your book for the exam, soon. You got punkd.. or this is a new lesson? Your boyfriend just talk, this is a real time to get mature. How I Love Him..

Minggu, 20 Maret 2011

Dilema-session




Kata kak Ikhsan, tulisan saya cukup normal (bukan pernyataan yg sebenarnya). Sejujurnya saya sedang galau akut dilengkapi dilematis stadium akhir mengenai kesempatan menjadikan diri saya un-monoton seperti ini. Seperti yang selalu terbaca, saya selalu terbiasa dengan keadaan seperti ini. Menceritakan keadaan yang hanya saya alami. Apa ya, kadang saya jadi nggak tepat begini buat menentukan kata atau kalimat apa yang tepat untuk menggambarkan keadaan saya yang tepat kacau balau seperti ini. Karena kehidupan kampus saya prospek ke depannya tidak hanya lagi mengenai diri saya. Ke depannya harus lebih fokus mengerti, mengenal, dan membicarakan yang lain. Nggak bisa lagi ya bicara terus mengenai urusan pribadi. Yang namanya profesionalitas adalah sesulit perkalian, oke terserah saya memang susah mengingat angka. Semua matematika sulit. Oke nggak penting.


Ada yang bisa menjelaskan dengan mudah bagaimana menjadi mungkin sebuah tulisan saya kali ini menjadi pantas untuk diikutsertakan lomba kali ini. Masalahnya adalah saya sama sekali berniat mundur dari awal karena melihat senior-senior tua yang bahkan telah mengikuti mata kuliah Pembuatan Artikel, sedangkan saya maru yang cuma ambil 22 sks dan ketinggalan Ma-Kul filsafat. Damny, dari tulisan saya, saya hanya membaca barisan opini dan rangkaian pembicaraan saya dengan komputer, dan pikiran dangkal saya sebagai mahasiswa. Bahkan ternyata saya belum memiliki tujuan yg tepat mengenai apa yang ingin saya utarakan. Bisa-bisa bayi artikel itu jadi skenario pementasan, saking terbiasanya saya.


Di sisi lain, saya ingin menjadikan diri saya lepas dari peran Ibu-ibu pembuat naskah, pengisi blog, dan penulis timeline twitter. Selama ini saya cenderung diasuh oleh social media, saya jarang membaca, apalagi menulis. Tapi yang saya lihat semenjak senior-senior saya bicara di depan kelas beberapa hari yang lalu adalah nyata. Saya benar-benar melihat. Ya iyalah -_-




Oke, kepada intinya. Saya menyerah. Saya tidak cukup kaya dalam penulisan artikel. Saya nyonya fantasi, gaib, ngawang-ngawang. Saya egois. Yah, gimana. Soalnya selama ini saya belum punya tuntutan. Dan tuntutan lebih jelasnya akan datang sebentar lagi, ya satu tahun setengah lagi deh ya kira-kira, jadi mahasiswi tua dan akan bersiap menghadapi kelulusan dan menghadapi masa-masa penuh kerjaan. Nggak mungkin kan, laporan saya tulisin curhatan.


Duh, kepiye iki ‘

Sabtu, 19 Maret 2011

Black Swan





Ada sebuah film kesukaan saya dan baru saya tonton kembali. Oke, jadi selama saya di Solo, penyakit keterlamabatan saya menonton akan semakin akut. Pertama karena bioskop di sini selera lokal dan lama, kemudian belum ada tempat-tempat surga kaya Ambas atau Glodok tempat film berceceran. Sebelumnya, akan saya jelaskan bahwa saya bukan penonton abal-abal a.k.a bajakan sejati kok, apalagi film Indonesia. Film-film asing tertentu dengan kondisi yang runyam aja yang saya lihat melalui kepingan 7 rebu perak.

Nxt, film ini rilis di Venice, September 2010 dan muncul di dunia (baca; US) pada Desember 2010, dan saya baru nonton Maret 2011. Yaelah dua bulan doang ya. Oke, selain saya upload foto dan videonya, sebagai..ehem.. anak film *brb meleleh*, saya sangat menganjurkan film ini ditonton bagi penikmat film sejati.

Buat saya film tentang psikologis ini sangat apikious baik dalam cerita dan pengambilan gambar. Semiotikanya bagi saya adalah, dunia panggung yang hingar bingar di dalam film ini begitu sistematis diceritakan, yang saya suka selanjutnya adalah Natalie Portman yang begitu profesional mendalami ballet untuk film ini sekalipun pada saat syuting, tubuhnya.. 'oh' sekali untuk ukuran wanita yang sedang mengandung.


Film ini mengisahkan pemeranan tokoh dalam sebuah pertunjukan drama-ballet. Sebagai apapun seseorang, pasti ingin menggapai karirnya dengan maksimal. Begitu yang dilakukan Nina, sebagai sebagai seorang balerina yang mengikuti audisi untuk menjadi Swan Queen, yang akan memerankan dua peran sekaligus, sebagai white swan dan black swan.

Cerita filmnya simple dan umum. Tapi kemasannya melalui Portman dan Kunis yang menarik, saya sendiri nggak menyangka filmnya akan seperti ini. Kalau endingnya mungkin semua nebak kalo Nina berhasil dalam perannya, tapi Darren Aronofsky menampilkan proses menuju panggungnya terhadap Nina dengan begitu baik.

Dan saya begitu menyukai ceritanya. Selain karena saya begitu mengerti bagaimana pergulatan diri sendiri ketika harus menjadi peran lain, dan Nina dalam film ini harus bergulat dengan 2 peran baru sekaligus yang salah satu perannya jauh dari dirinya sendiri, saya juga sangat mengagumi cara sutradara menjadikan kita berpikir lebih mengenai genre film, oke ini adalah bagian ketololan saya, yang sempat mengira ini adalah film horror. Salah, teman-teman.. film ini lebih kepada psichology thriller.. dan benernya memang ya sedikit menegangkan.

Semiotika selanjutnya adalah, ketika kita memang sedang menuju sesuatu, menuju sebuah target, memang sangat diharapkan menjadi sungguh-sungguh di dalamnya. Karena sebuah ketotalitasan itu akan menghasilkan sesuatu yang benar-benar nantinya akan jadi baik, sesuai target, bahkan menimbulkan sugesti positif yang luar biasa dari mana-mana. Dan segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini nggak akan ada yang namanya tanpa pengorbanan, baik itu hal sekecil apapun, kita selamanya akan memiliki resiko. Jadi, yang harusnya selamanya dilakukan manusia itu sendiri adalah.. hmm.. ya mungkin berdoa kepada YME agar resiko yang kita miliki tidak hanya menjadikan kita terpuruk di dalamnya, tapi menjadikan resiko tersebut sebagai acuan untuk mendapatkan resiko seminimum mungkin di kesempatan selanjutnya.

Filmnya bagus teman-teman! tanya aja om Wiki kalo ngga percaya

Jumat, 18 Maret 2011

Bukan Pasar Malam




Dari dulu sebenernya saya adalah pembaca terbaik sekaligus terburuk. Saya akan membaca sesuai harapan dan aliran saya, Iya kadan baca sesuka hati saya, tapi sebenernya saya pembaca segala kok. Yak, kecuali tulisan mengenai barisan angka-angka. Dari dulu saya juga ngga niat sama yg namanya angka, sekalipun nilai matematika saya yah cukup berpengalaman lah sama nilai 90 atau bahkan 100 dari kecil. Oke, ngga penting.

Semenjak saya menjadi mahasiswa, harus saya akui saya jarang sekali membaca buku. Saya sangat jarang sekali menulis lagi, oke. Banyak hal-hal baru yg menarik minat dan rasa penasaran saya sebagai manusia muda untuk ada di dalamnya, kemudian berusaha mengeksplorasi milik saya sendiri. Jadi, kesukaan saya yg telah menjadi identitas saya tsb, keduanya kini saya abaikan, saya tinggalkan, saya (agak) lupakan. Dan akhirnya saya sendiri yg merasa kehilangan. Saya merasa menemukan diri saya dalam kedua hal tersebut dan bicara jujur mengenai kehidupan saya.





Kali ini saya menemukan buku lain dari Mr. Pram, sebagai Pramis yg tidak terlalu teradiksi.. saya selalu mengagumi bahasa, kata, dan jiwa yg ada dalam setiap buku Pram. Padahal orangtua itu sudah jauh mendahului saya, luput dari dunia fana ini. bahkan saya tidak begitu mengenal beliau, jauh berbeda dengan manusia seperti Ike.

Bukan Pasar Malam, sebuah roman lama, yg kemudian bernasib sama dengan buku-buku Pramoedya lainnya, dianugerahi dan dicetak ulang. Menemukan saya kepada kehidupan lain, menginformasikan lagi scene-scene terbaru mengenai masa lampau. Masa lalu yg selalu ada mengenai Pramoedya Ananta Toer.
Cerita ini sebenarnya sederhana saja tapi Pramoedya berhasil memakainya untuk memotret situasi sosial ekonomi rakyat yang menderita akibat konflik politik. Pramoedya dengan piawai memakai suasana personal kemudian menggunakan tokoh Aku dalam buku ini sebagai penganta dan tokoh bapak untuk menggambarkan derita rakyat - kemiskinan, kematian, kesedihan - akibat revolusi fisik.

Roman, buat saya roman hanya akan mengenai masa lalu dan Pram. Bahasa beliau sungguh membuat saya jatuh cinta, beliau adalah sastrawan, seniman, dan penulis favorit saya di dunia. Setelah sastra, Komik Doraemon, gober bebek, monica, buku-buku travelling, novel fiksi, saya kemudian menyukai jenis buku seperti ini. Oke, dan roman yg satu ini tidak sedahsyat roman-roman sebelumnya, cukup membosankan karena diiringi sejarah-sejarah yg kerap kali dibahas di setiap roman yg ada mengenai Indonesia dalam masa penjajahan.

Dan setiap buku yg saya baca akan memberikan sesuatu kepada saya. Sekalipun dari sebuah barisan huruf-huruf yang tertulis masal di dalamnya. Dalam buku, Bukan Pasar Malam, sekalipun merupakan buku lama, menjelaskan bahwa dunia ini tiidak sekedar dunia seperti pasar malam, di mana seorang-seorang datang, kemudian seorang-seorang pergi, dan sisanya orang-orang lain yg menunggu dan menjadi sisa kemudian membersihkan hasil-hasil dari orang-orang yg datang dan pergi begitu saja. Yang saya tafsirkan adalah, dunia harusnya jadi tempat menetap bagi manusia, tidak sekedar singgahan, di mana manusia itu bisa memberikan sedikit banyak hal baik terhadap dunia itu sendiri agar manusia hidupnya atau bahkan hidup manusia lainnya dapat menjadi lebih baik atau bahkan lebih bermanfaat. Saya memaknainya dengan baik, saya memikirkannya loh teman-teman! :D


Oke, postingan kali ini adalah mengenai buku yg baru saja saya baca. Terima Kasih.

Senin, 07 Maret 2011

Seminggu setelah ultah

Penulisan harapan adalah salah satu yang buruk. Karena tulisan nggak akan menjadikan harapan itu justru muncul di dunia nyata. Harapan akan muncul kalau hati dan pikiran kita sudah sinkron kemudian waktunya tepat, dan lagi direstuin. Sama yang Maha Mengatur.


Jadi saya akan menulis mengenai rasa syukur saya, rasa syukur saya menyambut ke-delapan belas kalinya saya meniup lilin di atas kue khusus ulangtahun. Eh yang ketujuh belas di atas es krim dan duren. Saya bersyukur sudah setua ini masih ada yang mau peduli nyenengin hati saya pas hari ulang tahun. Terima kasih buat teman-teman, saudara-saudara untuk ucapannya, niat nggak niat buat saya tetap berkesan. Saya selalu suka 26 Pebruari. Hari lahir saya. Alhamdulillah.


Ibu berpikir cemas. Saya juga. Saya sendiri di dunia yang entahlah-bagaimana-menyebutnya. Seminggu sebelum menuju hari-H, orang-orang kesayangan saya berhasil nganjlokin mood saya to the droppest. Dan bertepatan dengan jadwal PMS, sudahkah tergambar bagaimana menyedihkan saya pada saat itu. Semuanya benar-benar terlihat seperti drama nyata. Jangan bohongin saya mengenai drama, I amma drama queen. Tapi tetep aja, semuanya jadi aneh, mau curiga jatuhnya takut suudzon berlebihan terus malah jadi ngambil keputusan seenaknya, atau cenderung malah jadi GR -_-. Makanya setiap menuju hari ulangtahun, saya selalu serba salah, dibikin serba salah. Dan suksesnya mereka berhasil. Bikin saya nangis tiap hari, untungnya minggu pertama kuliah. Sumpah ya, kalo aja misalnya itu minggu UAS, nggak akan saya maafin Tiara Rosalia Sanyoto, Ambar Kusuma Ningrum, Imroatush Sholikhah, Prita Raras, de brito Indra Bhaskara.


Sukses skenarionya bikin jantung saya carut marut. Terima kasih sudah menjadi orang-orang pertama yang bersama saya menyambut hari pertama ke delapan belas. Terima kasih sudah menggantikan peran Ibu, kalian sama seperti yang saya harapkan.
Terima kasih untuk puisi, ucapan, siraman, pelukan, ciuman, kado, mawar, dua bulanan, kesabaran, harapan, kue, dan semuanya yang mungkin saya nggak bisa kasih balik seperti yang kalian berikan kepada saya.


Rasanya ada yang aneh mengenai pembicaraan saya kali ini. bahasa saya jadi wagu. Mungkin karena penulisan ini diiringi gelora ria di pikiran saya yang sejak kemarin-kemarin ingin saya bicarakan. Terima kasih semuanya, semoga dibalas oleh Allah SWT semua kebaikannya. Amin.





5 Maret 11