Betapa aku merindukanmu, merindukan angin sejukmu. Aku rindu segala tentang kamu. Aku rindu menatap refleksi ceriamu, setelah kau menangisiku.. Aku rindu mengusapmu dan merasa kecewa karenamu membasahiku. Aku rindu kita tertawa dan menatap syahdu. Aku rindu bicara tentang minuman kesukaanku tatkala menatapmu. Aku rindu memeluk selimutku di antaramu. Aku rindu membaca kapan kau akan berakhir meninggalkanku hari itu untuk menemuiku esoknya. Aku rindu mendengar kegaduhan dalam dirimu, menciptakan gejolak cerah nan menggebu-gebu, menunjukkan kuasamu pada langit nan tak jemu menatapku akan dirimu. Aku rindu tertawa melihat sikapmu terhadap orang-orang nan berlindung di bawah gundukan plastik, mengejekmu, dan kau membicarakannya kepadaku betapa kamu tidak menyukainya. Aku rindu menyuruhmu berhenti dan pulang kembali ke langit dan kau menurutiku perlahan, memberi pelukan hangat pelangi merah muda di sudut bukit di ujung sana. Aku rindu semburat itu, menampilkan tawa kita di antara tanah-tanah basah nan sunyi memperhatikan begitu besar hasrat mu kepadaku. Aku rindu menyentuh bulir-bulir airmu nan kau usapkan di kulit-kulitku.
Aku rindu kamu, Hujan. Sudah lama kita tidak bertukar puisi. Ceritakan langit hari ini, apakah ia menghardikmu kembali untuk turun menemuiku yang sakit merindukanmu? Ceritakan bagaimana awan membentukmu begitu indah.. Ceritakan hujan, aku rindu bicara seperti ini kepadamu.. Jadi hujan yang baik bagiku, jadi hujan yang indah untukku. Segera balas pesanku, tidak ada kesempatan bagi kita bertemu di msn atau ym. Segera turunkan aromamu.. Segera balas, ya Hujan.
Rabu, 26 Oktober 2011
Hujan kedua
Hujan satu
“Semua orang membicarakan kamu, semua orang mengira kita tidak baik-baik, padahal kita baik-baik saja. Hati kita yang tidak baik..”
Aku enggan bicara mengenai rindu. Karena rindu sejatinya hanya akan menjadikan aku kelabu
Aku enggan lagi menjadi biru karena mu..
Karena kebiruan itu mengantarkan aku menjadi satu hal yang kembali kelabu..
Pada dasarnya kita memang kelabu.
Pada dasarnya kita cemburu
Pada dasarnya tidak ada bahkan satu hal yang mengantarkan kita sampai ke dasarnya.
“Semua orang membicarakanmu.. Semua orang bertanya kepada hatiku. Dan hatiku enggan menjawab, menanam semua rindu. Hatiku sibuk melihat dunia yang aku sempat abaikan karenamu. Hatiku sibuk menutup dirinya, hatiku bersungguh-sungguh. Menciptakan rima, tentang.. diriku sendiri.”
Aku enggan membagi lagi egoku. Aku enggan menatapmu..
Aku enggan merindukan hati seseorang yang berpaling dariku dan lebih mencintai hati masa lalunya.. Kemarau yang panas.
Aku enggan menyentuh hati yang memerangiku dengan segala alasannya..
Aku enggan lagi menangisi sebuah puisi..
Aku enggan lagi menjadi munafik..
Aku merindukan banyak hal..
Bukan masa laluku, hari ini, atau yang baru saja aku bicarakan. Aku memilih merindukan hujan, kali ini hujan ringan nan mengusap kepalaku, merelakan semua hatiku yang usang dan tertutup.. Aku enggan berlari mencari hati lain yang menjadikan aku pemenang akan takdiri kita yang kian menua. Aku rindu Desember, bukan orang yang menghampiri aku saat natal dan memintaku penuh kasih untuk memeluknya.
Aku memilih merindukan hujan..
Semua orang membicarakanmu..
“Kau membasahi perempuan itu, perempuan yang mengabdimu dengan setia, sekalipun kau tipis dan jarang datang. Kau merinainya hingga ia mati kedinginan. Airmu menyeretnya kepada hati samudra yang luas, yang mengantar kepada keabadian dalam sebuah imaji nan telah terburai.. Kau menyakitinya duhai hujan’, sekalipun ia amat merindukanmu..”
Aku berujar, “Karena hanya hujan yang aku nantikan, hujan yang kali ini ringan dan abadi untuk satu musim sementara, hidupku. Hanya hujan yang aku inginkan..”
That BoyFriends! :D
Pernah mendengar sesuatu tentang pertemanan? Apa sih untungnya kita berteman? Apa hanya karena orangtua kita yang menganjurkan? Mengutamakan kebutuhan? Atau sekedar menjadi manusia?
Buat saya, teman itu televisi pribadi saya. Mereka bicara, menyakitkan, dan memperbaiki saya. Dengan aktualisasi hidup mereka, pembicaraan mengenai orang lain, ataupun hal-hal konyol yang terciptakan di antara kita. Kehidupan keseluruhan saya adalah pertemanan.. sampai saat ini..
Di dunia yang asing ini, mereka induk saya untuk berlindung dari segala ketidak-pantasan dunia, mereka tempat saya bertanya dan menyanggah. Sekalipun saya enggan untuk percaya, tapi saya kemudian tidak akan menjadikan mereka sia-sia. Saya harus percaya dan juga menjaga kepercayaan mereka. Mereka adalah kebergunaan yang baik buat saya, ya bagusnya saya memang harus memanfaatkan mereka, memanfaatkan sebagai satu tujuan, tujuan yang baik. Membalas kebahagiaan yang mereka berikan kepada saya..
Kali ini bertolak, melihat kelamin di antara kita. Selama ini laki-laki yang baik selalu ada di sekitar saya, puji Tuhan, alhamdulillahirabbilalamin.. saya selalu diberkahi sahabat-sahabat laki-laki yang baik dan berlimpah. Mereka memimpin saya sholat, membantu membuat PR, mengantar dan menjemput, menatap saya dan membicarakan strategi dalam hidup saya, memberi mimpi dan memeluk saya dengan kedamaian. Mereka menjaga saya, bicara dengan Ibu saya, membacakan saya resensi film yang baik, musik yang buruk, dan bercerita tentang alam. Mereka bicara di dalam hujan, di tepi shelter busway, tentang wanita-wanita pujaannya kepada saya. Mereka menjaga saya, memperhatikan laki-laki yang mendekati saya, memberi restu, dan melarang saya. Mereka menciptakan hinaan terbaik sepanjang masa, menciptakan nick name ala website messenger, mereka membaca idealisme saya, dan membaui saya. Mereka berharap, kedatangan saya, makanan saya, dan masakan ibu saya. Mereka menonton spongebob dan menirukan fantasi anak-anak di hadapan saya. Ya, mereka anak-anak yang sempurna, mereka hidup di Neverland dunia nyata, mereka enggan beranjak, sekalipun kedewasaan memanggil dengan kepastiannya. Anak laki-laki. Mereka berkembang sesuai otak kecil yang selalu mereka elu-elukan. Mereka cengeng. Sebagian ada yang penakut, tapi semangat saya selalu menghapusnya. Mereka sumber berita yang rancu sekaligus mampu mengoyak setiap pikiran, mereka mengalahkan perempuan mendapatkan gossip dan membicarakan lekat-lekat. Mereka memberikan saya sumber tertawaan dan mentertawai saya. Mereka memberi makan saya, mereka memberi kehidupan saya. Mereka dunia kekanak-kanakan saya, dan salah satunya selalu mengatakan bahwa kita semua adalah anak-anak sesungguhnya dan selamanya..
Anak laki-laki itu, mereka. Kadang lebih hebat dari sahabat-sahabat perempuan saya yang dramatis. Mereka jauh lebih dramatis, lebih kuat menanjak jalan di Puncak, lebih kuat menghabiskan tiga porsi nasi HokBen dalam satu waktu, lebih kuat mengangkat box berisi udang ikan berkilo-kilo. Lebih kuat, mencari yang seharusnya tidak dicari, lebih kuat menciptakan pembicaraan yang tidak penting. Lebih kuat merayu saya. Mereka berguna bagi saya, mereka baik bagi saya. Thank God, You Awesome!
Closer

Film itu dapat dilihat darimanapun, saya melihat film biasanya rekomendasi dari temen-temen, atau baca majalah film langganan sekre ceria Kine Klub Fisip UNS. Dan film yang akan saya ceritakan kali ini saya dapatkan motivasi menontonnya dari sebuah blog galau milik perempuan idiot 21 tahun, Prita Raras.
Genrenya, Drama Romantis. Disingkat; Dramatis. Buat saya emang sangat-sangat dramatis. Entah, sebenernya saya nggak punya bayangan apapun selama awal menengok filmnya. Saya nggak begitu suka Julia Robert, dia cantik tapi udah tua. Ya pokoknya saya nggak begitu suka aja. Trus, karena settingnya London saya makin semangat nontonnya, saya ikutin kok tiba-tiba ilang scene yang barusan saya liat, dan berganti drastis dengan yang lainnya. Apalagi pas perkenalan tokoh Larry, saya lupa nama aktornya. Dan terjadi di scene dan pergantiannya berikutnya. Ternyata ya, emang maunya seperti itu, no jumper no blooper. Okay, dari alur yang gak jelas sudah menari-nari di kepala saya, dan setelah saya ikutin.. weldut, ternyata semua berkaitan jelas. Masuk akal dan salah dugaan saya mengira dan menganggap film ini tergolong hal-ngga-jelas.
Kali ini saya membicarakan hal-hal subjektif seperti biasanya yang saya tangkap dari film ini.
Apa ya, sebelumnya saya cerita di account twitter saya, kalo saya sempet banget nangis gara-gara satu scene yang titik-titik banget.. Yap, dramatis. Mungkin ini yang dianggap film berhasil, kebukti mereka dapet banyak penghargaan untuk film ini yang semakin menjual. Emosional banget, sebagai orang yang bisa dikatakan belom berumur kesekian, tapi saya bisa dibuat ngerti. Dan satu scene yang buat saya mbibik-mbibik itu sialnya saya pernah nyobain, rasanya lebih pedes dari rica-rica ISI.
Sebenernya sih ceritanya simple, tentang pertemuan ada konflik dan akhirnya selesai konfliknya. Ceritanya panjang dan rumit, tapi sekali lagi saya katakan kalo filmnya bener-bener cerdas. Baik dalam ide cerita dan konsep penggarapannya. Professionalitas aktornya top banget dan saya cinta banget tokoh Alice. Entah kenapa, saya ngeliatnya dia hebat banget jadi orang. Kalo saya cerita Alice nanti saya monoton banget kali ya cerita tentang tokoh kesukaan saya melulu.
Inti yang saya tangkep adalah, hanya orang jenis dewasa dan tulus yang pantes untuk dicintai. Terbukti dari gambaran di film ini yang berurut menceritakan betapa seseorang berjuang dan menyia-nyiakan cintanya. Next, bagian yang saya suka adalah bagian ketika dua lelaki tampan itu menangis, menangis karena cinta dan ketakutan. Yang satu awalnya terkesan obsessed dan benar-benar ketakutan. Yang satu karena cengeng dan ketakutan kehilangan kesempatan yang benar-benar ada untuknya, cengeng dalam makna sesungguhnya. Tokoh antagonisnya ngga diceritain sih, tapi yang jelas film ini menunjukkan kekurangan setiap tokoh dengan porsinya masing-masing, dan yang terbanyak adalah si ganteng Jude Law sebagai Daniel. He’s a kind boy and also really mean, I mean he’s too childish and yes he’s too stupid. Laki-laki itu cenderung kekanank-kanakan di hadapan orang yang ia cintai, tapi terkadang ia terlalu bodoh. Ia cenderung menganggap ia akan punya kesempatan di lain waktu, ia menganggap ia masih memiliki sosok yang mencintainya, yang membutuhkan kelaki-lakiannya. Perempuan hanya menunggu, tapi sejatinya manusia punya batasan menunggu. Dan pergi adalah jawaban bagi semua hal bodoh atas sikap kekanank-kanakan yang selalu menuntut dan enggan bertindak cepat. Tulus itu mudah, nggak berkhianat memang tidak mudah.. tapi coba berpikir dewasa, ketika kamu dalam sebuah komitmen, satu-satunya yang harus dipertanggungjawabkan adalah pembicaraanmu sejak awal. Dan kontak antara manusia yang satu dengan manusia lainnya adalah sebuah keseriusan, seperti yang dijelaskan filmnya. You have sex, you cheat me, next what? Kalo saya mah udah saya mutilasi............
Boys, realize it. Please don’t cheat your girl. She loves you. Until you touch other girl, your past, your ex, or your someone new.. And also girl, grow up. We all grow up. :)
Ya, namanya drama. Gimanapun lebih berat dibanding liat teknis shot dari film indie atau action, banyak yang harus diapresiasikan lewat curhat colongan begini. Nggak, saya nggak mau nyalahin diri saya yang melankolis pas ngeliat film ini begitu juga kalian, Selamat menonton.
Jumat, 21 Oktober 2011
What A Munyu Christmast will be, My Bieber
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe
I don't want to miss out on the holiday
But I can't stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe
With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe
Everyone's gathering around the fire
Chestnuts roasting like a hot July
I should be chillin' with my folks, I know
But I'mma be under the mistletoe
Word on the street santa's coming tonight,
Reindeer's flying through the sky so high
I should be making a list, I know
But I'mma be under the mistletoe
With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe
With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe
The wise men follow the stars (The wise men follow the stars)
They way I followed my heart
And it led me to a miracle
Don't you buy me nothing (don't you buy me nothing)
I am feeling one thing, your lips on my lips
There's a very, Merry Christmas
It's the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow (I know)
But I'mma be under the mistletoe
I don't want to miss out on the holiday
But I can't stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe
With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe
With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe
(Kiss me underneathe the mistletoe)
Kiss me underneathe the mistletoe
(Show me baby that you love me so)
Oh, oh, oh, oh, oh
Oh, oh, oh, oh, oh
(Kiss me underneathe the mistletoe)
Kiss me underneathe the mistletoe
(Show me baby that you love me so)
Ohhh, ohhh,
Justin Bieber- Mistletoe
Kamis, 20 Oktober 2011
:/
Menurut kalian, bagaimana spesifikasi keindahan? Sebuah rangkaian kalimat yang menusuk perasaan, sebuah paragraf mengenai cinta, sebuah wacana mengenai kearifan yang mendidik, sebuah buku mengenai kebijaksanaan dan perasaan damai?
Buat saya, kala seorang manusia bisa terpaku memandang sebuah tulisan di hadapannya dan menjadikannya ia berpikir lebih, mengenai hidupnya, maupun seseorang di tulisan tersebut, adalah keindahan.
Ehmm.. buat saya.. Ini penyebutan bagi hal-hal dramatis tatkala saya membaca sebuah tulisan. Rasanya seperti melihat satu hal yang benar-benar indah, indah banget. Nggak puitis seperti biasanya, yang membunga-bungakan hati saya, tapi lebih kepada satu hal yang bahkan cenderung sangat realis. Satu hal yang dulu amat sangat saya hindari dan saya sempat saya pikirkan sebagai satu hal yang nggak pantes lah buat saya tengok, bahkan sejenak.
Rasanya seneng aja liat sebuah penilaian meskipun subjektif tentang seseorang tanpa harus gembar-gembor sana-sini, dan yang jelas penilaian tersebut emang sangat sebanding dengan kualitas yang ada. Dia cerdas, sangat cerdas. Saya bangga banget sekarang bisa kenal. Bangga banget.
Bahagia banget liat barisan gambar-gambar cemerenceng' di mana-mana. Gambar-gambar itu seolah meledek ketidak-mampuan saya menyentuhnya secara langsung, menemuinya dekat-dekat seperti penangkapnya.
Mereka memanggil saya dan saya hanya duduk. Mengagumi, bahkan sudut-sudutnya. Satu hal tanpa gerakan, suara, terlebih efek. Semuanya dalam satu tampilan dan selayaknya inti dari kesemuanya, mereka bercerita, di dalamnya sebagian hidup, bercerita mengenai sejarahnya, sebagian mengenai masa depannya. Kesemuanya bercerita dan mengalahkan keseriusan saya bicara dalam semua hal.. mereka jauh-jauh lebih dalam dan bermakna...
Indah dan luar biasa, kira-kira begitu gambarannya. Saya benar-benar terkagum-kagum. Tanpa harus menyentuhnya saya bisa terbentuk seperti itu, dan itu yang menjadikan saya nyaman dan aman. Sekalipun sedikit menyiksa, denyut-denyut bicara yang lain, tapi saya mencoba ikhlas dan profesional terhadap dramatisasi dan kerancuan ini..
Selasa, 11 Oktober 2011
Oktober 2011
Selamat hari lahir wanita kesayanganku, Mbok Pecel.
Selamat ulang tahun, Bu. Maafin kakak yang nggak bisa peluk, cium, dan nyanyi ‘selamat ulang tahun’ yang Ibu selalu lakuin kalo kakak, vita, atau ayah ulang tahun. Kakak nggak bisa pulang..
Selamat ulang tahun, Bu. Semoga ALLAH SWT selalu melindungi Ibu dari segala mara bahaya dan penyakit. Semoga Ibu, Ayah, dan Metlek selalu sehat di rumah. Semoga selalu diberkahi kesehatan, ilmu, dan rezeki yang banyak, semoga salon rame terus biar kakak juga kecipratan ya rezekinya, amin :D
Selamat ulang tahun, Bu. Terima kasih buat semua yang Ibu udah kasih ke kakak. Terima kasih udah jadi Ibu yang super sabar dan begitu sayang sama aku. Terima kasih udah pilihin semua yang terbaik buat kakak, dari ujung rambut sampe ujung kaki. Terima kasih selalu cerewetin aku, selalu inget makanan kesukaanku, dan selalu kepo’ sama hidupku di Solo tiap harinya. Terima kasih udah jadi singa betina terganas yang mendidik aku dengan baik. Ibu sosok yang sempurna.
Selamat ulang tahun, Bu. Maafin kakak yang belum jadi anak yang bener-bener bisa di-andelin ya. Tapi kakak usaha buat Ibu dan Ayah, doain anak monyetmu ini bisa berhasil dan suatu hari nanti nggak nyusahin Ibu dan Ayah lagi. Maafin kakak yg belom bisa kasih apa-apa ke Ibu. Maafin kakak yang belum bisa dewasa, kakak lagi usaha banget biar jadi kakak yang baik juga buat Vita. Maafin kakak yang jarang telfon ya Bu, hemat beb..........
Selamat ulang tahun, Bu. Kakak lagi nggak ada kerjaan nulis, ngga punya duit buat beliin Ibu panci presto yang bisa bolak-balik kaya di tv, jadi cuma sekedar bunga. Semoga Ibu suka ya, selamat bersenang-senang hari ini.Sehat-sehat di sana ya, jangan makan sambel kebanyakan ya, tiap hari harus makan nasi ya Mbok jangan sok diet, jangan sering-sering badmood ya kasian Metlek dan Ayah...
Kakak sayaaaaaaaaaaaaang Ibu, I love you, Mbok Pecel so much :*
Thank more God..
Saya bukan tipikal orang yang benar-benar bisa terus-terusan hidup prihatin, sekalipun saya dalam proses mencobanya. Sebagai anak kos, yang bahkan makan pun harus usaha sendiri dan menyediakan semua kehidupan sendiri, rasanya nggak gampang gitu aja memutuskan semua kebutuhan yg sebelumnya dianggap penting. Intinya, sebenernya saya belom bisa seutuhnya hidup miskin,tiap hari makan nasi kucing dan tempe goreng terus menerus. Harusnya saya sudah biasa. Sekalipun saya nggak pernah dibiasakan untuk hidup seperti itu. Oke, itu masalah saya.
Bulan Oktober kali ini, sebelumnya buat saya pailit banget. Berawal, dari ulangtahun orang kesayangan saya nomor satu di dunia. Saya nggak ngerti maunya dia apa, jatah saya jadi anak kos juga pas-pasan buat hidup sama ngegaul di Solo. Alhasil saya mengalami masa randomitas tingkat dewa. Ibu saya, kalo ditanya, maunya apa? Jawabannya ngelenye’, “Ibu maunya anak-anaknya bisa bahagia”. Lah, masa saya mau ngasih foto ketawa. Itu lebih garing kan.. Satu-satunya iklan yang bener-bener ditengok pas doi nonton tv bareng saya, terakhir pas saya liburan di rumah adalah, panci yang bisa dibolak-balik yg diiklanin hepi salma. Diar! Rasanya mustahil, tanpa penghasilan saya bisa ngadoin dia begitu. Makanya saya inisiatif, cari bunga. Ternyata bunga yang kalo diinjek langsung moncor itu jauh lebih mahal dari makanan saya selama seminggu. Walhasil saya nggak jadi niat kasih kado apa-apa, berikut alesan pas hari- H, Ibu kemungkinan masih di Lampung. Karena niatnya saya nggak jadi ngado, duitnya buat hairspa dan beli hair tonic. Eh, tiba-tiba nemu toko bunga online, namanya Toko Bunga Jakarta. Keadaan dukung banget buat beliin doi bunga. Nekat, beli mawar bertangkai-tangkai plus baby flowernya, berikut saya sertakan surat, nggak tau juga sih bentuknya, pokoknya saya pesen sembari wanti-wanti hati saya buat semangat hidup miskin sampai habis bulan.
Akhirnya duit saya habis. Besoknya, saya tulis surat untuk Tuhan. Tempel di Noteboard betapa saya berharap mendapat kekuatan lebih untuk menghadapi Oktober yang sebelumnya kelam buat saya. Dan nulis catetan kecil di bawahnya; “Tuhan, aku tau Engkau baca ini *emotikon menangis deras*”... Kring, hape saya bunyi..
“Kakak di mana sayang?”
“Di Kosan, lagi belajar” (nyenengin hati dan kondisi memang sedang belajar...)
“Ibu kirim uang bla bla bla buat beli minyak wangi, beli makanan yang kakak pengen.. ya kak ya..”
“Aku kirim bunga, bukan buat minta uang loh Bu..”
“Yah bukan itu maksud Ibu, uangnya bla bla bla..”
Deg, setelah pembicaraan itu. Saya bener-bener merefleksikan diri saya ke cermin laptop depan saya. Sempet menjadi melankolis, dan menangis. God, was it Yours? Gimana rasanya ngerasain keajaiban? Semenit yang lalu baru saya tulis, rasanya saya langsung dapet kekuatan itu.. Rasanya malu nggak terkira, saya langsung mikir, pantes nggak ya buat saya yang hobi ngeluh begini. Dan sejujurnya ya emang saya pernah mikir, siapa tau kalo Ibu saya kasih hadiah, dia bisa seneng, dan siapa tau ngasih saya duit. Saya sempet mikir satu hal yang nggak ikhlas begitu, sekalipun cuma sepintas.. dan Tuhan ngabulin pikiran sepintas itu. Padahal nggak baik banget pikiran sepintas begitu...
Saya mikir gimana kalo misalnya saya bener-bener pure mikirin buat dia bahagia doang. Gusti, saya malu. Saya malu sama diri saya yang sempet berpikir seperti itu, saya malu menerima berkah-Mu. Saya nggak tau harus gimana, saya ingin lebih bersyukur, saya mau merubah diri saya.. Saya akan menikmati Oktober ini lebih baik, amin..