Mata Berdebu - Sore
Jum’at, 1 Januari 2010
03.03
Selamat pagi. Nafsu saya mengiring saya sampai di sini, menanti azan subuh pertama di pelupuk 2010.
Dengan nafas yang terburu hilang, mata dan bibir yang terlanjur kelu. Dan luka juga kecewa mengalir dalam darah saya. Terlalu sesak, dan membuat saya mual.
Waktu saya lihat bulan, saya mencari hanya empat bintang di sekitarnya. Nggak mau lebih. Artinya lambang kalian.
Waktu saya liat bulan, saya menangis meratapi sejarah kelam kita tentang new year eve kita sebelumnya. Tentang mimpi-mimpi kita, lalu ke pada botol harapan yang Anggin sudah beli.
Waktu saya lihat bulan saya melaju, menatapi kalian. Mimpi. Kisah. Dan tetap sejarah.
Saya nggak buat harapan konyol layaknya setahun yang lalu, saya nggak jadi ceritain ke kalian rahasia yang saya simpan setahun dan semalam ini, dan saya gagal mendengar milik kalian. Lagi, saya gagal memeluk kalian. Padahal sudah tiga tahun, melakukan hal yang sama, tragedi Irma kalah sama insiden barusan.
Saya nggak kecewa sama Tuhan. Saya nggak mau jadi komunis. Setelah saya fikir-fikir, saya hanya kecewa sama mimpi-mimpi saya, saya terlalu larut kepadanya. Dan sebegitunya saya, karena mereka cinta pertama saya di SMA.
Saya nggak suka perubahan yang ini. Saya nggak cemburu. Saya bukan nggak suka gimana-gimana.
“..hari ini kita kumpul ya di rumahku.. jam lima sore.. terus kita ke plangi.. cari kopi.. atau tempat shisa rasa anggur.. terus kita ke swalayan.. kita jajan ini..itu.. ini.. nanti patungan yah.. selanjutnya, pulang yuk sudah mau jam sebelas.. nanti seafoodnya dingin lagi kaya tahun lalu dan mamanya Sagni sudah lama menunggu..
Kita makan sepuasnya ya.. jangan ada yang cemberut ya.. nanti di foto-foto.. lalu ada kembang api.. kita pegangan tangan lagi ya.. berdoa sama Yang Kuasa, bilang kita minta apa.. dan angin malam mengusung ke kamar.. menulis.. dan bermimpi.. menuntut rahasia yang ada, sejenak menghina embah atau menggoda Lemma dengan penggemar 94uL-nya.. karena aku boleh nginep.. kita pajamas party ya.. shalat subuh.. baru kita tidur yaa”
Byarr!,
Saya lelah bermimpi, membuat harapan yang terlalu memasungi..tapi nggak bisa lagi dihampiri.. bukan jadi pesimis. Saya tetap optimis, meski nggak ada lagi Pience di malam tahun baru. Kuncinya bersyukur.
Saya berdoa semoga harapan mereka tercapai, amin. Cengeng!
Jumat, 01 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar