Siang ini begitu sunyi. Aroma sendu menyambangiku.. memeluk palsu.
Ac di ruang depan bernafas, dan riuhnya tak sampai ruanganku. Panas mentari menampar kita semua dengan kuatnya. Ibu tertidur.
Selalu ada firasat elegi nan datang. Dan semua menjadi satu berputar mengelilingiku. Aku menjauhkannya. Setan ada di mana-mana. Kesemuanya aku bulatkan menjadi sesuatu yang kufikirkan nantinya akan menjadi sesuatu yang baik untuk dikenang.
Aku butuh hujan. Aku lemas, meratapi langit yang tak kunjung padam. Aku adalah nan sepi, merajuk agar tidak seperti ini rasanya. Galau.
-> setelah berfikir: ini karena puasa. bawaannya lemes dan ngantuk, dengerinnya lagu Desember ERK melulu mikirnya jadi macem-macem haaaa
Senin, 31 Mei 2010
Sabtu, 29 Mei 2010
Puisi Facebook untuk Old-Own-Goo Jun Pyo
Biarkan seseorang membaca.
Share
Wednesday, April 28, 2010 at 4:16pm | Edit Note | Delete
Sampai di sini, sampai kau tak lagi mengenalku..
sampai tiada lagi kemungkinan menemukan kita
sampai kain tangismu, musnah ranyah..
sampai mataku hanya untukmu..
sampai aku mulai mencintaimu..
tolong, jangan lagi..
aku berikan maumu.. biar terik jadi saksinya aku juga cinta kamu..
seperti riak ombak nan mengejek kita kemarin
seperti senja nan kita abadikan di pelukanku..
dan wajahmu acuh melepasku..
padahal aku masih rindu..
Share
Wednesday, April 28, 2010 at 4:16pm | Edit Note | Delete
Sampai di sini, sampai kau tak lagi mengenalku..
sampai tiada lagi kemungkinan menemukan kita
sampai kain tangismu, musnah ranyah..
sampai mataku hanya untukmu..
sampai aku mulai mencintaimu..
tolong, jangan lagi..
aku berikan maumu.. biar terik jadi saksinya aku juga cinta kamu..
seperti riak ombak nan mengejek kita kemarin
seperti senja nan kita abadikan di pelukanku..
dan wajahmu acuh melepasku..
padahal aku masih rindu..
Nung, I am in Love

Malam, di bulan Desember..
Tatkala mataku terpejam, disiram hujan nan menggerimisi tanah sejak sore..
Aku memeluk angin cemara nan gusar meniupiku..
Hari itu aku berdo’a pada Tuhan.. biar gelap enggan menjauh..
Aku ingin engkau melabuh..
Menyambangiku, dengan mawar merahmu..
Dan cerita perkampungan Acehmu.
“Nung, kamu apa kabar? Ada apa di ujung Indonesia, makin dekatkah kita pada Ka’bah”
“Nung, siapa nan memelukmu kemarin? Masih basahkah cangkir kopimu?”
“Nung, apa yang kau telan, tidakkah cukup sate kapuran, yang kau pinta?”
Nung, segala elegi adalah mengenai kamu. Segala, hasrat yang menggelora di darahnya ada padamu. Betapa aku merindu, berharap sekali saja menatapmu lagi, dengan parfum hangatmu.. dan segala pesonamu nan merembulan.. tak hilang dan menggema terus, menggerus semua.
Akhirnya kau datang..
Bawa kamera, pembaca. Dan menyambutku dengan mata elangmu..
Jadi begitu ranyah matamu
Jadi, bisu aku.
“Adinda, kulo tresno koe nduk.. kesuwun yen tlah tresnani kulo.. mari menikah kaleh kulo.. mengko tak buatkan Borobudur dua untukmu.. ben Waisak selanjutne kita jalani bersama, ndelokni mereka”
“Mari, kangmas..”
Tahu apa? Di dalam hatiku. Pelangi. Engkau mendidikku untuk menunggu. Menunggu sesuatu. Menunggu nung’, menunggu pelukannya.. biarpun dia sempat menghilangkan Tuhannya, atau mencintai sesamanya, atau menggelora dengan super model.. tapi ia kini bojo’ku. Nicholas Saputra. Mimpi indah. Ngarep mode : on
Jumat, 28 Mei 2010
The Motorcycle Diaries

Gael Garcia ganteeeng~
Film mengenai explorer dan pecinta alam. Yang main laki-laki tampan sekali ; Gael Garcia Bernal dan Rodrigo de la Serna. Mereka travelers yang keren kaya si Alexander di Into The Wild. Granado dan Alberto. Mereka orang-orang medical yang cinta alam sama negaranya, jadi mereka keliling bagian-bagian Selatan Amerika. Dari Chilli sampai Venezuela.
Mereka orang-orang yang mengabdi, dan melihat banyak yang orang lain nggak pernah liat. Mereka menetas hal-hal yang membatasi dengan orang-orang yang memiliki keterbatasan, khususnya penderita Lepra. Mereka melihat deskriminasi yang seharusnya ditiadakan, yang seharusnya mereka semua bisa bersama dengan orang-orang yang selalu dianggap lebih rendah. Mereka berjuang tanpa uang. Sama, untuk alam.
Pada intinya, saya suka filmnya.
Akhirnya juga, saya dapat mengklasifikasikan film yang saya suka. Saya suka film yang apa ya.. kalo kata anak kecil ada pemandangan bagusnya. Ya kalo buat saya mah, yang ada pemandangan menggairahkan gitu, kaya para aktornya yang seksi-seksi, yang kumel-kumel dan terlihat independent. :D Then, I really really love nature views, I love beach, mountain, or even a big tree in the movie. I really wish someday, I’ll be there, feel what the movie feels.
Kalau Granado dan Alberto berfikir keliling Am-Sel adalah karena mereka ingin menambah gairah hidup mereka, dan tidak ingin menjadi manusia tua yang jenuh. Mereka juga dalam survey yang baik, mereka meneliti sekaligus kehidupan yang mereka lewati. Dan, yang terbaik dalam film ini adalah, film ini mengenai bagaimana meraih “Cita-cita yang umum dan mimpi yang sama”..
Good! I have a same dream too. I want to be an explorer too, I want to reach something like them, or other explorer. Pada kenyataannya, kita pergi untuk mendapatkan sesuatu, untuk mencapai sesuatu. Meskipun pada ujungnya nanti hanya untuk diceritakan kepada anak cucu.
Saya mau keliling pulau Jawa, yah atau enggak keliling Indonesia, atau juga paling banter keliling Eropa atau keliling dunia lah. :D Saya terlalu tertarik sama makhluk ciptaan Allah;manuusia. Makanya kalo nggak jadi public relation, atau sebelum jadi wanita karier, punya usaha dan punya anak, saya berniat jadi ahli antropologi, tapi nggak mau kaya bu sudi.
Saya yakin, tujuan yang lebih mantep’nya akan segera saya temui. Saya mau nikmati alam Negeri saya, yang selalu orang-orang bicarakan, saya mau tanning-skin alami, saya mau foto di mana-mana, saya mau jadi makin cinta sama alam, saya mau mengenal orang-orang dengan pribadinya, saya mau seperti mereka; melihat yang tidak terlihat; sebenernya saya nggak mau lihat jin jahat secara langsung. Amin ya Allah.
Kalau seumpamanya kantong memungkinkan, dan fikiran Ibu masih jernih. Kalau Anak Krakatau atau Merapi tak bicara, saya akan berangkat. Kalau saya ada mitra dan ada niat yang masih kuat seperti kasur yang selalu saya tiban saat ini.. !
Gracias, Ernestito!
Menyelesaikannya.
Ada sebagian dari orang-orang yang membutuhkan apa yang orang-orang lain sangat mengharamkannya. Buat saya itu bagian dari hidup.
Karena menurut saya kembali, hidup itu memang seharusnya begitu. Sejak awal juga karena saya taunya hidup itu sangat berbeda, tapi perbedaan itu yang saling melengkapi. Ada orang-orang yang terus ingin berada di keduanya. Ingin mengerti kesemuanya, ia melihat bagian lainnya. Saya.
Saya, apa ya. Iya, manusia. Tapi kadang saya emang kadang jadi sok suci kayak Dewa. Tapi inilah saya, hidup-hidup saya, kok ya malah repot sendiri ngurusin saya.
Saya menyingkap apa yang orang-orang bicarakan, saya bertanya, melangkah, dan menimbun apa yang mereka bicarakan. Saya datang, dengan fikiran saya sendiri, begitu juga ketika saya nanti kembali, sekalipun saya kepengaruh.. tapi yang ada ujungnya saya akan mengkritik dan merelungi jiwa sayya sendiri. kalau saya suka, yah ketimbrungan terus.. kalau saya nggak suka yah saya cibir terus. Sekalipun dalam hati. Saya kan nggak konsisten.
Banyak orang yang malu untuk membuka dirinya sendiri, padahal orang itu tidak cukup mengenal dirinya sendiri, munafik. Apa ya, kadang jadinya malah menujukan orang lain menjadi munafik, well that’s what I ever felt.
Kadang kita perlu lagi bikin shocking-line buat diri sendiri deh, secara nggak sadar kadang taraf kesadaran kita jadi menurun. Yang biasanya kita ngucap istighfar udah jadi ampuna-ampunan, eh malah udah ga mempan akhir-akhirnya. Setelah itu buat saya adalah member diri sendiri waktu, baru deh kita bisa mengenal apa salahnya. Dan yang lebih tepat lagi adalah ketika saya menemukan alasan, begitu juga kita. Dengan alasan, semuanya jadi fare, dengan alasan yang jalang sekalipun jadi lebih masuk akal. Buat saya alasan yg baik adalah alasan yang gak gubris orang-orang, alasan khusus untuk nerima kesalahan sendiri tanpa harus melibatkan siapapun, apalagi nyakitin perasaan orang lain.
Selanjutnya, adalah cara menutup mata. Seperti yg saya lakukan baru saja. Mandi sambil merem. Bagaimana kita harus melihat sekalipun dengan mata tertutup, bagaimana kita melihat dari seluruh bagian, sekalipun kita tak mampu melihat.
Dan pada akhirnya, kita diajak kembali melihat dunia. Sekalipun itu galau, dan masih kelabu. Tapi di balik itu kita harus percaya, saya percaya… masih ada hal yang bermanfaat di antara hal-hal yang sangat gak penting yang usai ita lakoni hari ini. Dan pada akhirnya.. keduanya tetap berbeda, tak bisa disatukan. Dan, pada akhirnya kita berhasil menemukan alasan. Dan, pada akhirnya kita mampu mengetaskan apa yang menggelinjang di hati.
Karena menurut saya kembali, hidup itu memang seharusnya begitu. Sejak awal juga karena saya taunya hidup itu sangat berbeda, tapi perbedaan itu yang saling melengkapi. Ada orang-orang yang terus ingin berada di keduanya. Ingin mengerti kesemuanya, ia melihat bagian lainnya. Saya.
Saya, apa ya. Iya, manusia. Tapi kadang saya emang kadang jadi sok suci kayak Dewa. Tapi inilah saya, hidup-hidup saya, kok ya malah repot sendiri ngurusin saya.
Saya menyingkap apa yang orang-orang bicarakan, saya bertanya, melangkah, dan menimbun apa yang mereka bicarakan. Saya datang, dengan fikiran saya sendiri, begitu juga ketika saya nanti kembali, sekalipun saya kepengaruh.. tapi yang ada ujungnya saya akan mengkritik dan merelungi jiwa sayya sendiri. kalau saya suka, yah ketimbrungan terus.. kalau saya nggak suka yah saya cibir terus. Sekalipun dalam hati. Saya kan nggak konsisten.
Banyak orang yang malu untuk membuka dirinya sendiri, padahal orang itu tidak cukup mengenal dirinya sendiri, munafik. Apa ya, kadang jadinya malah menujukan orang lain menjadi munafik, well that’s what I ever felt.
Kadang kita perlu lagi bikin shocking-line buat diri sendiri deh, secara nggak sadar kadang taraf kesadaran kita jadi menurun. Yang biasanya kita ngucap istighfar udah jadi ampuna-ampunan, eh malah udah ga mempan akhir-akhirnya. Setelah itu buat saya adalah member diri sendiri waktu, baru deh kita bisa mengenal apa salahnya. Dan yang lebih tepat lagi adalah ketika saya menemukan alasan, begitu juga kita. Dengan alasan, semuanya jadi fare, dengan alasan yang jalang sekalipun jadi lebih masuk akal. Buat saya alasan yg baik adalah alasan yang gak gubris orang-orang, alasan khusus untuk nerima kesalahan sendiri tanpa harus melibatkan siapapun, apalagi nyakitin perasaan orang lain.
Selanjutnya, adalah cara menutup mata. Seperti yg saya lakukan baru saja. Mandi sambil merem. Bagaimana kita harus melihat sekalipun dengan mata tertutup, bagaimana kita melihat dari seluruh bagian, sekalipun kita tak mampu melihat.
Dan pada akhirnya, kita diajak kembali melihat dunia. Sekalipun itu galau, dan masih kelabu. Tapi di balik itu kita harus percaya, saya percaya… masih ada hal yang bermanfaat di antara hal-hal yang sangat gak penting yang usai ita lakoni hari ini. Dan pada akhirnya.. keduanya tetap berbeda, tak bisa disatukan. Dan, pada akhirnya kita berhasil menemukan alasan. Dan, pada akhirnya kita mampu mengetaskan apa yang menggelinjang di hati.
Rabu, 19 Mei 2010
Seberapa Sempurnanya Hidup Saya..
Seberapa sempurnanya hidup saya di mata orang. Saya selalu bisa menjadi salah satu yang paling sempurna menganggap bahwa diri saya sangatlah tidak sempurna. Bukankah saya absurd?
Lantas mengapa saya dipertemukan dengan yang tetap absurd? Mengapa saya tetap diberikan yang paling tidak sempurna.
Ya, hal ini mengenai pementasan yang jiwanya entah kemana, kalah menyelekit ketimbang obat jerawat saya. Obat belerang emang sedikit agak perih ya. Tapi yang namanya pementasan, harusnya ada yang namanya greget, hati, yah paling dangkal rasa lah. Dan baru kali ini saya tidak mendapatkannya sekalipun. Benar-benar absurd.
Mungkin laki-laki yang pantas di samping saya adalah laki-laki normal yang setia menunggu saya dengan kelabu, dan bertanya ‘sudah cukupkah sayumu?’
Ah, saya mengacau lagi. saya mencari bagaimana jawaban dari bagaimana-bagaimana selanjutnya, tapi yang jelas adanya pada saya adalah bagaimana-bagaimana lain yang terus muncul.
Saya begitu merindu panggung, tapi taaaaaaaak beginiiiiiii.. kau khianati hati ini.. kau curangi aku..
Kemana hasrat saya? Nafsu yang memburu? Harusnya datang…
Lantas mengapa saya dipertemukan dengan yang tetap absurd? Mengapa saya tetap diberikan yang paling tidak sempurna.
Ya, hal ini mengenai pementasan yang jiwanya entah kemana, kalah menyelekit ketimbang obat jerawat saya. Obat belerang emang sedikit agak perih ya. Tapi yang namanya pementasan, harusnya ada yang namanya greget, hati, yah paling dangkal rasa lah. Dan baru kali ini saya tidak mendapatkannya sekalipun. Benar-benar absurd.
Mungkin laki-laki yang pantas di samping saya adalah laki-laki normal yang setia menunggu saya dengan kelabu, dan bertanya ‘sudah cukupkah sayumu?’
Ah, saya mengacau lagi. saya mencari bagaimana jawaban dari bagaimana-bagaimana selanjutnya, tapi yang jelas adanya pada saya adalah bagaimana-bagaimana lain yang terus muncul.
Saya begitu merindu panggung, tapi taaaaaaaak beginiiiiiii.. kau khianati hati ini.. kau curangi aku..
Kemana hasrat saya? Nafsu yang memburu? Harusnya datang…
Label:
Elegy,
Ibu.,
Lantai Panggung,
Mei 2010,
SMA
Panggungku nan Malang..
Kaca-kaca enggan merefleksikan hatiku kali ini, cermin-cermin acuh menatapku.. semua mati dihimpit kegalauan dan sugesti-sugesti datang menembusku satu.. persatu..
Dan, dunia lelah memandangiku. Arogan dan membeku. Ada lagi tambahannya?
Harusnya seperti apa dunia yang kalian ingin ciptakan? Mengapa selalu saja menjatuhkan di akhirnya? Mengapa tak kalian bangunkan kami sejak awal? Bukankah mimpi selalu sama? Bukankah jalannya semua berbeda-beda.. bukankah hasratku hanya pada Tuhan, dan semua tahu?
Mengapa bening air jua tak sanggup lagi menahan mataku. Semuanya buyar, membuih sampai ke akar.. dan aku cukup menghinamu! Betapa aku lelah mengikuti jalan yang kian berliku nan harusnya kuperosoti, luruh sejak awal. Aku tahu! Dan kita semua bisu! Mengikuti jalan-jalan ciptaan.. bukankah aku cukup memiliki alasan?
Kalau sudah waktunya, mungkinkah kata terlambat tetap menjadi mungkin? Kasian pujaan hatiku. Padahal ia menanti dari ujung tahun ingin kutapaki, namun ia akan rasakan denyutan lewat kaki palsuku, dan sepi.. tanpa rasa sedikitpun..
Maafkan aku sayang, besok aku datang menujumu.. dengan cinta yang di ujung.. yang hampir mati. Karena aku terlanjur menutup, dan tidak berusaha percaya. Bukankah orang yang dipercaya adalah orang yang terbiarkan? Tapi aku tak bebas lagi sayang, aku dan semua tak tahu maunya jadi apa..
Y a ini aku. Mengikuti kata mereka. Cukup dan tidak ingin mengetahui lebih. Harusnya ini berjalan sesuai rancana.. sampai mendung mampu menguasaiku.. sampai aku dapatkan hatiku..
Maafkan aku, gung..
Dan, dunia lelah memandangiku. Arogan dan membeku. Ada lagi tambahannya?
Harusnya seperti apa dunia yang kalian ingin ciptakan? Mengapa selalu saja menjatuhkan di akhirnya? Mengapa tak kalian bangunkan kami sejak awal? Bukankah mimpi selalu sama? Bukankah jalannya semua berbeda-beda.. bukankah hasratku hanya pada Tuhan, dan semua tahu?
Mengapa bening air jua tak sanggup lagi menahan mataku. Semuanya buyar, membuih sampai ke akar.. dan aku cukup menghinamu! Betapa aku lelah mengikuti jalan yang kian berliku nan harusnya kuperosoti, luruh sejak awal. Aku tahu! Dan kita semua bisu! Mengikuti jalan-jalan ciptaan.. bukankah aku cukup memiliki alasan?
Kalau sudah waktunya, mungkinkah kata terlambat tetap menjadi mungkin? Kasian pujaan hatiku. Padahal ia menanti dari ujung tahun ingin kutapaki, namun ia akan rasakan denyutan lewat kaki palsuku, dan sepi.. tanpa rasa sedikitpun..
Maafkan aku sayang, besok aku datang menujumu.. dengan cinta yang di ujung.. yang hampir mati. Karena aku terlanjur menutup, dan tidak berusaha percaya. Bukankah orang yang dipercaya adalah orang yang terbiarkan? Tapi aku tak bebas lagi sayang, aku dan semua tak tahu maunya jadi apa..
Y a ini aku. Mengikuti kata mereka. Cukup dan tidak ingin mengetahui lebih. Harusnya ini berjalan sesuai rancana.. sampai mendung mampu menguasaiku.. sampai aku dapatkan hatiku..
Maafkan aku, gung..
Label:
Elegy,
Lantai Panggung,
Mei 2010,
SMA
Ujian Nasional, JANJI SAYA! HAHA
Ujian nasional yang udah lewat banyak memberi pelajaran buat saya, buat pribadi saya yang dulunya nggak baik. Karena ujian nasional sekaligus menyelaraskan apa yang ada di tubuh, hati, sama otak. Semuanya kegabung ketika menghadapi ujian nasional.
Saya jadi mikir panjang mengenai masa depan, saya jadi berusaha menyemangati diri saya, kalo saya harus berhasil, kalo nggak nanti gimana-gimana. Motivasi! Kadang emang suka berlebihan, dan itu yang bikin capek sendiri, intinya Tuhan kan nggak suka tho yang berlebihan? Ujian nasional itu gampang kok, setiap tahun soalnya mirip, atau kalo SKL nya udah berubah, dari semester 1pun udah dikasih tau sama guru matpel’nya. Lagian juga, soal-soal di PM itu udah mirip rip rip banget, Cuma masalanya sebagai anak SMA menurut saya, begitu banyak jumlah mata pelajaran yang diujikan, bikin nilai sempurna jatuhnya jadi ngak efektif. Karena terlalu banyak, kemampuan ngapal jadi dinomersatukan, padahal emang gak semuanya juga harus diapalin, karena lebih milih cara gampang ngapal yaudah paham ga paham yang penting ngapal, kalo lupa ngandelin hati dan logika.
Then, bagaimana dengan orang-orang yang mendapat nilai sempurna, mereka menurut saya adalah orang-orang yang memiliki kemampuan yang absurd, yah bisa dibilang lah luar biasa. Yang asli maupun yang palsu. Mereka juga bukti kalo UN itu gampang dan semua murid SMA sepatutnya bisa lulus. Kalo yang asli, liat aja gimana mereka belajarnya, gimana mereka meyakinkan diri mereka, mereka rata-rata adalah orang-orang yang punya cara belajar yang berlebihan, dan motivasi ke diri mereka yang saya rasa juga berlebihan, sekaligus mereka punya control yang baik, bagusnya jadi semuanya selaras. Targetnya nilai bagus, bukan cuma lulus. Kalo yang palsu, ya sama.. mereka punya cara yang baik untuk merendem di wc pagi-pagi, dan nungguin SMS dari the bocorer, atau meyakinkan dan menguatkan motivasi mereka uuntuk sekedar dapet seratus ribu atau apa kek kalo dapet 10. So, bocoran was a good choice for them.
Mengenai motivasi, dan cara. Banyak kok cara-cara, tapi seperti biasa saya nggak nganjurin sama yang namanya system kebut semalam, weeeeeei itu mustahil banget. Pelajaran UN rata-rata ya kalo mau komplitan dikit yah minimal baca 600 halaman lah per mata pelajaran, dan itu mungkin loh untuk ada yang baca. Di sini kredit sangat berperan penting, baca buku dari awal semester (I didn’t) dikutip dari Wildan anak berprestasi dari JATIM yang nilai UN palin rendah adalah 9. Yah paling mepet 3 bulan sebelum UN udah baca-baca dan latihan soal makin rajin, bikin belajar kelompok juga okay. Hehe (btw thankyou for my LVT!). Kemudian ingat punya orangtua, dan orang yang nggak disukain, apa ya.. percaya nggak percaya sih.. tapi coba deh buka hati dan maafin kesalahan mereka, atau paling nampol kaya yang orang Jawa lakuin, sungkem sama nyokap sebelum punya hajat. UN itu hajat loh! Minta maaf aja kalo ngerasa perlu, ya perlu nggak perlu pasti mikirnya perlu. Dijamin ini hati bakal tenang. Dan berlanjut ke motivasi, bikin list aja mengenai cita-cita.
Contoh :
kalo sudah dewasa, saya mau nikah sama orang yang saya cintai dan mencintai saya. Untuk nemuin orang itu saya harus nemuin orang yg pas, orang yg pas biasanya orang yang berkepribadian baik dan cerdas, biasanya orang seperti itu berambisi kuliah di PTN , jadi saya mau ke PTN, saya mau kuliah yang pintar, selanjutnya bikin usaha di dekat mereka, berharap di iringan perjalanan bertemu dengannya.. untuk mencapai perjalanan tersebut.. saya harus lulus UN. :D
lalu lihat sugesti-sugesti yang tersedia di depan mata, tergntung apakah kita cukup melihatnya atau belum. do’a – do’a dari orang lain, dari bu guru, dari pak guru, dari emak, dari abah.. they are real suggestions! Lihat kabar orang-orang yang udah pernah lulus, dan lain2. We could make our own suggestion!
Ya. Itu ujian nasional. Jadi selamat berujian nasional
Saya jadi mikir panjang mengenai masa depan, saya jadi berusaha menyemangati diri saya, kalo saya harus berhasil, kalo nggak nanti gimana-gimana. Motivasi! Kadang emang suka berlebihan, dan itu yang bikin capek sendiri, intinya Tuhan kan nggak suka tho yang berlebihan? Ujian nasional itu gampang kok, setiap tahun soalnya mirip, atau kalo SKL nya udah berubah, dari semester 1pun udah dikasih tau sama guru matpel’nya. Lagian juga, soal-soal di PM itu udah mirip rip rip banget, Cuma masalanya sebagai anak SMA menurut saya, begitu banyak jumlah mata pelajaran yang diujikan, bikin nilai sempurna jatuhnya jadi ngak efektif. Karena terlalu banyak, kemampuan ngapal jadi dinomersatukan, padahal emang gak semuanya juga harus diapalin, karena lebih milih cara gampang ngapal yaudah paham ga paham yang penting ngapal, kalo lupa ngandelin hati dan logika.
Then, bagaimana dengan orang-orang yang mendapat nilai sempurna, mereka menurut saya adalah orang-orang yang memiliki kemampuan yang absurd, yah bisa dibilang lah luar biasa. Yang asli maupun yang palsu. Mereka juga bukti kalo UN itu gampang dan semua murid SMA sepatutnya bisa lulus. Kalo yang asli, liat aja gimana mereka belajarnya, gimana mereka meyakinkan diri mereka, mereka rata-rata adalah orang-orang yang punya cara belajar yang berlebihan, dan motivasi ke diri mereka yang saya rasa juga berlebihan, sekaligus mereka punya control yang baik, bagusnya jadi semuanya selaras. Targetnya nilai bagus, bukan cuma lulus. Kalo yang palsu, ya sama.. mereka punya cara yang baik untuk merendem di wc pagi-pagi, dan nungguin SMS dari the bocorer, atau meyakinkan dan menguatkan motivasi mereka uuntuk sekedar dapet seratus ribu atau apa kek kalo dapet 10. So, bocoran was a good choice for them.
Mengenai motivasi, dan cara. Banyak kok cara-cara, tapi seperti biasa saya nggak nganjurin sama yang namanya system kebut semalam, weeeeeei itu mustahil banget. Pelajaran UN rata-rata ya kalo mau komplitan dikit yah minimal baca 600 halaman lah per mata pelajaran, dan itu mungkin loh untuk ada yang baca. Di sini kredit sangat berperan penting, baca buku dari awal semester (I didn’t) dikutip dari Wildan anak berprestasi dari JATIM yang nilai UN palin rendah adalah 9. Yah paling mepet 3 bulan sebelum UN udah baca-baca dan latihan soal makin rajin, bikin belajar kelompok juga okay. Hehe (btw thankyou for my LVT!). Kemudian ingat punya orangtua, dan orang yang nggak disukain, apa ya.. percaya nggak percaya sih.. tapi coba deh buka hati dan maafin kesalahan mereka, atau paling nampol kaya yang orang Jawa lakuin, sungkem sama nyokap sebelum punya hajat. UN itu hajat loh! Minta maaf aja kalo ngerasa perlu, ya perlu nggak perlu pasti mikirnya perlu. Dijamin ini hati bakal tenang. Dan berlanjut ke motivasi, bikin list aja mengenai cita-cita.
Contoh :
kalo sudah dewasa, saya mau nikah sama orang yang saya cintai dan mencintai saya. Untuk nemuin orang itu saya harus nemuin orang yg pas, orang yg pas biasanya orang yang berkepribadian baik dan cerdas, biasanya orang seperti itu berambisi kuliah di PTN , jadi saya mau ke PTN, saya mau kuliah yang pintar, selanjutnya bikin usaha di dekat mereka, berharap di iringan perjalanan bertemu dengannya.. untuk mencapai perjalanan tersebut.. saya harus lulus UN. :D
lalu lihat sugesti-sugesti yang tersedia di depan mata, tergntung apakah kita cukup melihatnya atau belum. do’a – do’a dari orang lain, dari bu guru, dari pak guru, dari emak, dari abah.. they are real suggestions! Lihat kabar orang-orang yang udah pernah lulus, dan lain2. We could make our own suggestion!
Ya. Itu ujian nasional. Jadi selamat berujian nasional
ME NOW MEI
Setelah menjadi alumni, hehe. Setelah berhasil menyelesaikan momok dalam diri saya, setelah berhasil menyelesaikan ketakutan dalam diri saya. Akhirnya. Akhirnya. Akhirnya.
Saya beralih pada hati saya, ternyata masih begitu banyak yang harus saya selesaikan. Atau mungkin terpaksa dan sengaja sekaligus saya mau selesaikan. Menganggur adalah bukan cita-cita seseorang. Harusnya ada yang lebih menghasilkan yang bisa saya kerjakan, tapi saya mah udah bocah-bocah aja. Mau kerja, adanya jadi SPG.. ngerasa belom siap mental aja dikecengin kalo Nicho lewat depan saya nantinya..
Saya beralih ke panggung. Saya mencari hati saya yang hilang. Rindu dan cukup rindu. Alhamdulillah udah banyak lagi anugrah yang Tuhan sampaikan ke saya. Saya dikasih kesempatan bertemu sama keluarga-keluarga yang lama saya tinggalkan.
Jadi, tiap hari saya belajar untuk persiapan mencapai cita-cita saya. Semoga saya tembus UMB dan SNMPTN amin ya Allah. Selanjutnya saya persiapan untuk pementasan, 2 pementasan sekaligus sepamer-pamernya. Saya memasak sarapan tiap hari buat metlek’ bantuin ibu saya. Persiapan cetak BTS. Persiapan perpisahan kali yah aha. Belajar nyetir lagi. Nyari pacar.
So, this is me now. I’m 17 years old, had graduate from my hi-school, have many pals, and had knew I have some people that read on my posting-blog
Saya beralih pada hati saya, ternyata masih begitu banyak yang harus saya selesaikan. Atau mungkin terpaksa dan sengaja sekaligus saya mau selesaikan. Menganggur adalah bukan cita-cita seseorang. Harusnya ada yang lebih menghasilkan yang bisa saya kerjakan, tapi saya mah udah bocah-bocah aja. Mau kerja, adanya jadi SPG.. ngerasa belom siap mental aja dikecengin kalo Nicho lewat depan saya nantinya..
Saya beralih ke panggung. Saya mencari hati saya yang hilang. Rindu dan cukup rindu. Alhamdulillah udah banyak lagi anugrah yang Tuhan sampaikan ke saya. Saya dikasih kesempatan bertemu sama keluarga-keluarga yang lama saya tinggalkan.
Jadi, tiap hari saya belajar untuk persiapan mencapai cita-cita saya. Semoga saya tembus UMB dan SNMPTN amin ya Allah. Selanjutnya saya persiapan untuk pementasan, 2 pementasan sekaligus sepamer-pamernya. Saya memasak sarapan tiap hari buat metlek’ bantuin ibu saya. Persiapan cetak BTS. Persiapan perpisahan kali yah aha. Belajar nyetir lagi. Nyari pacar.
So, this is me now. I’m 17 years old, had graduate from my hi-school, have many pals, and had knew I have some people that read on my posting-blog
Halo Selamat Pagi!
Halo selamat pagi, saya rindu sekali menulis. Menulis kepadanya, teman sejati saya. :) :) :)
Akhir-akhir ini saya sibuk banget, lebih tepatnya dari dua minggu yang lalu, saya mulai wara-wiri kesana kemari cari kerjaan, yah nganterin temen, belajar, belom lagi adanya pementasan dadakan, selanjutnya babak kurasi Festival Teater SLTA tahun ini, sudah di depan mata, dan project-project selanjutnya adalah..
berusaha yang terbaik untuk UMB dan SNMPTN, terus masih ada yang menunggu; Theater Competition untuk Sampoerna Foundation ft Starbucks.
Apa ya? Ngerasa ada kehidupan yang baru aja. Belajar menjadi rajin dan lebih independen kali ya. Saya jadi semangat belajar, bukan karena paksaan dan UN udah mau deket lagi.. tapi saya niat belajar karena saya ngerasa sendiri kalo saya emang butuh.
Saya berusaha menjadi optimis, akhir-akhir ini juga keluarga saya yang nyemangatin. Rasanya hidup masih punya target itu menyenangkan, nggak kaya setelah habis UN persis, saya nggak tau mau ngapain.
Capek dan kere sih emang kalo gini, kalo nggak ikut ngumpul sama temen ntar dibilang gak solid, gak belajar ntar nyesel seumur hidup, gak teater ntar mati. Aaaaaaaaaaaa.
So thank God, had gave me all that I want, all that I never thought that would be mine…
I wish all the best fo my last activities, wish that there are people that need what I do, they need.. they love to see, I don’t know.. hehehe
Akhir-akhir ini saya sibuk banget, lebih tepatnya dari dua minggu yang lalu, saya mulai wara-wiri kesana kemari cari kerjaan, yah nganterin temen, belajar, belom lagi adanya pementasan dadakan, selanjutnya babak kurasi Festival Teater SLTA tahun ini, sudah di depan mata, dan project-project selanjutnya adalah..
berusaha yang terbaik untuk UMB dan SNMPTN, terus masih ada yang menunggu; Theater Competition untuk Sampoerna Foundation ft Starbucks.
Apa ya? Ngerasa ada kehidupan yang baru aja. Belajar menjadi rajin dan lebih independen kali ya. Saya jadi semangat belajar, bukan karena paksaan dan UN udah mau deket lagi.. tapi saya niat belajar karena saya ngerasa sendiri kalo saya emang butuh.
Saya berusaha menjadi optimis, akhir-akhir ini juga keluarga saya yang nyemangatin. Rasanya hidup masih punya target itu menyenangkan, nggak kaya setelah habis UN persis, saya nggak tau mau ngapain.
Capek dan kere sih emang kalo gini, kalo nggak ikut ngumpul sama temen ntar dibilang gak solid, gak belajar ntar nyesel seumur hidup, gak teater ntar mati. Aaaaaaaaaaaa.
So thank God, had gave me all that I want, all that I never thought that would be mine…
I wish all the best fo my last activities, wish that there are people that need what I do, they need.. they love to see, I don’t know.. hehehe
Jumat, 07 Mei 2010
Buronan Tersayang
Terlalu indah ketika kita dihadapkan sama masa lalu. Karena sebenar-benarnya masa lalu adalah lebih banyak hal-hal yang terlalu sangat mudah untuk dirindukan kembali, meskipun tidak sedikit juga hal-hal konyol bin nyolotin yang males banget untuk sekedar diingatkan.
Buronan Detik adalah awal kehidupan, awal kefanatikan. Awal dari cinta tingkat tinggi, sama hal yang juga absurd, dan betah nggak betah udah tetap harus dijalani. Begitu banyak utang yang bercecer, waktu kesita, suara sana sini, tangis sana sini, dan semuanya bertahun-tahun sudah saya lewati. Kita lewati. Para buronan.
Oh ya. Ingat seperti kata Vincent; Satu-satunya yang mampu menjadikan saya orgasme, cuma panggung. Cuma di panggung saya begitu mungkin memenuhi hasrat yang ada di setiap tetes darah saya, mungkin. Saya begitu bersyukur telah melaluinya, tapi bukankah lebih baik untuk segera membenahinya, segera mnegubur sisa-sisa buruknya? Bukankah lebih baik untuk melanjutkannya, lanjutkan mimpinya? Bukankah semua berawal darinya? Bukankah kita saling cinta dan akan selalu saling menjaga? Sekalipun tatapan matapun dapat membunuh hati masing-masing dari kita, segala curiga bisa dijadikan pedang penghantar panas bara emosi diri masing-masing, kemudian saling membunuh dengan tangis akhirnya. Dan selanjutnya, seperti yang selalu saya harapkan. Kita bersama, bukan lagi saya bersama kalian.
Terima kasih telah membangun rentangan garis dari Tuhanku, kalian begitu menghidupiku. Dengan kesederhanaan, dengan tawa, atau sekedar puisi. Terima kasih atas cintanya, terima kasih telah mengenalkanku pada panggung, dan lampunya. Terima kasih, Teater 35 tersayang, terima kasih Pience- yang paling saya kasihi.
Saya berdo’a semoga kita dapat memperbaikinya. Semoga kita dapatkan kemenangannya. Kemenangan untuk menguasai hati kita yang mudah diburon. Semoga kita dapat mendedikasikannya dengan baik, seperti alumni-alumni yang mendidik kita.. seperti bulan malam itu yang begitu terang dan jadi saksinya, seperti butiran pasir di kasur yang menyelimuti kita, seperti tangisku yang memecah dialog kita. Oh itu bagian yang menyakitkan! Jadi, karna sudah banyak saksinya. Saya sayang kalian :3 cheeew
Buronan Detik adalah awal kehidupan, awal kefanatikan. Awal dari cinta tingkat tinggi, sama hal yang juga absurd, dan betah nggak betah udah tetap harus dijalani. Begitu banyak utang yang bercecer, waktu kesita, suara sana sini, tangis sana sini, dan semuanya bertahun-tahun sudah saya lewati. Kita lewati. Para buronan.
Oh ya. Ingat seperti kata Vincent; Satu-satunya yang mampu menjadikan saya orgasme, cuma panggung. Cuma di panggung saya begitu mungkin memenuhi hasrat yang ada di setiap tetes darah saya, mungkin. Saya begitu bersyukur telah melaluinya, tapi bukankah lebih baik untuk segera membenahinya, segera mnegubur sisa-sisa buruknya? Bukankah lebih baik untuk melanjutkannya, lanjutkan mimpinya? Bukankah semua berawal darinya? Bukankah kita saling cinta dan akan selalu saling menjaga? Sekalipun tatapan matapun dapat membunuh hati masing-masing dari kita, segala curiga bisa dijadikan pedang penghantar panas bara emosi diri masing-masing, kemudian saling membunuh dengan tangis akhirnya. Dan selanjutnya, seperti yang selalu saya harapkan. Kita bersama, bukan lagi saya bersama kalian.
Terima kasih telah membangun rentangan garis dari Tuhanku, kalian begitu menghidupiku. Dengan kesederhanaan, dengan tawa, atau sekedar puisi. Terima kasih atas cintanya, terima kasih telah mengenalkanku pada panggung, dan lampunya. Terima kasih, Teater 35 tersayang, terima kasih Pience- yang paling saya kasihi.
Saya berdo’a semoga kita dapat memperbaikinya. Semoga kita dapatkan kemenangannya. Kemenangan untuk menguasai hati kita yang mudah diburon. Semoga kita dapat mendedikasikannya dengan baik, seperti alumni-alumni yang mendidik kita.. seperti bulan malam itu yang begitu terang dan jadi saksinya, seperti butiran pasir di kasur yang menyelimuti kita, seperti tangisku yang memecah dialog kita. Oh itu bagian yang menyakitkan! Jadi, karna sudah banyak saksinya. Saya sayang kalian :3 cheeew
Label:
Bestfriends-Things,
Lantai Panggung,
Mei 2010,
SMA
Bagaimana dengan Jafar?
Bagaimana dengan Jafar? Bagaimana dengan anak yatim piatu yang hidupnya di atas MCK dan disorot. Bagaimana dengan saudaramu yang susah untuk kuliah? Bagaimana mereka yang masih saja meminta uang seribu rupiah dan memebersihkan tiap langkahmu? Bagaiman mereka yang tak sedikitpun punya ilmu? Bagaimana mereka yg tidak sedikitpun diberkahi ilmu? Bagaimana mereka yang tidak sedikitpun bernurani? Bagaiman dengan mereka yang belum makan seddikitpun hari ini? Bagaimana dengan mereka yang tidak punya ibu? Bagaimana dengan mereka yang tak bisa membaca?
Hidup macam apa yang kali ini aku jalani. Bagaimana seorang diri mampu menghadapi hidup dalam bayang-bayang kesempurnaan yang selalu ia hadirkan dalam hidupnya. Bagaiman seseorang yang selalu menganggap sahabat yang tiap hari di sampingnya adalah saingannya, bagaimana ia berfikir orang yang mendidiknya akan mengkhianatinya, bagaimana ia merasa bahwa adik kecilnya akan membunuhnya, bagaimana ia berfikir akan menikah dengan abangnya, bagaimana ia merasa bahwa cintanya selalu jauh padahal ada orang di sana berjanji setia? Bagaimana bagaimana?
Bagaimana bisa di puasa pagi ini aku merenung dan begitu merasa kacau? Bagaimana bisa aku baru sadari ketotalitasan adalah kunci dari hidup nan begitu rumit? Bagaimana bisa aku merasa begitu rendah, sangat rendah, lebih rendah dari pelacur kampong, atau lebih malang daripada Jafar nan malang. Bagaimana aku terlalu kurang rasa untuk mengatakan terima kasihTuhan.
astaghfirullah.
Bagaimana mataku bisa sembab tiba-tiba dan berifikir meracau. Hilang dasar kepala dan ideku. Betapa aku kurang bersyukur kepada –Nya.
Ya Allah. Terima kasih karena kau selau menuntunku. Memberikan ayah dan Ibu. Memberikan metlek. Dan latar belakang keluargaku. Terima kasih sudah memberiku hidup, dan segala tetek bengeknya. Tawa hingga air-air mataku. Terima kasih telah member uang jajan pagi ini, terima kasih telah di izinkan melihat Jafar. Terima kasih karena sempat mengingat mereka yang mengecewakanku. Terlebih terima kasih kali ini untuk mengingatkanku kepada Teater 35 belahan jiwa, dan saudara-saudara di sana.
Hidup macam apa yang kali ini aku jalani. Bagaimana seorang diri mampu menghadapi hidup dalam bayang-bayang kesempurnaan yang selalu ia hadirkan dalam hidupnya. Bagaiman seseorang yang selalu menganggap sahabat yang tiap hari di sampingnya adalah saingannya, bagaimana ia berfikir orang yang mendidiknya akan mengkhianatinya, bagaimana ia merasa bahwa adik kecilnya akan membunuhnya, bagaimana ia berfikir akan menikah dengan abangnya, bagaimana ia merasa bahwa cintanya selalu jauh padahal ada orang di sana berjanji setia? Bagaimana bagaimana?
Bagaimana bisa di puasa pagi ini aku merenung dan begitu merasa kacau? Bagaimana bisa aku baru sadari ketotalitasan adalah kunci dari hidup nan begitu rumit? Bagaimana bisa aku merasa begitu rendah, sangat rendah, lebih rendah dari pelacur kampong, atau lebih malang daripada Jafar nan malang. Bagaimana aku terlalu kurang rasa untuk mengatakan terima kasihTuhan.
astaghfirullah.
Bagaimana mataku bisa sembab tiba-tiba dan berifikir meracau. Hilang dasar kepala dan ideku. Betapa aku kurang bersyukur kepada –Nya.
Ya Allah. Terima kasih karena kau selau menuntunku. Memberikan ayah dan Ibu. Memberikan metlek. Dan latar belakang keluargaku. Terima kasih sudah memberiku hidup, dan segala tetek bengeknya. Tawa hingga air-air mataku. Terima kasih telah member uang jajan pagi ini, terima kasih telah di izinkan melihat Jafar. Terima kasih karena sempat mengingat mereka yang mengecewakanku. Terlebih terima kasih kali ini untuk mengingatkanku kepada Teater 35 belahan jiwa, dan saudara-saudara di sana.
Minggu, 02 Mei 2010
Orang Gila Makan Tahu Bandung
Ketika aku melihat wajahnya yang temaram, menghiasi layarnya..
Aku seperti melihat titik hitam dari seorang wibawa laki..
Ia berteriak tajam, mengikat parau suaranya..
Ia menjadi biru, dan terlihat sangat kebiruan.. bukan bahagia.. tapi ditelan derita
Ia mendamba seseorang dengan ketampanannya..
Dan mata-mata yang jelita.. ia terus mendamba..
Ia bermimpi suatu saat, akan memeluknya..
Sekalipun langit sore usai menantangnya, mimpi buruk memeluknya..
Ia setia, dan menantinya..
Oh, seperti tahu bandung disirami kecap..
Mata sayunya adalah kenikmatan dunia.
Aku seperti melihat titik hitam dari seorang wibawa laki..
Ia berteriak tajam, mengikat parau suaranya..
Ia menjadi biru, dan terlihat sangat kebiruan.. bukan bahagia.. tapi ditelan derita
Ia mendamba seseorang dengan ketampanannya..
Dan mata-mata yang jelita.. ia terus mendamba..
Ia bermimpi suatu saat, akan memeluknya..
Sekalipun langit sore usai menantangnya, mimpi buruk memeluknya..
Ia setia, dan menantinya..
Oh, seperti tahu bandung disirami kecap..
Mata sayunya adalah kenikmatan dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)