Halo. Ini hari Senin. Dan hari ini begitu melelahkan.
Aku pernah bilang, orang yang paling mengerti aku adalah orang yang sama sekali terlihat tidak pernah mengerti adanya aku.
Hari ini kejadian lagi. Harusnya aku abaikan perempuan nan lebih sensitive daripada aku itu. Harusnya aku tak mengacak rambut keringnya, hingga ia tak membebaniku. Aku ini karung beban. Aku sensitive layaknya dia. Aku api sekaligus air nan menghanyutkanmu. Karena perempuan itu, salah satu di antaranya. Dan segalanya yang ada padaku saat itu, tak mengizinkan kita terpaut satu, dan mengalah. Jadi, aku pergi. Meninggalkan anak-anakku yang lain.
Berteriak mengucap salam pada ibuku, dan kerutanku ynan berbaris menyambutnya. Aku lari pada pijakan, dan memeluknya erat. Dan aku hanya diam, diburu nafsu. Tembok-tembok bisu kupukuli dengan hasrat, berat. Dan aku selalu menyebutNYA, namun IA menenangkanku dengan bisikanNYA.
Aku terpekur. Jadi, aku terlelap. Tidur, membenahi pikiran kotorku. Ibu mengetuk pintuku, bertanya, membelaiku, dan menggodaku. Embak, sms ;ka’ fenti kenapa?!lw leh tw?sapa tw lwhbs crta ntar jd dikit lega!, tak kuhiraukan. Cuma sms dari abang, dan aku sedikit ringan.
Adaaaa aja. Ya udah lah. Bersyukur kur kur zz
Senin, 25 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar