Tahun 2011 buat saya satu hal yang miris. Tapi ngga ada penyelamatan lain selain bersyukur ketika mengenangnya. Banyak hal yang saya dapatkan, begitu juga dengan yang saya lepaskan. Saya berusaha menyadarkan diri saya akhir-akhir ini, saya begitu menyia-nyiakan apa yang Tuhan berikan. Saya sadar, saya cuma orang yang perfeksionis dan berharap kesemuanya menjadi baik seperti yang selalu saya harapkan, semuanya harus tampil sempurna seperti yang saya inginkan. Di sisi lain saya berusaha jauh, dan seringnya saya juga dapetin semua yang saya lakuin dengan fokus, seujung kekuatan saya, sehabisnya nafas saya. Dan ketika saya lelah saya bilang sama diri saya.. “Lo terlalu nuntut kesempurnaan..” Maka dari itu saya terhenti. Di perhentian saya bertindak seolah-olah waktu akan mengulangnya buat saya, waktu akan menunggu saya, saya akan mendapatkan kesempatan selanjutnya, bukankah saya terlalu perfeksionis, karena itukah saya terhenti dan membiarkan yang lain mendapatkannya. Saya terlepas dan saya menangis deras ketika saya sadar, saya melewati banyak hal. Bukankah hidup cukup adil?
Saya merasa ada yang aneh. Entah gangguan syaraf di telinga saya menyentuh memori dan otak saya. Atau dengan ketidaksiapan diri saya terhadap banyak hal baru di depan saya yang menggebu-gebu, kemudian pada akhirnya menjadikan saya yang tidak berhenti menuntut diri saya saya sendiri. Kira-kira, saya ada di bagian yang mana? Padahal masalahnya cuma ingatan saya yang lambat, insya Allah segera sembuh O:).
2011 mendewasakan saya, menangisi saya, melatih saya bercinta kepada dunia sekitar saya yang muram. Saya takut dengan kenyataan dan 2011 menyerbu saya dengan segala kenyataan pahit, bagaimana hidup seorang dewasa seharusnya. 2011 mengajarkan betapa kegalauan itu adalah bagian hidup inti manusia. Dan apatisme itu sejatinya adalah diri saya sendiri...
Apatis tapi kok masih miris.
Seperti dalam sebuah film indie, berjudul Full Moon. Sekalipun lighting dan shots gambarnya ga begitu bagus, demikian semiotiknya juga ngga kuat. Saya selalu inget pesan dari film ini mengenai tahun baru. Kalo ada bener-bener orang-orang baru, dengan kelakuan, duit, tujuan, pokoknya semua hal yang baru yang bener-bener ada baru deh kita sudah seharusnya rayain tahun baru. Ya emang useless sih, party, open table, dance floor, minum, rokok berbungkus-bungkus. One night stand. Tapi tetep gimana gitu. Tahun baruan saya selalu sama perempuan-perempuan kece dari awal masa remaja saya pas SMA, kepotong tahun baru 2011 tahun lalu sama mantan saya. Saya biasa mengurai doa.
Entah ini penulisan macam apa. Buat orang-orang yang menyambut 2012 semoga harapan dan doanya tercapai. Ya berdoa semoga kita segera bisa merayakan tahun baru yang seutuhnya..
0 komentar:
Posting Komentar