Kaca-kaca enggan merefleksikan hatiku kali ini, cermin-cermin acuh menatapku.. semua mati dihimpit kegalauan dan sugesti-sugesti datang menembusku satu.. persatu..
Dan, dunia lelah memandangiku. Arogan dan membeku. Ada lagi tambahannya?
Harusnya seperti apa dunia yang kalian ingin ciptakan? Mengapa selalu saja menjatuhkan di akhirnya? Mengapa tak kalian bangunkan kami sejak awal? Bukankah mimpi selalu sama? Bukankah jalannya semua berbeda-beda.. bukankah hasratku hanya pada Tuhan, dan semua tahu?
Mengapa bening air jua tak sanggup lagi menahan mataku. Semuanya buyar, membuih sampai ke akar.. dan aku cukup menghinamu! Betapa aku lelah mengikuti jalan yang kian berliku nan harusnya kuperosoti, luruh sejak awal. Aku tahu! Dan kita semua bisu! Mengikuti jalan-jalan ciptaan.. bukankah aku cukup memiliki alasan?
Kalau sudah waktunya, mungkinkah kata terlambat tetap menjadi mungkin? Kasian pujaan hatiku. Padahal ia menanti dari ujung tahun ingin kutapaki, namun ia akan rasakan denyutan lewat kaki palsuku, dan sepi.. tanpa rasa sedikitpun..
Maafkan aku sayang, besok aku datang menujumu.. dengan cinta yang di ujung.. yang hampir mati. Karena aku terlanjur menutup, dan tidak berusaha percaya. Bukankah orang yang dipercaya adalah orang yang terbiarkan? Tapi aku tak bebas lagi sayang, aku dan semua tak tahu maunya jadi apa..
Y a ini aku. Mengikuti kata mereka. Cukup dan tidak ingin mengetahui lebih. Harusnya ini berjalan sesuai rancana.. sampai mendung mampu menguasaiku.. sampai aku dapatkan hatiku..
Maafkan aku, gung..
Rabu, 19 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar