Rabu, 26 Oktober 2011

Hujan satu


“Semua orang membicarakan kamu, semua orang mengira kita tidak baik-baik, padahal kita baik-baik saja. Hati kita yang tidak baik..”

Aku enggan bicara mengenai rindu. Karena rindu sejatinya hanya akan menjadikan aku kelabu

Aku enggan lagi menjadi biru karena mu..

Karena kebiruan itu mengantarkan aku menjadi satu hal yang kembali kelabu..

Pada dasarnya kita memang kelabu.

Pada dasarnya kita cemburu

Pada dasarnya tidak ada bahkan satu hal yang mengantarkan kita sampai ke dasarnya.

“Semua orang membicarakanmu.. Semua orang bertanya kepada hatiku. Dan hatiku enggan menjawab, menanam semua rindu. Hatiku sibuk melihat dunia yang aku sempat abaikan karenamu. Hatiku sibuk menutup dirinya, hatiku bersungguh-sungguh. Menciptakan rima, tentang.. diriku sendiri.”

Aku enggan membagi lagi egoku. Aku enggan menatapmu..

Aku enggan merindukan hati seseorang yang berpaling dariku dan lebih mencintai hati masa lalunya.. Kemarau yang panas.

Aku enggan menyentuh hati yang memerangiku dengan segala alasannya..

Aku enggan lagi menangisi sebuah puisi..

Aku enggan lagi menjadi munafik..

Aku merindukan banyak hal..

Bukan masa laluku, hari ini, atau yang baru saja aku bicarakan. Aku memilih merindukan hujan, kali ini hujan ringan nan mengusap kepalaku, merelakan semua hatiku yang usang dan tertutup.. Aku enggan berlari mencari hati lain yang menjadikan aku pemenang akan takdiri kita yang kian menua. Aku rindu Desember, bukan orang yang menghampiri aku saat natal dan memintaku penuh kasih untuk memeluknya.

Aku memilih merindukan hujan..

Semua orang membicarakanmu..

“Kau membasahi perempuan itu, perempuan yang mengabdimu dengan setia, sekalipun kau tipis dan jarang datang. Kau merinainya hingga ia mati kedinginan. Airmu menyeretnya kepada hati samudra yang luas, yang mengantar kepada keabadian dalam sebuah imaji nan telah terburai.. Kau menyakitinya duhai hujan’, sekalipun ia amat merindukanmu..”

Aku berujar, “Karena hanya hujan yang aku nantikan, hujan yang kali ini ringan dan abadi untuk satu musim sementara, hidupku. Hanya hujan yang aku inginkan..”

0 komentar: