Senin, 09 Agustus 2010

Sang Pemimpi.


Senangnya, kemarin saya sudah berhasil menonton Sang Pemimpi, sekuel dari tetralogi Laskar Pelangi. :D

Film, yang lebih menceritakan bagaimana ikal menjalani masa remajanya bersama sepupunya tuan mimpi, Arai. Dan sahabat kudanya, Jimbron. Bagaimana seorang anak pedalaman Gantong, yang kemudian berhasil mencapai Paris mendapatkan S2-nya. Waow!

Sebenernya saya sudah lama banget baca novelnya, jadi agak sedikit-sedikit lupa. Yang saya ingat dalam buku Sang Pemimpi sendiri terdapat istilah-istilah yang sukar dimengerti seperti film yang Ikal, Arai, dan Jimbron suka tonton, kemudian saya mengerti di visualisasi filmnya. Yah, kemungkinan karena istilah-istilah yg disebutkan di novel, hadir sebelum saya hadir di dunia.

Saya terharu bisu mendengarkan apa yang disampaikan film ini, mengenai mimpi, mengenai keterbatasan mencapai mimpi tersebut. Yang erat-erat saya tangkap adalah,

“Sebagai manusia seperti ini, kalau kita tak punya mimpi, kita akan mati, Kal”

“Yang menjadi masalah bukan katika memikirkan seberapa besar mimpimu untuk dimungkinkan, tapi yang benar adalah seberapa besar dirimu tersebut untuk menggapai mimpi..”

Ya, yang benar adalah ketika kita meyakini mimpi itu baik untuk kita atau tidak. Ketika kita yakin, kita hanya tinggal berkreativitas mewujudkan mimpi tersebut.

Aduh kalo inget tetralogi Laskar Pelangi ini, saya jadi inget genk-genkan waktu saya umur 15 tahun. Sekumpulan wanita yang bermimpi juga sampai Edensor, keliling dunia, keliling Eropa, menuju Alaska, sukses dan punya usaha. Haha.

Itu mimpi, tapi hidup berawal dari mimpi kan? Sekalipun orang lain menganggap mimpi kita terlalu mustahil, ataupun terlanjur dianggap payah. Tapi siapa yg bisa menebak bagaimana datangnya kebahagiaan. Saya di sini, dan menemukan orang-orang yang saya sayangi, dan semua hal yang saya temui selama ini adalah bagian dari mimpi saya dulu. Semoga Tuhan menjawab panggilan saya, sebagai sang pemimpi lainnya. Amin.

0 komentar: