Jumat, 28 Mei 2010

Menyelesaikannya.

Ada sebagian dari orang-orang yang membutuhkan apa yang orang-orang lain sangat mengharamkannya. Buat saya itu bagian dari hidup.

Karena menurut saya kembali, hidup itu memang seharusnya begitu. Sejak awal juga karena saya taunya hidup itu sangat berbeda, tapi perbedaan itu yang saling melengkapi. Ada orang-orang yang terus ingin berada di keduanya. Ingin mengerti kesemuanya, ia melihat bagian lainnya. Saya.

Saya, apa ya. Iya, manusia. Tapi kadang saya emang kadang jadi sok suci kayak Dewa. Tapi inilah saya, hidup-hidup saya, kok ya malah repot sendiri ngurusin saya.

Saya menyingkap apa yang orang-orang bicarakan, saya bertanya, melangkah, dan menimbun apa yang mereka bicarakan. Saya datang, dengan fikiran saya sendiri, begitu juga ketika saya nanti kembali, sekalipun saya kepengaruh.. tapi yang ada ujungnya saya akan mengkritik dan merelungi jiwa sayya sendiri. kalau saya suka, yah ketimbrungan terus.. kalau saya nggak suka yah saya cibir terus. Sekalipun dalam hati. Saya kan nggak konsisten.

Banyak orang yang malu untuk membuka dirinya sendiri, padahal orang itu tidak cukup mengenal dirinya sendiri, munafik. Apa ya, kadang jadinya malah menujukan orang lain menjadi munafik, well that’s what I ever felt.

Kadang kita perlu lagi bikin shocking-line buat diri sendiri deh, secara nggak sadar kadang taraf kesadaran kita jadi menurun. Yang biasanya kita ngucap istighfar udah jadi ampuna-ampunan, eh malah udah ga mempan akhir-akhirnya. Setelah itu buat saya adalah member diri sendiri waktu, baru deh kita bisa mengenal apa salahnya. Dan yang lebih tepat lagi adalah ketika saya menemukan alasan, begitu juga kita. Dengan alasan, semuanya jadi fare, dengan alasan yang jalang sekalipun jadi lebih masuk akal. Buat saya alasan yg baik adalah alasan yang gak gubris orang-orang, alasan khusus untuk nerima kesalahan sendiri tanpa harus melibatkan siapapun, apalagi nyakitin perasaan orang lain.

Selanjutnya, adalah cara menutup mata. Seperti yg saya lakukan baru saja. Mandi sambil merem. Bagaimana kita harus melihat sekalipun dengan mata tertutup, bagaimana kita melihat dari seluruh bagian, sekalipun kita tak mampu melihat.

Dan pada akhirnya, kita diajak kembali melihat dunia. Sekalipun itu galau, dan masih kelabu. Tapi di balik itu kita harus percaya, saya percaya… masih ada hal yang bermanfaat di antara hal-hal yang sangat gak penting yang usai ita lakoni hari ini. Dan pada akhirnya.. keduanya tetap berbeda, tak bisa disatukan. Dan, pada akhirnya kita berhasil menemukan alasan. Dan, pada akhirnya kita mampu mengetaskan apa yang menggelinjang di hati.

0 komentar: