"There, nggak ada yang salah, ataupun disalahkan. Aku kian merasa ini semua hanya mengenai sebuah komplikasi yang tidak berujung maknanya.
Bukankah kita semua anak-anak. Bukankah nantinya aku juga mati menyusul kau. atau, bukankah juga, aku akan tetap sama.
Jangan mengemis maaf, seperti daun yang memohon kembali pada rantingnya. Semua aku lakukan, dan sia-sia tampaknya. Dia tetap sok kuat di hadapanku, nan merenyuh. Berkeluh, peluh.
Dan, melihat tangisannya. Aku diam, dan berkaca. Jika saja aku memaafkan, nanti apa kata Tuhan. Aku enggan. Jadi, biarkan aku bergelut dalam egoku, menunggu waktu agar kita bertemu.. dan melepas rindu. Sekalipun, tiada lagi pelukan rembulan yang kita nanti malam itu, atau cumbuan di hari ulang tahunmu. Tidak sepert dulu, aku tetap akan selalu ada padamu, di sampingmu. menunggu.
Pada hari itu, dan sampai kapanpun itu.
Jadi, biarkan aku. masih biarkan aku. aku dan kemenanganmu.
Aku yang melayu, dan mendayu..
Untukmu. Puas?"
Kamis, 04 Februari 2010
Malu, Bisu, Untukmu.. puas?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar