Ini nggak berjalan. Gue fikir membuat sesuatu yang berbeda adalah semudah seperti biasanya.
Besok ujian nasional, tapi rasanya belajar aja jadi males banget. Apalagi sosiologi. Orang-orang bilang gue mudah untuk memikirkannya. Tapi itu berdasarkan teori gue. Berdasarkan fikiran gue, berdasarkan pengalaman gue. Dan ketika itu semua udah masuk ke dalam pilihan ganda, bukan lagi menjadi hal yang mudah. Asli!
Kenapa yah hal-hal teoritis palsu kaya gini masuk ke dalam daftar UN? Tai banget kan.
Ibu guru gue di sekolah sama bapak-bapak di bimbel menjelaskan satu hal yang sama aja, tapi jawabannya beda-beda. Lah, gimana otak gue yang ibu gue tiap hari kasih makan dan minum susu harus melawan computer dan scannernya yang cuma makan listrik.
Sekarang mengenai konsep tindakan social. Contohnya ya, kalo misalnya di depan gue ada Nicholas Saputra, dia abis nyanyi. Apa yang akan gue lakukan? Kalo gue tersenyum kece sambil micingin’ mata, kalo berdasarkan teori itu merupakan bentuk simpati, tapi kalo gue langsung tepok tangan, dan nemprok dia itu namanya empati. Lah, ketika gue dihadapkan dengan kata sugesti’ merupakan salah satu pilihan jawabannya, selanjutnya jadi semakin berabe kan?
Simpati, tindakan social didasari sikap yang mendalam, tertarik, namun tidak berupa tindakan.
Empati, tindakan social yang karena didasari rasa peduli dan tersentuh, lalu kita mewujudkannya dengan melakukan sebuah tindakan.
Sugesti, kita akan melakukan sesuatu didasari orang yang ada di hadapan kita yang member pengaruh besar. Jadi, karena seseorang tersebut kita melakukan sesuatu.
Ini bukan fenomena. Dalam ilmu social, kita begitu banyak dihadapi hal-hal mele-mele kaya begini, padahal kalo di kehidupan kita sendiri, rasa-rasanya gue gak sempet deh mikirin segala tindakan gue berteori apa. Ribet, tai.
Iya, gue males belajar. Tapi gue nggak merasa bego juga, karena menurut gue harusnya sosiologi itu yang diujikan adalah lisan atau membuat laporan mengenai hidup kita. Langsung, kan?
Bukannya laboratorium social itu ada di kehidupannya para manusia sendiri. Kenapa harus dibatasi pada huruf-huruf capital aja, dan ikut-ikutan nambah momok di UN. Zz
Minggu, 28 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar