Ada satu hal mengenai hidup. Absurditas.
Dalam sebuah pementasan, saya membuat, berproses, dan memerankannya absurditas itu. Saya mengenalnya melalui realitas yang melintas di depan mata saya selama ini. saya pikir sesuatu yg jarang dibicarakan, adalah satu hal yg sulit untuk kembali ditemukan. Nyatanya, satu hal yang tidak terlihat mungkin saja begitu dekat dengan kita.
Absurditas adalah mengenai hal-hal abstrak yang tidak bisa kita visualisasikan melalui pembicaraan satu jam saja, saya mengenal pintu absurditas membutuhkan sekiranya 100 hari. Dan menampilkannya bersama orang-orang yg saya cintai dalam sebuah pentas. Dan menjadikan cinta.
Suatu hari ada yg menghubungi saya karena sebuah drama. Bicara mengenai langit, dan membuatkan puisi mengenai jendela. Ada yang menyemangati saya mengenai detik-detik kelulusan sekolah menengah, makhluk absurd.
Dia datang dan memanggil saya di tengah hutan jati dengan rindu yang menggebu. Dan saya membalas pesan-pesannya di pasar-pasar dengan Ibu-ibu yang bertelanjang kaki. Dia membacakan saya buku-buku sastra dan cita-citanya menjadi seorang penyair yan melihat wanitanya di panggung. Dia menjadikan sementara dunia berpihak kepadanya. Dan saya tidak lagi tenang membaca puisinya. Saya takut kehilangan puisi-puisinya karena jarak-jarak hati yang tidak begitu dekat. Jadi saya meminta seseorang itu untuk pergi, sebaiknya meninggalkan kenyataan yang hampir terbangun dari makhluk-makhluk seperti kita akan jauh lebih baik.
Jadi, saya tinggalkan hati yang sudah beku dan tidak lagi biru. Saya temui sebuah hal yang jauh dengan pikiran absurd. Saya temui kenyataan. Sekalipun tidak seindah mimpi-mimpi abstrak yg telah lalu. Meskipun banyak bait yg menuntun saya kembali.
Saya menjalani sepenuh hati, kemudian menutup masa-masa aneh. Saya berjalan dengan pikiran yang baik mengenai masa sekarang. Saya tidak akan mengungkit masa lalu, sejak saya menjadi milik laki-laki itu. Saya tidak berpikir bagaimana menyimak masa depan yang harusnya tidak pantas saya tekan dari sekarang. Misteri akan tetap misteri selama kita berkeyakinan bahwa Tuhan masih ada. Dan saya menghargai.
Biar kelak ketika saya baca ini, saya akan mengerti bagaimana mengenang satu hal dan selanjutnya dengan besar hati menutupnya dan tidak mengusik masa yg aka datang selanjutnya. bagaimana masa lalu terbaca, indah, tidak begitu disesali, dan menjadi pengalaman baik untuk hidup selanjutnya. Terima kasih, Jendela.
Rabu, 04 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar