Halo, saya sudah selesai menangis. Dan letih tentang kesemuanya yang sedang maupun sudah terjadi. Alhamdulillah, saya masih punya bekal hidup di dunia, sekalipun saya terus membatini, menekan hasrat-hasrat saya untuk menjadi kufur. Saya masih beriman insya Allah.
Bukankah yang seperti ini yang mereka anggap permainan Tuhan, saya lelah menganggap diri saya lebay, saya lebih tepatnya akan menganggap Tuhan yang lebay, atau makhluk yang saya sebut ibu di seluruh waktu saya adlah yang paling lebay yang pernah ada.
Awalnya saya hanya letih menatap senja, dia begitu indah lalu meninggalkan saya begitu saja. Tapi, mengapa harus ada jejak-jejak yang tertinggal? Malam, dan langit bentuknya tetap sama, mengapa sang senja tidak merubahnya, dengan bentuk yang sekaligus absurd mungkin.. sehingga saya tak lagi sempat mengingat bahwa ia telah meninggalkan saya. Hati saya benar-benar tersayat tatkala mendengar kata memori, dan ingat kalian sudah pergi. Saya sama siapa?
Bulir-bulirnya menyentuh kulit saya dan mengingatkan bahwa jangan coba berani mencintai seseorang sebelum meyakini diri sendiri bahwa sudah berani kehilangan seseorang tersebut.
Selanjutnya, saya ingin merangkai kata membentuk kalimat tanya, yang saya fikir orang yang membaca akan membela saya seutuhnya dan menjawab its okay baby, your mother just too much..
Wajar kan seandainya saya membutuhkan teman? Pulang bimbel, terus rapat panitia bts, setelah itu lari ke citywalk lihat pameran buku, dan berkeliling mutiara cari jajanan kecil, dan pulang ke rumah ayu.. sekedar bersua dengan ranjangnya, tertawa lantas menangis, dan akhirnya hujan menghalangi saya pulang, ayah saya menyindir untuk menginap, dan pada akhirnya saya tetap pulang –sebelum azan isya!- dan ditanya menghisap rokok apa dan saya tetap dihina. Saya ngga terima.
Menikmati shower, dengan vertigo, dan sesak di ulu hati. Kepala memikul beban yang harusnya ini beban sang jantung hati. Its called stress. Alhamdulillah
Bulir-bulirnya menyentuh kulit saya dan mengingatkan bahwa semua pesakitanmu, adalah hasil karyamu sendiri. Merubah moodmu, melepas kontrolnya, dan sedikit campur tangan Tuhan, nan mengenai takdir. kun fa ya kun.
Tuhan, kapan ya saya jadi normal?
Minggu, 10 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar