Ketika gue melihat, gue akan bertanya. Bukan sok krtitis, tapi selalu ada paksaan batin dalam hati untuk meneriakannya. Dan gue hanya diam tenggelam dalam kata-kata yang seenaknya gue semburkan tanpa mengenal fikiran dan kadang mengacuhkan perasaan.
Kemudian, saat gue berjumpa banyak orang. Gue selalu bertanya, lagi. Tentang apa-apa yang seharusnya nggak perlu dipertanyakan. Tapi gue selalu mengungkit lagi,lagi. Sampai orang yang harusnya punya jawaban yang gue butuhkan nggak mampu untukmenjelaskan kepada gue yang terlalu sok kritis. Dan, gue akhirnya menemukan jawabannya sendiri. Ironis.
Gue cuma mau menyampaikan, betapa sulitnya jadi seseorang yang normal. Im not normal at all, yet. Gue selalu merasa ada hal lain yang membedakan gue dengan yang lain. Meskipun sebenarnya sejak awal gue yang minta akan perbedaan itu.
Gue punya segalanya kok, perhatian, cinta, musuh bahkan facebook. Sama kaya yang lainnya, kalo ada yang berbed, itu karna gue sendiri dari awal yang meminta sama Allah untuk perbedaan itu. Sampai pada akhirnya, gue tiba di ujung hari hal-hal yang selalu gue rutinin tiap harinya itu .. yang jawabannya adalah manusiawi : BOSAN
Sekalipun hal-hal yang menghantui gue itu adalah hal-hal yang selalu gue dambakan dari dulu. Kenapa ya, roda kehidupan selalu cepat berputar kalo orang lagi senang. Seenaknya saja menggelindingkan kebahagian. Selalu saja ada yang hilang, bolong, kosong!
Harusnya gue bisa normal. Gue cuma bertarung pada sang imaji, dan gue nggak menghasilkan apa-apa. Bahkan sekedar yang bisa membahagiakan diri gue di usia-usia memble begini.
Atau jawaban lainnya adalah.. gue emang nggak ada kerjaan. Jadi terlalu banyak yang muncul dalam kepala, dan gue terus memaksa berfikir. Tapi kenapa teman-teman gue nggak? Kenapa mereka nggak sibuk kaya gue, seperti menilik arti dari kata Agoni yang sampai saat ini gue masih penasaran artinya? Kenapa mereka nggak membuat sajak untuk menutupi kegalauan hatinya kaya gue, dan lebih memilih menjelek-jelekkan secara utuh tubuhnya? Kenapa mereka memilih yang biasa, dan semua orang punya?
Arogansi ini harus dibunuh! Dan gue butuh untuk menghabisi ketidaknormalan gue.. serta waktu untuk memusnahkan kejenuhan tersebut.
Gue terjebak dengan apa-apa yang hanya gue yang tau jawabannya, bak professor. Sekarang nggak ada lagi yang punya jawabannya. Gue membuat pesakitan ini dalam lingkaran yang orang lain pun nggak tau lingkaran apa itu. Gue jenuh man, gue orang yang sangat biasa-biasa saja yang luar biasa yang ingin menjadi orang yang biasa.
Ya Allah.. ckck.. kuncinya cuma bersyukur!
Selasa, 29 Desember 2009
Sabtu, 26 Desember 2009
ribet
Saya memaksakan diri untuk menulis. Meskipun sebenarnya saya belum jelas benar bagaimana saya dapat mendefinisikan apa-apa yang ada di dalam diri saya saat ini. (nonefectivewords mode on).
Saya ini masih 16 tahun, nggak ngerti maksud kata tersebut, atau bagaimana kata tersebut menjalari hidup saya. Ya! Terkecuali kepada para perempuan itu. Saya nggak pernah pacaran. Serius. Kalau yang ia maksud “apa yang ia saksikan” adalah bentuk saya pacaran, tidak buat saya. Saya belum pernah bilang kata itu sepenuh hati pada siapapun. Sama ibu, juga belum. Semuanya rata-rata terpendam, atau hanya sebatas rindu..
Jadi saya bertanya, tanpa maksud menghadirkan kecewa. Saya merasa, sangat-sangat menyesal apabila mereka berfikir tentang seperti apa yang mereka kira.
Saya ini lugu, dan tidak tahu menahu. Saya palsu, dan batu. Tidak ada yang mampu menebak apa-apa yang tersembunyi dalam diri saya. Saya menikmati dan sekaligus saya tersiksa karenanya. Saya tidak dapat membaca diri saya sendiri.
Saya Cuma nggak tau bagaimana nantinya saya harus menempatkan diri saya. Saya takut lagi bersandiwara. Saya ini butuh banyak bicara, dan ada sandingannya. Dia, dia, dia tepat untuk saya. Tapi saya nggak bisa. Karena itu saya takut sama diri saya. Saya takut mati karenanya.
Jadi ini hanya masalah perasaan saya yang terlanjur saya cap sebagai seseorang yang begitu rumit. Sampai tiada seorangpun, dan bahkan saya sendiri nan mengerti tentang saya. Kemudian, tidak sedetikpun ia bertanya, dan kesempatan saya sudah habis. Serta waktu yang tak menentu.. dewasa nya tak kunjung datang. Iya! Salah saya.
Dan mungkin , ketika usia saya sudah 17 tahun nanti (bila mungkin saya menggapainya). Mungkin dia orang pertama yang akan saya sampaikan tentang . . . . .
Terima kasih ya,bung! Kamu ingatkan saya tentang cinta.
Saya ini masih 16 tahun, nggak ngerti maksud kata tersebut, atau bagaimana kata tersebut menjalari hidup saya. Ya! Terkecuali kepada para perempuan itu. Saya nggak pernah pacaran. Serius. Kalau yang ia maksud “apa yang ia saksikan” adalah bentuk saya pacaran, tidak buat saya. Saya belum pernah bilang kata itu sepenuh hati pada siapapun. Sama ibu, juga belum. Semuanya rata-rata terpendam, atau hanya sebatas rindu..
Jadi saya bertanya, tanpa maksud menghadirkan kecewa. Saya merasa, sangat-sangat menyesal apabila mereka berfikir tentang seperti apa yang mereka kira.
Saya ini lugu, dan tidak tahu menahu. Saya palsu, dan batu. Tidak ada yang mampu menebak apa-apa yang tersembunyi dalam diri saya. Saya menikmati dan sekaligus saya tersiksa karenanya. Saya tidak dapat membaca diri saya sendiri.
Saya Cuma nggak tau bagaimana nantinya saya harus menempatkan diri saya. Saya takut lagi bersandiwara. Saya ini butuh banyak bicara, dan ada sandingannya. Dia, dia, dia tepat untuk saya. Tapi saya nggak bisa. Karena itu saya takut sama diri saya. Saya takut mati karenanya.
Jadi ini hanya masalah perasaan saya yang terlanjur saya cap sebagai seseorang yang begitu rumit. Sampai tiada seorangpun, dan bahkan saya sendiri nan mengerti tentang saya. Kemudian, tidak sedetikpun ia bertanya, dan kesempatan saya sudah habis. Serta waktu yang tak menentu.. dewasa nya tak kunjung datang. Iya! Salah saya.
Dan mungkin , ketika usia saya sudah 17 tahun nanti (bila mungkin saya menggapainya). Mungkin dia orang pertama yang akan saya sampaikan tentang . . . . .
Terima kasih ya,bung! Kamu ingatkan saya tentang cinta.
kepada sang pujangga
Semua kisah yang pernah lalui hidupku
Semua cinta yang pernah
Engkau rasakan, dalam kisahmu
Pahit dan manismu,
Lalui…
Semua teman yang engkau sayang dan tinggalkan
Sengaja atau tidak, dirimu
Pernah lalui, cerita yang haru
Yang semua alami
Dan kita coba kenangi semua,
Walau t’lah tiada
Bagai etalase jendela…
Kau pernah kenal seorang yang sangat kau sayang
Kau pernah kenal seorang
Yang sangat kau benci, terasa perih
Hingga otakmu,
Meledak!
Semua sahabat yang pernah menghangatkan hidup
Satu persatu, menghilang…
Seiring waktu yang makin lama
Kian menua
Tapi kita coba kenangi semua,
Walau t’lah tiada
Bagai etalase jendela…
Semua cinta yang pernah
Engkau rasakan, dalam kisahmu
Pahit dan manismu,
Lalui…
Semua teman yang engkau sayang dan tinggalkan
Sengaja atau tidak, dirimu
Pernah lalui, cerita yang haru
Yang semua alami
Dan kita coba kenangi semua,
Walau t’lah tiada
Bagai etalase jendela…
Kau pernah kenal seorang yang sangat kau sayang
Kau pernah kenal seorang
Yang sangat kau benci, terasa perih
Hingga otakmu,
Meledak!
Semua sahabat yang pernah menghangatkan hidup
Satu persatu, menghilang…
Seiring waktu yang makin lama
Kian menua
Tapi kita coba kenangi semua,
Walau t’lah tiada
Bagai etalase jendela…
Kamis, 24 Desember 2009
Semanggi, 23 Desember 2009
Aku senang berjalan, memutar haluan, dan berjalan dengan lagak sang puan..
Naik.. lalu menyusur pada sang jalan..
Teriak, dan menatap dan berdetak..
Ada bentuk-bentuk nan aku sua, dan aku benci sekaligus rindu mereka
Para eksekutif muda, dan parfum, serta kemeja bunga..
Lalu, ibu-ibu dengan muka sayu dikejar para perayu..
Dan pemuda-pemudi nan bercinta.. dengan kaus merah muda
Pemain jalanan, dalam sang buaian.. gitarnya merinai.. sana-sini..
Ada kepala botak, tersenyum padaku
Lantas, orang Cina di sana menertawaiku..
Kemudian, para tukang menyambutku..
Selanjutnya, deretan mobil acuh tentangku..
Pak polisi mulai siibuk menyambut malam..
Dan lampu kota lagi temaram.. beringas menantangku..
Para busway terbahak, lalu meninggalkanku..
Dan aku suka bicara padanya..
Awan, jadi saksinya
Aku akan merindu tentangmu
Naik.. lalu menyusur pada sang jalan..
Teriak, dan menatap dan berdetak..
Ada bentuk-bentuk nan aku sua, dan aku benci sekaligus rindu mereka
Para eksekutif muda, dan parfum, serta kemeja bunga..
Lalu, ibu-ibu dengan muka sayu dikejar para perayu..
Dan pemuda-pemudi nan bercinta.. dengan kaus merah muda
Pemain jalanan, dalam sang buaian.. gitarnya merinai.. sana-sini..
Ada kepala botak, tersenyum padaku
Lantas, orang Cina di sana menertawaiku..
Kemudian, para tukang menyambutku..
Selanjutnya, deretan mobil acuh tentangku..
Pak polisi mulai siibuk menyambut malam..
Dan lampu kota lagi temaram.. beringas menantangku..
Para busway terbahak, lalu meninggalkanku..
Dan aku suka bicara padanya..
Awan, jadi saksinya
Aku akan merindu tentangmu
Selasa, 22 Desember 2009
Vb FvcK
HEY I JUST FOUND THAT I TALKED ABOUT AFTER MY HP LOST.. HAAHAHHAHAHA I WAS LAUGHED WHEN READ IT. HMMM AND I THINK THAT POST IT TO BLOG WOULDN’T BE A PROBLEM
• Okey, good bye pipi.. I love you so much eventhough I will never have you in my hug like usual before sleep, again.
• DASAR MALING SOK PUNYA PENYAKIT ORANG KAYA, SOK KLEPTO, MBAKTENG KECENTILAN NAJIS MUKANYA GAK NGENAKIN, SOK EKSLUSIV, SOK LESBI, PUNYA KELUARGA GAK PUNYA ETIKAT BAIK MEMPERBAIKI KESALAHAN, MINTA DIPENJARA, FAKYU!
• I don’t know why me that must be the victim? Aren’t you know, this is the hardest time for me whhhhhhhhhhhhy me?
• Gue tau kok yang ngambil, itu tuh si de firjin. Bangke banget dah, kenapa pipi? Kenapa hape gue? Gue sayang banget sama gadget gue yang itu, gadget jadul, gadget paling lemot, hadiah pertama yang berharga dari ibu gue karena dari SD sampe SMP gue terus juara umum. Gadget yang udah ngeh banget sama yang namanya gue upilin, gue gigit-gigit, gue empet-empet, gue banting-banting, gue ciumin sepanjang hari, gue peluk tiap malem. Gadget tempat sua para lelaki. Gadget tentang segala jenis wajah (untung sempet kekopi di notbuk), gadget tentang hasrat gue tentang suara-suara, tentang nomor-nomor dari teman sejak kecil sampai tukang lumpia. Gadget dan sms pertama. Gadget tentang foto yang paling tersembunyi. Gadget tentang password friendster sampai blogger. Gadget yang bangunin gue sahur. Gadget yang mengingatkan gue tentang hari. Gadget yang ngingetin gue sama utang-utang. Anjeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng lo bi!
• Sekarang gak punya hape, gak ada pipi. Gak ada pegang-pegang kantong ngecek sms, I hate you :’( (sekarang udaah ada gantinya)
• Waktu pertama nyadar kehilangan, nangis jejeritan di kelas sama neng vina, yunsyang, widia, dan a’a tio. Semuanya pada bingung gue kalap, gue bingung, takut diomelin ibu, gak berani pulang, dan takut gak bisa ngetwit. Sumpah mereka itu yang gue inget. Setio dan vina sibuk sms dan telfon-telfonin orang-orang. Telfonin keluarga gue. Sakit deh, nyesek. Itu kan benda kesayangan gue.. dulu dia kelaperan karena engga ke-cas aja gue mewek setres sendiri nyari casannya. Lha wong dari mandi, makan, ujian, pacaran tetep aja dia yang gue remes-remes. Sampe chasingnya gak pernah gue ganti. Pipi miss you..
• Kata endah, gue terlalu sibuk sama gadget baru.
• Kata intan, gue terlalu memble ngegelatakin hape di kolong gitu aja.
• Kata yuni, mau dapet rezeki lagi dari Allah(amin)
• Kata ibu, bukan rezeki (masa bertahun-tahun masih bukan juga rezeki gue..)
• Kata gue, hikmahnya adalah biar ujian nasional gue gak heboh ngetwit lagi kali ya.. lagian dulu waktu ga punya hape gue hidup normal juga kok, peduli setan kalah sama tukang ojek yang hapenya burberi. Watefak. Lagian, emang kudu gue yang ngelabrak BUAPAKNYA YANG BANYAK MULUT itu kali, liat aja. Gak takut, kalo gue kenapa-napa inget aja yang gituin gue pasti BUAPAKNYA YANG BAU MULUT itu ya sodara-sodara!
• Jadi ingat, sudah 3 orang pinter juga bilang dia pelakunya. Kata guru matematika gue, boleh kok buruk sangka, kalo gue gak buruk sangka juga berarti guenya ngga normal kali yah, gak manusiawi. Gue langsung keliling pasar benhil, karena salah satu dari bapak-bapak itu bilang hape gue udah dijual di sana, sampai gue ke tempat pelacuran tersembunyi berkedok salon yang baru saja gue tau.. padahal gue dari orok nginjek tanah benhil sereeeeeeeeem bo! Tapi setelah gue temui si mbak-mbak salah satu pengisi salon itu, ternyata bukan hape gue. :’(
• Sedih sedih sedih sedih sedih ..
FINE, I STILL LAUGHING
• Okey, good bye pipi.. I love you so much eventhough I will never have you in my hug like usual before sleep, again.
• DASAR MALING SOK PUNYA PENYAKIT ORANG KAYA, SOK KLEPTO, MBAKTENG KECENTILAN NAJIS MUKANYA GAK NGENAKIN, SOK EKSLUSIV, SOK LESBI, PUNYA KELUARGA GAK PUNYA ETIKAT BAIK MEMPERBAIKI KESALAHAN, MINTA DIPENJARA, FAKYU!
• I don’t know why me that must be the victim? Aren’t you know, this is the hardest time for me whhhhhhhhhhhhy me?
• Gue tau kok yang ngambil, itu tuh si de firjin. Bangke banget dah, kenapa pipi? Kenapa hape gue? Gue sayang banget sama gadget gue yang itu, gadget jadul, gadget paling lemot, hadiah pertama yang berharga dari ibu gue karena dari SD sampe SMP gue terus juara umum. Gadget yang udah ngeh banget sama yang namanya gue upilin, gue gigit-gigit, gue empet-empet, gue banting-banting, gue ciumin sepanjang hari, gue peluk tiap malem. Gadget tempat sua para lelaki. Gadget tentang segala jenis wajah (untung sempet kekopi di notbuk), gadget tentang hasrat gue tentang suara-suara, tentang nomor-nomor dari teman sejak kecil sampai tukang lumpia. Gadget dan sms pertama. Gadget tentang foto yang paling tersembunyi. Gadget tentang password friendster sampai blogger. Gadget yang bangunin gue sahur. Gadget yang mengingatkan gue tentang hari. Gadget yang ngingetin gue sama utang-utang. Anjeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng lo bi!
• Sekarang gak punya hape, gak ada pipi. Gak ada pegang-pegang kantong ngecek sms, I hate you :’( (sekarang udaah ada gantinya)
• Waktu pertama nyadar kehilangan, nangis jejeritan di kelas sama neng vina, yunsyang, widia, dan a’a tio. Semuanya pada bingung gue kalap, gue bingung, takut diomelin ibu, gak berani pulang, dan takut gak bisa ngetwit. Sumpah mereka itu yang gue inget. Setio dan vina sibuk sms dan telfon-telfonin orang-orang. Telfonin keluarga gue. Sakit deh, nyesek. Itu kan benda kesayangan gue.. dulu dia kelaperan karena engga ke-cas aja gue mewek setres sendiri nyari casannya. Lha wong dari mandi, makan, ujian, pacaran tetep aja dia yang gue remes-remes. Sampe chasingnya gak pernah gue ganti. Pipi miss you..
• Kata endah, gue terlalu sibuk sama gadget baru.
• Kata intan, gue terlalu memble ngegelatakin hape di kolong gitu aja.
• Kata yuni, mau dapet rezeki lagi dari Allah(amin)
• Kata ibu, bukan rezeki (masa bertahun-tahun masih bukan juga rezeki gue..)
• Kata gue, hikmahnya adalah biar ujian nasional gue gak heboh ngetwit lagi kali ya.. lagian dulu waktu ga punya hape gue hidup normal juga kok, peduli setan kalah sama tukang ojek yang hapenya burberi. Watefak. Lagian, emang kudu gue yang ngelabrak BUAPAKNYA YANG BANYAK MULUT itu kali, liat aja. Gak takut, kalo gue kenapa-napa inget aja yang gituin gue pasti BUAPAKNYA YANG BAU MULUT itu ya sodara-sodara!
• Jadi ingat, sudah 3 orang pinter juga bilang dia pelakunya. Kata guru matematika gue, boleh kok buruk sangka, kalo gue gak buruk sangka juga berarti guenya ngga normal kali yah, gak manusiawi. Gue langsung keliling pasar benhil, karena salah satu dari bapak-bapak itu bilang hape gue udah dijual di sana, sampai gue ke tempat pelacuran tersembunyi berkedok salon yang baru saja gue tau.. padahal gue dari orok nginjek tanah benhil sereeeeeeeeem bo! Tapi setelah gue temui si mbak-mbak salah satu pengisi salon itu, ternyata bukan hape gue. :’(
• Sedih sedih sedih sedih sedih ..
FINE, I STILL LAUGHING
Rabu, 16 Desember 2009
halo cinta
Halo cinta, bolehkah aku bertanya kamu ada di mana?
Aku mau membagi hatiku padamu
Melihat, mata ini
Lalu aku mencari rinduku, tentang kamu..
Di tengah sang gurun
Walau dipelukan sang kutub..
Aku tetap mau kamu..
Aku mau membagi hatiku padamu
Melihat, mata ini
Lalu aku mencari rinduku, tentang kamu..
Di tengah sang gurun
Walau dipelukan sang kutub..
Aku tetap mau kamu..
Kamis, 26 November 2009
jodohai hai hai
Saya baru saja membaca, anda tahu kan saya suka membaca, haha ngga penting.
Aduh gimana ya saya jadi kepikiran tentang seorang seniman. Tapi gimana mengenalkan seniman pada ibu saya?
Apa yang bisa dipandang dari seorang seniman?
Cinta?
Mati makan cinta nantinya, saja.
Nanti suami saya juga seniman, liat aja hahaha. Siapa yang gak saya gila-gilai laki-laki yang mampu menaklukan saya dengan sentuhan lembutnya pada kata, lalu ia tertawa menyentuh jari saya sembari bicara, "...ini namanya cinta".
Tapi ujungnya nggak biasa tercipta. lha wong kalau dirunut dari bibit bebet bobotnya, akan jarang sekali seniman yang cinta sama saya. Wah nggak mau juga sih soal yang ini. Ibu saya mensugestikan pria tampan adalah turunan tiong hoanya tapi juga orang Jawa,( HELL YEAH! WHAT MY DAD LOOKS LIKE, MOM!? -,- ) oke, saya harus jauh-jauh ke Semarang. Belum tentu nantinya saya dapat.
Oke saya ngawur. Intinya saya sedang tergila-gila kembali pada sajak seseorang seniman. Iya yang sebelumnya juga sudah saya katakan. Karena setelah saya telusuri lagi ternyata disajaki adalah indah, dan saya begitu ingin memilikinya, sekalian dimilikinya. Dia begitu sederhana, dalam barisan rima bisa tertawa sekaligus buka mata.
Saya mau menikah dengan orang Solo, bertutur Jawa halus, shalatnya mulus, kulitnya putih menandakan dia tionghoa, dia jahat mengulik politik juga jahat menelanjangi orang-orang dengan bait sajaknya, lalu ia bertaubat kembali ke kota, siap melamarku dengan satu lahan tanah di desa dengan sebangunan rumah Joglo yang dipinggirnya ada barisan jati kebun milik kita berdua, lalu ia anak-pinakan sapi-sapi betina yang melimpah susunya, selain itu bisnis di kota juga berjaya, kita tinggal di desa dan cukup kaya, punya anak kembar dua jumlahnya, nanti dia sebut lanang dan genduk -ku. Tiap malam bercinta pada dunia, dia mimpikan saya tentang sastra, tentang siapa-siapa dan dia tertawa mendengar saya tak tahu ilmunya, karena dia cerdas..
Huauuahhahahah oke saya semakin ngawur, jadi begitulah orang sedang jatuh cinta. ia akan terus bertanya mengapa cintanya tak kunjung tiba. yah, bukannya juga saya mau mengelak. saya mah akan mensyukuri semua yang nanti akan saya terima. Dan mungkin yang saya mimpikan tengah malam ini.... hmm.. ckck kayaknya susuah ya. Hahaha, justru dulu orang-orang yang saya kagumi sedari dulu (sekarang berhati-hati mengagumi orang) adalah tipe-tipe yang gak benjeet.. yang jauh dari seniman dan justruu jauh sekali dengan apa yang saya tulis di paragraf sebelumnya. Bahkan, dia dia lebih mampu menarik urat lehernya mengeluarkan suara riak riak ketimbang bernyanyi, berdesir, menulis puisi. paling ujung nulis lagu metal pake bahasa Inggris yang mendengarnya beria istighfar.
Aneh, kalau saya bisa bicara tentang paragraf empat, saya jadi keinget sama mantan calon besan ibu saya kemarin waktu di Solo *,*, saya jadi ingat perjodohan, saya jadi inget Buronan Detik, saya jadi inget ki Joko, saya jadi inget Sulele, saja jadi mau muntah. hahahah pis
Aneh, kalau saya bicara tentang paragraf empat, saya kan takut sama orang-orang sejenis itu, seniman, rata-rata kurang beriman, menggerutu, hidupnya kelabu, tak ada aral yang dia tuju, dan tubuhnya bau rokok samsu. (mungkin dwiayulestari tau yang saya maksud). huah
wah hebat itu seniman dan buku bak fotokopiannya, mampu membuat saya jujur pada dunia, sekaligus dusta pada maya. heeeeeeem.. good night
10.08pm
Aduh gimana ya saya jadi kepikiran tentang seorang seniman. Tapi gimana mengenalkan seniman pada ibu saya?
Apa yang bisa dipandang dari seorang seniman?
Cinta?
Mati makan cinta nantinya, saja.
Nanti suami saya juga seniman, liat aja hahaha. Siapa yang gak saya gila-gilai laki-laki yang mampu menaklukan saya dengan sentuhan lembutnya pada kata, lalu ia tertawa menyentuh jari saya sembari bicara, "...ini namanya cinta".
Tapi ujungnya nggak biasa tercipta. lha wong kalau dirunut dari bibit bebet bobotnya, akan jarang sekali seniman yang cinta sama saya. Wah nggak mau juga sih soal yang ini. Ibu saya mensugestikan pria tampan adalah turunan tiong hoanya tapi juga orang Jawa,( HELL YEAH! WHAT MY DAD LOOKS LIKE, MOM!? -,- ) oke, saya harus jauh-jauh ke Semarang. Belum tentu nantinya saya dapat.
Oke saya ngawur. Intinya saya sedang tergila-gila kembali pada sajak seseorang seniman. Iya yang sebelumnya juga sudah saya katakan. Karena setelah saya telusuri lagi ternyata disajaki adalah indah, dan saya begitu ingin memilikinya, sekalian dimilikinya. Dia begitu sederhana, dalam barisan rima bisa tertawa sekaligus buka mata.
Saya mau menikah dengan orang Solo, bertutur Jawa halus, shalatnya mulus, kulitnya putih menandakan dia tionghoa, dia jahat mengulik politik juga jahat menelanjangi orang-orang dengan bait sajaknya, lalu ia bertaubat kembali ke kota, siap melamarku dengan satu lahan tanah di desa dengan sebangunan rumah Joglo yang dipinggirnya ada barisan jati kebun milik kita berdua, lalu ia anak-pinakan sapi-sapi betina yang melimpah susunya, selain itu bisnis di kota juga berjaya, kita tinggal di desa dan cukup kaya, punya anak kembar dua jumlahnya, nanti dia sebut lanang dan genduk -ku. Tiap malam bercinta pada dunia, dia mimpikan saya tentang sastra, tentang siapa-siapa dan dia tertawa mendengar saya tak tahu ilmunya, karena dia cerdas..
Huauuahhahahah oke saya semakin ngawur, jadi begitulah orang sedang jatuh cinta. ia akan terus bertanya mengapa cintanya tak kunjung tiba. yah, bukannya juga saya mau mengelak. saya mah akan mensyukuri semua yang nanti akan saya terima. Dan mungkin yang saya mimpikan tengah malam ini.... hmm.. ckck kayaknya susuah ya. Hahaha, justru dulu orang-orang yang saya kagumi sedari dulu (sekarang berhati-hati mengagumi orang) adalah tipe-tipe yang gak benjeet.. yang jauh dari seniman dan justruu jauh sekali dengan apa yang saya tulis di paragraf sebelumnya. Bahkan, dia dia lebih mampu menarik urat lehernya mengeluarkan suara riak riak ketimbang bernyanyi, berdesir, menulis puisi. paling ujung nulis lagu metal pake bahasa Inggris yang mendengarnya beria istighfar.
Aneh, kalau saya bisa bicara tentang paragraf empat, saya jadi keinget sama mantan calon besan ibu saya kemarin waktu di Solo *,*, saya jadi ingat perjodohan, saya jadi inget Buronan Detik, saya jadi inget ki Joko, saya jadi inget Sulele, saja jadi mau muntah. hahahah pis
Aneh, kalau saya bicara tentang paragraf empat, saya kan takut sama orang-orang sejenis itu, seniman, rata-rata kurang beriman, menggerutu, hidupnya kelabu, tak ada aral yang dia tuju, dan tubuhnya bau rokok samsu. (mungkin dwiayulestari tau yang saya maksud). huah
wah hebat itu seniman dan buku bak fotokopiannya, mampu membuat saya jujur pada dunia, sekaligus dusta pada maya. heeeeeeem.. good night
10.08pm
2012
When I asked people, how about 2012? And they just said.. oh the movie just it, only just it. Then my question would be appear, how could yooou people say like that? Why?
Yes, for me that was so amazed to see the movie. I felt early, that the movie would be something.. so I really really wondered to see it. This movie is the best doctrin ever, and the time is so exact! So, what do ya think about the end of the world? I believe. yes, because, in my religion too there is a pillar about it, called the 5th of rukun iman, im a moslem.. you understand about it. Hehe..But, I do not believe that my doomsday will be as the movie. I have my own doomdaze someday, I believe on it.
For me, the movie has an own moral value, I adored the creators that had been succesly made the movie. You had been made me losing my reveries when I watched the movie. First, I love the effects! So much in love, with the technologies in the movie.. I never think before, about the saving lots of people from the ends of the world? Why, there was brilliant idea like that? Made a big ship, then you could escape from the fate? Why there were big tsunami to 1500m? why people could safe? Why the earth’s crust? Oh my God.. I was so late, then im grateful had sufficient time to see the movie.
I could learn, how we could separated with all beloved person in this world by second. Then, I’ll try to love the earth, more. I never think about the real ends of world. Submit to my fate, and scream all names that I ever knew.
The creator was great, they’re brilliant and genious. Just a morron person that cheated by infotainment and think about the real of world’s end would be like in the movie., oh, poor
So, I recommendyou to watch this, guyssss
Yes, for me that was so amazed to see the movie. I felt early, that the movie would be something.. so I really really wondered to see it. This movie is the best doctrin ever, and the time is so exact! So, what do ya think about the end of the world? I believe. yes, because, in my religion too there is a pillar about it, called the 5th of rukun iman, im a moslem.. you understand about it. Hehe..But, I do not believe that my doomsday will be as the movie. I have my own doomdaze someday, I believe on it.
For me, the movie has an own moral value, I adored the creators that had been succesly made the movie. You had been made me losing my reveries when I watched the movie. First, I love the effects! So much in love, with the technologies in the movie.. I never think before, about the saving lots of people from the ends of the world? Why, there was brilliant idea like that? Made a big ship, then you could escape from the fate? Why there were big tsunami to 1500m? why people could safe? Why the earth’s crust? Oh my God.. I was so late, then im grateful had sufficient time to see the movie.
I could learn, how we could separated with all beloved person in this world by second. Then, I’ll try to love the earth, more. I never think about the real ends of world. Submit to my fate, and scream all names that I ever knew.
The creator was great, they’re brilliant and genious. Just a morron person that cheated by infotainment and think about the real of world’s end would be like in the movie., oh, poor
So, I recommendyou to watch this, guyssss
Selasa, 10 November 2009
Short Message Service
Yah,
Waktunya masih jauh
Bila nanti mau berlabuh
Aku dulu mati rapuh
dan, bumi masih bicara
Kau menangisinya
dan Ibu bertanya-tanya
Aku, padanya
Yah, Ayah
Aku menatapmu
di balik kelambu biru
di dekat lampu
memakan kalbu dilekat rindu
menulis haru atas doaku
Yah, Ayah
Aku mengenal pilu mu
Gersang, nan menguliti pijakanmu
Aku ngilu, membeku
Yah, Ayah
Ada api di sampingmu
Ada Dia menguasaimu
Yah, Ayah
Ini sebentar
Penengah kita bertengkar
Ini akan cepat
Selagi aku mengambil tempat
Ayah,
Usiaku dari perempat jaman
Aku sudah beriman
di balik kelambu
di dekat lampu
Sudah terima pesanku?
Waktunya masih jauh
Bila nanti mau berlabuh
Aku dulu mati rapuh
dan, bumi masih bicara
Kau menangisinya
dan Ibu bertanya-tanya
Aku, padanya
Yah, Ayah
Aku menatapmu
di balik kelambu biru
di dekat lampu
memakan kalbu dilekat rindu
menulis haru atas doaku
Yah, Ayah
Aku mengenal pilu mu
Gersang, nan menguliti pijakanmu
Aku ngilu, membeku
Yah, Ayah
Ada api di sampingmu
Ada Dia menguasaimu
Yah, Ayah
Ini sebentar
Penengah kita bertengkar
Ini akan cepat
Selagi aku mengambil tempat
Ayah,
Usiaku dari perempat jaman
Aku sudah beriman
di balik kelambu
di dekat lampu
Sudah terima pesanku?
Minggu, 08 November 2009
dst.
Dengar, kamu dengarnya bukan?
Aku tahu kamu dengar
Bising-bising peniti hati, menggerus telepati
Aku tahu kamu dengar
dst.
Perhatikan, kamu mengenalnya bukan?
Aku tahu kamu kenal
Saat untaian mata puan itu, ungu jadi kelabu
Dan dia jadi mesra pada haru
Aku benar-benar tahu kamu mengenalnya.
dst.
Ujung biasku, kamu dapat meriapnya
Pada lantai 19 di antara menara
Jelas pada warna bercahaya
Dipeluk awan nan terus bicara
Menghampiri elang botak kepala
Dan kamu tetap di sana
Ada
Menahanku, rata
dst.
Sekalipun, aku tahu
aku malu
aku kelu
dst.
Begitu dunia ranah
memijakmu ramah
di mana bagianku?
Kamu cuma beku
Tanpa aku tahu kamu
Seluruh ketika kamu biru atau sekaligus lagi kelabu.
Kamu diam
Kelam
Tetap dalam
dst
Kamu cermin pada langit
Retak, memelankolis
Dramatis!
Tipis
Bahkan aku tak mampu menyibak kelammu
Dalam rindu
Aku terharu, tidak menunggu
dst.
Dia aspal pada jalan Kemang,
Di antaraku yang besar menjulang
dst.
Dan aku, dst.
Aku tahu kamu dengar
Bising-bising peniti hati, menggerus telepati
Aku tahu kamu dengar
dst.
Perhatikan, kamu mengenalnya bukan?
Aku tahu kamu kenal
Saat untaian mata puan itu, ungu jadi kelabu
Dan dia jadi mesra pada haru
Aku benar-benar tahu kamu mengenalnya.
dst.
Ujung biasku, kamu dapat meriapnya
Pada lantai 19 di antara menara
Jelas pada warna bercahaya
Dipeluk awan nan terus bicara
Menghampiri elang botak kepala
Dan kamu tetap di sana
Ada
Menahanku, rata
dst.
Sekalipun, aku tahu
aku malu
aku kelu
dst.
Begitu dunia ranah
memijakmu ramah
di mana bagianku?
Kamu cuma beku
Tanpa aku tahu kamu
Seluruh ketika kamu biru atau sekaligus lagi kelabu.
Kamu diam
Kelam
Tetap dalam
dst
Kamu cermin pada langit
Retak, memelankolis
Dramatis!
Tipis
Bahkan aku tak mampu menyibak kelammu
Dalam rindu
Aku terharu, tidak menunggu
dst.
Dia aspal pada jalan Kemang,
Di antaraku yang besar menjulang
dst.
Dan aku, dst.
Kamis, 05 November 2009
Sakit(beneran)lagi
Kayaknya ini penyakit menahun deh. Penyakit beneran ya, bukan yg dibuat2 kaya misalnya sakit hati. Dulu, waktu kelas 2 gue juga sakit beginian. Klimaksnya tepat hari Kamis juga, tapi ga tau tgl. berapa dulu.
Oke, dokter gue sedang buron lagi, gue dipaksa nggelegek' ramuan kunyit lagi à la nyokap. Selanjutnya, gue dikatain bayi lagi.
Mungkin kali ini bedanya gue lebih bisa nge handle apa yg terjadi sama diri gue. Kalo dulu, gue baru sadar setelah asam lambung gue overlimit buanget tapi kali ini gue berusaha menganalisis kejadian yg akan terjadi. Sadar duluan gitu ceritanya, tapi tetep aja sakit, sakit banget, masih sama kaya dulu :'(
Sialnya, hari Kamis ini ada UHB, mata pelajarannya ; Deutsch en Sosiologi. See, gue ga mau remed sama bu Suyatmi atau nyontek! Dari kemaren-kemaren gue ga nyontek! Hanya karna lantaran kemarinnya buka buku yg kebuka malah rasa mual. Lemes banget ga bisa belajar -,-
Jadi gue prefer ngegeletak di rumah, ga sekolah, istirahatin badan gue, yg selama ini tidur kurang, makan sembarangan, jarang consume vitamin C, terlalu banyak deadline ini itulah, janji sana sini lah. Horray!
Mungkin karena gue sensitiv dan gue lagi sakit(hehe ga nyambung ya) jadi tingkat manja en cengeng gue bertambah. Ibu gue kemarin jadi ga kerja, gue suruh nemenin gue tidur yg ujungnya malah curcolan, dan akhirnya dia buat ramuan yg ga banget itu. Then, it successed! What an astonisment ~,~ padahal rasanya ga enak, bau rempah beinjet huaa (wajar kan kalo gue nangis ya kan ya kan ya kan!?) dan dia memberi wejangan ke gue buat mewariskan resepnya, buat ngasi ke siapapun yg bernasib kaya gue, siapa yg mau?
I do not care, although everyones seems not care to me lah. But, am thankin to God, has give me this fucking thing. Alhamdulillah ya, tandanya masih disayang sama Allah. Gimana kalo dikasi yg lebih parah hmm
okey, sekarang ga tau lagi mau ngapain :'(
Oke, dokter gue sedang buron lagi, gue dipaksa nggelegek' ramuan kunyit lagi à la nyokap. Selanjutnya, gue dikatain bayi lagi.
Mungkin kali ini bedanya gue lebih bisa nge handle apa yg terjadi sama diri gue. Kalo dulu, gue baru sadar setelah asam lambung gue overlimit buanget tapi kali ini gue berusaha menganalisis kejadian yg akan terjadi. Sadar duluan gitu ceritanya, tapi tetep aja sakit, sakit banget, masih sama kaya dulu :'(
Sialnya, hari Kamis ini ada UHB, mata pelajarannya ; Deutsch en Sosiologi. See, gue ga mau remed sama bu Suyatmi atau nyontek! Dari kemaren-kemaren gue ga nyontek! Hanya karna lantaran kemarinnya buka buku yg kebuka malah rasa mual. Lemes banget ga bisa belajar -,-
Jadi gue prefer ngegeletak di rumah, ga sekolah, istirahatin badan gue, yg selama ini tidur kurang, makan sembarangan, jarang consume vitamin C, terlalu banyak deadline ini itulah, janji sana sini lah. Horray!
Mungkin karena gue sensitiv dan gue lagi sakit(hehe ga nyambung ya) jadi tingkat manja en cengeng gue bertambah. Ibu gue kemarin jadi ga kerja, gue suruh nemenin gue tidur yg ujungnya malah curcolan, dan akhirnya dia buat ramuan yg ga banget itu. Then, it successed! What an astonisment ~,~ padahal rasanya ga enak, bau rempah beinjet huaa (wajar kan kalo gue nangis ya kan ya kan ya kan!?) dan dia memberi wejangan ke gue buat mewariskan resepnya, buat ngasi ke siapapun yg bernasib kaya gue, siapa yg mau?
I do not care, although everyones seems not care to me lah. But, am thankin to God, has give me this fucking thing. Alhamdulillah ya, tandanya masih disayang sama Allah. Gimana kalo dikasi yg lebih parah hmm
okey, sekarang ga tau lagi mau ngapain :'(
Rabu, 04 November 2009
SDD
Haloo lama tak sua, dengarkan saya mau bicara, saya menemukan sosok baru nan romantis puitis dan mungkin dapat menjadi inspirasi bagi siapa yg mencari idola di minggu ini! Hihi
Sajaknya menjadi salah satu yg terus saya damba sejak dulu. Saya berfikir ada yg memusikalisasikan atau bahkan membisikkan khusus pada saya tentang nya. Hahahahaha
Jadi saya yg norak baru melihat buku kumpulan karyanya, tenang deh kali ini bukan pak Nikolas keg a.k.a pak Atik sang seniman geografi saya yg cerdas.
Tapi mengenai, Sapardi Djoko Damono, dengan salah satu sajaknya yg menjadi kesenangan saya
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(1989)
hehehehe thaaaats why im so in love with the opus. Sederhana tapi itu saya. Beliau seniman, orang Jawa, dari Solo. Seumuran Yangkung saya yang sudah alm. Beliau tokoh akademikus, dan menjadi pengajar di FIB UI yang angker :'( why why why gitu loooh.
Saya jadi mimpi tentang sosok laki-laki seperti beliau, terus-terusan mimpi, hayo siapa tahu mimpi saya, haha
Sebenarnya ini bukan resensi atau sekedar rujukan, tapi buat penggemar puisi, kalau lagi ngga ada kerjaan yaaah sempatkanlah membacanya. Salah satu bukunya yg berjudul salah satu sajak jua dalam bukunya ; Hujan Bulan Juni.
Hihi ;)
Sajaknya menjadi salah satu yg terus saya damba sejak dulu. Saya berfikir ada yg memusikalisasikan atau bahkan membisikkan khusus pada saya tentang nya. Hahahahaha
Jadi saya yg norak baru melihat buku kumpulan karyanya, tenang deh kali ini bukan pak Nikolas keg a.k.a pak Atik sang seniman geografi saya yg cerdas.
Tapi mengenai, Sapardi Djoko Damono, dengan salah satu sajaknya yg menjadi kesenangan saya
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(1989)
hehehehe thaaaats why im so in love with the opus. Sederhana tapi itu saya. Beliau seniman, orang Jawa, dari Solo. Seumuran Yangkung saya yang sudah alm. Beliau tokoh akademikus, dan menjadi pengajar di FIB UI yang angker :'( why why why gitu loooh.
Saya jadi mimpi tentang sosok laki-laki seperti beliau, terus-terusan mimpi, hayo siapa tahu mimpi saya, haha
Sebenarnya ini bukan resensi atau sekedar rujukan, tapi buat penggemar puisi, kalau lagi ngga ada kerjaan yaaah sempatkanlah membacanya. Salah satu bukunya yg berjudul salah satu sajak jua dalam bukunya ; Hujan Bulan Juni.
Hihi ;)
Label:
Lantai Panggung,
November 2009,
SMA
Selasa, 03 November 2009
Bicara saja
Aku tahu kamu dan aku begitu sama, berserupa
Jadi aku tahu bila kamu berkata, akan ada makna
Kalau aku bertanya, kamu balas bertanya
Dan kamu menunjukan kritis-krisismu pada aku
Tanpa jemu, aku melagu
Mendengar kisahmu, dan aku tahu
Aku tahu kita menunggu
Aku tahu kamu sedang menyingkirkan palsu
Tapi, kamu tahu aku
Rentan akan beludru
Jadi aku hanya mau..
Tanya saja pada sang waktu
Jawabnya pasti lama
Sama kamu layaknya
Aku ingin kabur
melebur
tertabur
ataupun hancur
Sekaligus padamu
Kamu penakluk waktuku
Kamu pencaharku tentangnya
Mungkin sekaligus jamban-jamban
Pelepas beban..
Aku takut kikisan
Tapi dia terus mencoba beri kesan
Dan kulitku akan -mu
Habis
Merintis
Tapi akan tetap tipis
Aku sudah bicara
Kamu tahu makna-makna
Sekarang dengar Tuhan bicara
Aku tinggal menerima..
Jadi aku tahu bila kamu berkata, akan ada makna
Kalau aku bertanya, kamu balas bertanya
Dan kamu menunjukan kritis-krisismu pada aku
Tanpa jemu, aku melagu
Mendengar kisahmu, dan aku tahu
Aku tahu kita menunggu
Aku tahu kamu sedang menyingkirkan palsu
Tapi, kamu tahu aku
Rentan akan beludru
Jadi aku hanya mau..
Tanya saja pada sang waktu
Jawabnya pasti lama
Sama kamu layaknya
Aku ingin kabur
melebur
tertabur
ataupun hancur
Sekaligus padamu
Kamu penakluk waktuku
Kamu pencaharku tentangnya
Mungkin sekaligus jamban-jamban
Pelepas beban..
Aku takut kikisan
Tapi dia terus mencoba beri kesan
Dan kulitku akan -mu
Habis
Merintis
Tapi akan tetap tipis
Aku sudah bicara
Kamu tahu makna-makna
Sekarang dengar Tuhan bicara
Aku tinggal menerima..
Kamis, 22 Oktober 2009
Pada sejarah
Aduh, nilai Sejarah saya 8,5 ini bukan hal yg tepat buat saya. Karena saya begitu mencintai pelajaran ini, bu. Saya ikuti nafas ibu perlahan demi perlahan, saya bunuh kantuk saya takut tertinggal satu kata, saya juga bertanya, cuma delapan koma lima.. Harusnya jawabannya adalah Supersemar bu, dikuatkan oleh Tap MPRS nomer sembilan, bukan dua puluh lima.
Ibu, saya menyesal. Saya jadi ingat terus, dan berubah jadi lurus. Terima kasih ya ibu guru sedjarahku yg mau pensiun.
Ibu, saya menyesal. Saya jadi ingat terus, dan berubah jadi lurus. Terima kasih ya ibu guru sedjarahku yg mau pensiun.
Minggu, 18 Oktober 2009
Nelly feat Kelly - dilema
Sebuah kisah klasik namanya sejenis komplikatik. Ceritanya menggelitik, mengeruk ulu hati.
Dan menjamah semua ujung-ujung urat nadiku.
Oke, namanya dilematik. Kata nya jatuh dari serapan asing. Ia membisikkan dua hidup.
"Mau yg ini atau yg itu nti?"
aku diam
"Ayo, waktumu akan segera mencapaimu"
aku membuka, suara
Tidak ada yg kupilih, apa jaminan atas mereka? Bukankah mereka tidak mengenal bola mataku? Dan, mereka tidak menyentuh ujung jariku. Selanjutnya, aku tak terjamin atas mereka.
"Tolol, kau pilih saja lah!"
Kian nanti demi ibuku. Aku takkan rela kau kalahkan.
"Kau tahu aku telah mengabutimu, bagaimana kau akan lari, heh? "
Tak ada yg berharap lari, aku akan menikam, mati. Menjemputmu.
"Pilih !"
Aku sudah memilih.. Aku mengalah, pada kecebong layaknya kamu.
"katakan padaku, apa yg kau pilih"
Aku tidak memilih, ma
"kamu menyesal"
Hening, hening. Sungguh klasik. Sampai pada sang buritan, dan banyak terdengar jeritan..
Aku kembali, aku pilih yg tepat dan rajin shalat. Kamu jangan datang lagi ya..
"kau telah menghalauku, dan menjawabku. Aku pergi (dengan bahagianya)"
Nan, pada akhirnya, ia tetap butuh pilihan. Hanya saja terlalu munafik, kala ia lagi menampik. Dan sang waktu tetap menunggu.. Jadi tidak lagi harus diburu.
Dan, bukannya sama saja. Karena, ketika kita tidak memilih sebuah pilihan tetap saja kita telah memilih.
Jadi harusnya nyonya dilematik dalam klasik ini, mati. Kita hampiri bukan hindari.
Dan menjamah semua ujung-ujung urat nadiku.
Oke, namanya dilematik. Kata nya jatuh dari serapan asing. Ia membisikkan dua hidup.
"Mau yg ini atau yg itu nti?"
aku diam
"Ayo, waktumu akan segera mencapaimu"
aku membuka, suara
Tidak ada yg kupilih, apa jaminan atas mereka? Bukankah mereka tidak mengenal bola mataku? Dan, mereka tidak menyentuh ujung jariku. Selanjutnya, aku tak terjamin atas mereka.
"Tolol, kau pilih saja lah!"
Kian nanti demi ibuku. Aku takkan rela kau kalahkan.
"Kau tahu aku telah mengabutimu, bagaimana kau akan lari, heh? "
Tak ada yg berharap lari, aku akan menikam, mati. Menjemputmu.
"Pilih !"
Aku sudah memilih.. Aku mengalah, pada kecebong layaknya kamu.
"katakan padaku, apa yg kau pilih"
Aku tidak memilih, ma
"kamu menyesal"
Hening, hening. Sungguh klasik. Sampai pada sang buritan, dan banyak terdengar jeritan..
Aku kembali, aku pilih yg tepat dan rajin shalat. Kamu jangan datang lagi ya..
"kau telah menghalauku, dan menjawabku. Aku pergi (dengan bahagianya)"
Nan, pada akhirnya, ia tetap butuh pilihan. Hanya saja terlalu munafik, kala ia lagi menampik. Dan sang waktu tetap menunggu.. Jadi tidak lagi harus diburu.
Dan, bukannya sama saja. Karena, ketika kita tidak memilih sebuah pilihan tetap saja kita telah memilih.
Jadi harusnya nyonya dilematik dalam klasik ini, mati. Kita hampiri bukan hindari.
Label:
Lantai Panggung,
Oktober 2009,
SMA
Kamis, 15 Oktober 2009
Kecoak!
Bagaimana membuat kemanusiawian yg selalu dianggap wajar itu, tidak akan mempengaruhi cara kita dalam berfikir hayo hayo ti,
lah, atau mungkin kita memang sudah lelah menjadi manusiawi?
Dan, adakah seberkas kemungkinan menjadi si Stalin Beruk?
Sadis, lagi jahannamah kalau di pelajaran agama islam.
Oh ya, saya lupa.
Saya kan sedang jatuh cinta.
lah, atau mungkin kita memang sudah lelah menjadi manusiawi?
Dan, adakah seberkas kemungkinan menjadi si Stalin Beruk?
Sadis, lagi jahannamah kalau di pelajaran agama islam.
Oh ya, saya lupa.
Saya kan sedang jatuh cinta.
Kamis, 08 Oktober 2009
Krik krik
00.00, Kamis 081009
Habis shalat tahajud, saya nangis. Bukan, saya nggak minta pasangan hidup saya, karna saya tetap single. Bukan lagi karena kopi saya habis.
Mulut saya mengemuti puding rasa melon, nggak kuat baca Qur'an lagi saat itu. Basah melulu ini muka.
Saya kalau mati gimana ya? Nggak kenal lagi sama ibu saya yg berisik. Sakit ya nanti pas ditampar sama Izrail? Apa saya bisa ketemu sama Nicholas Saputra di padang Mahsyar nanti?
Saya berdoa, tiba-tiba nangis. Kangen sama orang jenius yg selalu jadi tempat saya bertanya, yang dulu selalu ngajakin saya shalat zuhur ke musholla sekolah, yg selalu tampak keren dan bertubuh ideal, yg mukanya tetep sangar waktu di infus.
Mungkin ga ya dia inget saya, temen sebangkunya dulu, dulu banget.
Mungkin ga ya saya sama dia ketemu di yaumul mahsyar nanti.
Saya berdoa nanti saya tetap mengenalinya di salah satu surga Allah.
Enggak, saya bukan mau jadi sok alim atau pujangga sekaligus ulama bak Buya Hamka atau karna menjelang uan. Saya kangen sama Allah, jadi saya mau banyak doa. Minta ampun. Saya takut, tapi kenapa ya saya jadi ikhlas bawaannya kalo inget mati. Akhir-akhir ini.
Hari Rabu, saya bersyukur punya guru agama yg masuk kelas dengan nyeker, punya fita yg mau dengerin cerita saya, punya diri saya yg masih diri saya, punya harapan, insya Allah masih dialiri iman. Amin
Habis shalat tahajud, saya nangis. Bukan, saya nggak minta pasangan hidup saya, karna saya tetap single. Bukan lagi karena kopi saya habis.
Mulut saya mengemuti puding rasa melon, nggak kuat baca Qur'an lagi saat itu. Basah melulu ini muka.
Saya kalau mati gimana ya? Nggak kenal lagi sama ibu saya yg berisik. Sakit ya nanti pas ditampar sama Izrail? Apa saya bisa ketemu sama Nicholas Saputra di padang Mahsyar nanti?
Saya berdoa, tiba-tiba nangis. Kangen sama orang jenius yg selalu jadi tempat saya bertanya, yang dulu selalu ngajakin saya shalat zuhur ke musholla sekolah, yg selalu tampak keren dan bertubuh ideal, yg mukanya tetep sangar waktu di infus.
Mungkin ga ya dia inget saya, temen sebangkunya dulu, dulu banget.
Mungkin ga ya saya sama dia ketemu di yaumul mahsyar nanti.
Saya berdoa nanti saya tetap mengenalinya di salah satu surga Allah.
Enggak, saya bukan mau jadi sok alim atau pujangga sekaligus ulama bak Buya Hamka atau karna menjelang uan. Saya kangen sama Allah, jadi saya mau banyak doa. Minta ampun. Saya takut, tapi kenapa ya saya jadi ikhlas bawaannya kalo inget mati. Akhir-akhir ini.
Hari Rabu, saya bersyukur punya guru agama yg masuk kelas dengan nyeker, punya fita yg mau dengerin cerita saya, punya diri saya yg masih diri saya, punya harapan, insya Allah masih dialiri iman. Amin
Sabtu, 03 Oktober 2009
Sang Aku
Aku adalah aku
Saat aku meminta aku
Untuk menjadi aku
Aku mau hanya aku
Di mana tak ada lagi yg pantas selain aku
Dari aku pada aku
Sebuah musim mengenai aku
Aku rindu aku
yang lalu, dan bukan aku
Sudah usai kini cuma aku
Saat aku meminta aku
Untuk menjadi aku
Aku mau hanya aku
Di mana tak ada lagi yg pantas selain aku
Dari aku pada aku
Sebuah musim mengenai aku
Aku rindu aku
yang lalu, dan bukan aku
Sudah usai kini cuma aku
Label:
Lantai Panggung,
Oktober 2009,
SMA
Minggu, 27 September 2009
More untitled
There is something wrong,
and it has happened to me from yesterday..
I wish get the strong,
then i can pass better for the next day
Little light, little voice
little red, little dress
its too succes to spin
ring my pain
leave me in
what the fucking thing here this place, now this time
oh God-ie can you see
im looks like mc graddy
jumping, jumpin highly
just my heart that has did it
and the other part has dead cause it.
Gimme satisfy, and i'll go fly.
Swear never ever be here anymoore! My people that has made me being here
(kok jadi kaya lirik rap -_-" )
and it has happened to me from yesterday..
I wish get the strong,
then i can pass better for the next day
Little light, little voice
little red, little dress
its too succes to spin
ring my pain
leave me in
what the fucking thing here this place, now this time
oh God-ie can you see
im looks like mc graddy
jumping, jumpin highly
just my heart that has did it
and the other part has dead cause it.
Gimme satisfy, and i'll go fly.
Swear never ever be here anymoore! My people that has made me being here
(kok jadi kaya lirik rap -_-" )
Rabu, 23 September 2009
Aku si orang kota
Daerah sini payu penuh debu
Tak.. tak.. tak hatiku layu
Ditelan nafsu..
Lintang alasnya merinai rinai
Tanahnya mengering lelah menelan neraka
Hampa
Merindu dunia
Tak.. tak.. tak hatiku layu
Ditelan nafsu..
Lintang alasnya merinai rinai
Tanahnya mengering lelah menelan neraka
Hampa
Merindu dunia
Senin, 21 September 2009
Mudik part3
Gimana ya, saya jadi susah ceritanya. Ini bukan masalah keadaan saya yg sedang susah, tapi lebih ke pada otak dan mulut saya yg jadi susah sah sah, terkontruksi namun juga sudah terkontaminasi oleh hal-hal liar. Sudah susah, parah, gelisah ditambah.
Nama saya Fenti, saya sudah 16 tahun, 16 tahun saudara-saudara! Tapi saya merasa kedewasaan yg selalu saya harapkan tak kunjung juga hadirnya.
Sehari di Pekalongan, saya dan keluarga langsung cabs ke Solo. Padahal saya kerasan di sana, kaya pembantu rumah tangga jadinya.
Yang saya ingat tentang Solo, adalah kuto batiknya juga, jalan-jalan di kotanya, Keraton, monarki(halah), makanan!, bakso, pasar, yah mungkin karena menurut saya, Solo adalah salah satu kota modern berkembang dan siap menuju metropolitan. Kotanya sudah ramai yg jual voucher kartu provider super milik saya, om saya kamar mandinya sudah bershower dan rumahnya bertivi flat setengah, sinyal melimpah, alalah. Ck
Jadi, ibu saya merencanakan yang lain. Saya droped- di suatu tempat, rumah salah satu saudara. Yah pakde saya juga deh. Ibu saya ikut membangun rumahnya, tapi belum utuh sepenuhnya. Jadi aneh adanya. Ternyata alm granny en graddy pernah tinggal di sini.
Anda tahu? Rumahnya beralas pasir belum tertanam ubin. Masih disekati kayu, namun cukup berdinding bata besar-besar. Yang sangat saya cintai adalah bentuk atapnya; Joglo, dan kakusnya lebar jongkok. Luas, dan buah-buahan di halaman rumahnya berlomba menjuntai ke bawah. Berharap saya bawa pulang. Mangga, nangka, dan lain lain.
Rumah orang desa gimana sih, sederhana yah gitu. Pintunya terbuka lebar, tanpa sedikitpun rasa takut pada sales yg tak diundang, masuk ke rumah atau garong iseng. Kali ini hartanya ada tv, yg untuk mencari channelnya harus diputar-putar. Kalo di Jakarta sudah sekitar 1:990 lah di tiap rumah-rumahnya.
Jadi, apa yg membuat saya susah?
Saya takut tidur di tempat berdebu
Saya takut banyu-putihne ngeroso lemmah.
Saya nggak tau mau apa, serius. Paling asoy cuma warung di seberang, jualannya juga cuma jahe serbuk en kopinya cuma kopi burung berbulu indah. Akhirnya seperti yg terakhir saya lakukan, nonton tivi sama ayah saya. (Berita pembagian sembako maut). Yeah, metlek juga jadi temen setia, menemani saya menyetir, meneriakkan nama kudanil di mobil, dan berkencan di warung.
Saya males tempatnya panas, yah ini kota tapi masih desa. Nggak sejuk kaya di Pekalongan.
Saya ngerasa saya di sebuah reality show
Saya maunya nginep di rumah om aja. Zz
Ibu saya ngotot nginep di sini, sampai dia beli kasur, dia bilang khusus, buat saya. Karena dia (SOK) tau saya nggak bisa bertahan hidup.
Then, saya merasa tolol. Saya nggak melihat apa yg ingin (mungkin) orangtua saya lihat pada diri saya dan metlek.
Saya jadi prihatin, bude saya. Wanita yg menikahi pakde. Begitu benar-benar tampak seperti yg ada pada buku cerita saya waktu Sd. Tipikal wanita kuat juga, cekatan, namun dia terlihat santun, ayu, tabah, dan sumpah.. Dia seperti Ibu Kartini. Horey, dan kalau dia tahu apa yg ada di hati saya dia pasti akan menerima dan sadar, dan saya akan semakin terpekur. Bersalah.
Keluarga di sini nggak ada yg terlihat susah. Muka saya yg susah. Susah hidup.
Saya benar-benar jadi susah, ya saya ngga mau jadi munafik. Saya merasa nggak nyaman, bener-bener deh.. ampun. Saya kangen, kangen rumah susun. Tapi di sisi lain, saya ingat bude, dan almarhumah eyang uti dan alm. Yangkung.
Gimana dong?
Kenapa saya nggak bisa ya jadi wong ndeso? Sederhana gitu. Padahal saya sendiri yg bilang kalo saya sudah bosen sama yg nggak sederhana.
Nanti, kalau suatu saat saya jadi ibu dan istri, bagaimana kalo saya ngga bisa menerima kesederhanaan yg sudah menyambut saya.
Saya jadi semakin susah. Saya mau belajar, belajar kesederhanaan dari keluarga saudara saya. Saya mau jadi wanita yg santun dan kuat. Wah kalo sudah begini, saya jadi mikirin nanti teman hidup saya. Haha saya jadi mau juga bertemu mantan-mantan pacar ibu saya.
Nanti, saya mau cari yg menerima apa adanya saya seperti Ayah saya, dan saya juga aka memberikan seluruh adanya saya seperti Ibu saya.
-semakin susah semakin ngawur fikiran saya-
Nama saya Fenti, saya sudah 16 tahun, 16 tahun saudara-saudara! Tapi saya merasa kedewasaan yg selalu saya harapkan tak kunjung juga hadirnya.
Sehari di Pekalongan, saya dan keluarga langsung cabs ke Solo. Padahal saya kerasan di sana, kaya pembantu rumah tangga jadinya.
Yang saya ingat tentang Solo, adalah kuto batiknya juga, jalan-jalan di kotanya, Keraton, monarki(halah), makanan!, bakso, pasar, yah mungkin karena menurut saya, Solo adalah salah satu kota modern berkembang dan siap menuju metropolitan. Kotanya sudah ramai yg jual voucher kartu provider super milik saya, om saya kamar mandinya sudah bershower dan rumahnya bertivi flat setengah, sinyal melimpah, alalah. Ck
Jadi, ibu saya merencanakan yang lain. Saya droped- di suatu tempat, rumah salah satu saudara. Yah pakde saya juga deh. Ibu saya ikut membangun rumahnya, tapi belum utuh sepenuhnya. Jadi aneh adanya. Ternyata alm granny en graddy pernah tinggal di sini.
Anda tahu? Rumahnya beralas pasir belum tertanam ubin. Masih disekati kayu, namun cukup berdinding bata besar-besar. Yang sangat saya cintai adalah bentuk atapnya; Joglo, dan kakusnya lebar jongkok. Luas, dan buah-buahan di halaman rumahnya berlomba menjuntai ke bawah. Berharap saya bawa pulang. Mangga, nangka, dan lain lain.
Rumah orang desa gimana sih, sederhana yah gitu. Pintunya terbuka lebar, tanpa sedikitpun rasa takut pada sales yg tak diundang, masuk ke rumah atau garong iseng. Kali ini hartanya ada tv, yg untuk mencari channelnya harus diputar-putar. Kalo di Jakarta sudah sekitar 1:990 lah di tiap rumah-rumahnya.
Jadi, apa yg membuat saya susah?
Saya takut tidur di tempat berdebu
Saya takut banyu-putihne ngeroso lemmah.
Saya nggak tau mau apa, serius. Paling asoy cuma warung di seberang, jualannya juga cuma jahe serbuk en kopinya cuma kopi burung berbulu indah. Akhirnya seperti yg terakhir saya lakukan, nonton tivi sama ayah saya. (Berita pembagian sembako maut). Yeah, metlek juga jadi temen setia, menemani saya menyetir, meneriakkan nama kudanil di mobil, dan berkencan di warung.
Saya males tempatnya panas, yah ini kota tapi masih desa. Nggak sejuk kaya di Pekalongan.
Saya ngerasa saya di sebuah reality show
Saya maunya nginep di rumah om aja. Zz
Ibu saya ngotot nginep di sini, sampai dia beli kasur, dia bilang khusus, buat saya. Karena dia (SOK) tau saya nggak bisa bertahan hidup.
Then, saya merasa tolol. Saya nggak melihat apa yg ingin (mungkin) orangtua saya lihat pada diri saya dan metlek.
Saya jadi prihatin, bude saya. Wanita yg menikahi pakde. Begitu benar-benar tampak seperti yg ada pada buku cerita saya waktu Sd. Tipikal wanita kuat juga, cekatan, namun dia terlihat santun, ayu, tabah, dan sumpah.. Dia seperti Ibu Kartini. Horey, dan kalau dia tahu apa yg ada di hati saya dia pasti akan menerima dan sadar, dan saya akan semakin terpekur. Bersalah.
Keluarga di sini nggak ada yg terlihat susah. Muka saya yg susah. Susah hidup.
Saya benar-benar jadi susah, ya saya ngga mau jadi munafik. Saya merasa nggak nyaman, bener-bener deh.. ampun. Saya kangen, kangen rumah susun. Tapi di sisi lain, saya ingat bude, dan almarhumah eyang uti dan alm. Yangkung.
Gimana dong?
Kenapa saya nggak bisa ya jadi wong ndeso? Sederhana gitu. Padahal saya sendiri yg bilang kalo saya sudah bosen sama yg nggak sederhana.
Nanti, kalau suatu saat saya jadi ibu dan istri, bagaimana kalo saya ngga bisa menerima kesederhanaan yg sudah menyambut saya.
Saya jadi semakin susah. Saya mau belajar, belajar kesederhanaan dari keluarga saudara saya. Saya mau jadi wanita yg santun dan kuat. Wah kalo sudah begini, saya jadi mikirin nanti teman hidup saya. Haha saya jadi mau juga bertemu mantan-mantan pacar ibu saya.
Nanti, saya mau cari yg menerima apa adanya saya seperti Ayah saya, dan saya juga aka memberikan seluruh adanya saya seperti Ibu saya.
-semakin susah semakin ngawur fikiran saya-
Mudik part2
Saya-aku-gue-I-Ich-eke-Akikah- Anna- Gue- Aye-Kulo? Z
Ummh.. Saya pilih saya untuk meminimalisasikan penilaian negativ atas kesubjektivitasan dari diri saya.
Saya akan mulai bercerita, sederhana. Tapi buat saya yah ini cukup istimewa, yah karna saya juga menulis di blog saya. Jadi sesuka saya saja ya.
Ini tentang saya, saya bersyukur saya ada di kampung halaman ayah saya.
1. Sungainya masih jernih dan berbatu banyak seperti yg saya ingat tentang umur saya di sana waktu balita. Saya masih belum berani telanjang di sana seperti banyak orang lakukan. Dan, mungkin tidak akan pernah.
2. Rumah keluarga saya di tempat yg sangat terpencil. Lewat hutan lindung. Pohon pinusnya masih tinggi yg hutannya terus membias, dan sawahnya terang benderang, buat hati saya riang gemilang. Seperti di Puncak- Bogor salah satu tempat favorit saya. Saya bisa berimaji. Lagi bersamanya. (:
3. Air di sumur rumah bude saya, dingin. Dan dalam, its like a mysterious big hole. Belum lagi, bak di tempat kakusnya di dalamnya ada udang-udang kecil, pemburu jentik. Saya suka mandi jadinya. Tapi bukan di bak kakus. Saya berfikir 4 kali untuk mandi atau tidak. Saya takut, airnya ada genangan hitam-hitam kecil tak berupa, tapi ini masalah hidup atau mati. Jadi, saya pilih mandi dan sikat gigi.
4. Saya selalu dapat love' dari para lansia atau sekedar mantan-mantan pacar ayah saya. Ketika mereka tahu saya, Dina. Saya suka dibilang ayu oleh mereka. Mereka bilang saya sudah perawan dan turunan ibu saya. Dan saya senang, kulit saya jadi terlihat lebih terang dari mereka :)
5. Saya nggak suka sama hal-hal yg berbau nggak enak, bentuknya aneh, dan serangga. Tapi, saya menganggap kasur mas saya, adalah kasur yg termasuk golongan ternyaman. Ketika berbaring, saya melihat barisan genting tidak tertutup, menghirup bau obat nyamuk tercampur udara dingin, dan bau-bau tanah menyapu saya, mendengar suara dewi persik di stasiun dangdut berduet dengan suara kambing milik mbah putri saya, memeluk bantal guling yg dulu pernah saya tinggalkan.
6. Saya punya keluarga yg aneh, dan darah anehnya lagi mengaliri saya. Para Bude saya yang hobi berteriak, mbah puteri dan sepupu saya mirip tokoh Jeng Kelin, Saudara-saudari yang gagah berani menjelajah kali. Mereka gesit lagi kuat, lari ke sana ke mari. Dan saya bersyukur mereka sangat memanja saya, tidak seperti bila saya di Solo.
7. Ayah saya jadi sedikit baik dan santun. Give me everything that i want. Dia tahu saya nggak suka ayam kampung, dia membawakan koper saya dari mobil. Dia tahu saya sangat suka sambal, dan dia yg tetap mengijinkan saya bermain ke kali. Ibu saya juga jadi sedikit baik dan tahu diri. Ia mengijinkan saya menambah saat makan malam. Dan berjanji menambah THR saya.
8. Saya sedikit kesal dengan
yg satu ini. Semakin tinggi saya, semakin musnah signal dari perusahaan provider untuk ponsel saya. No facebook, twitter, even blogger (jadi saya tunggu ke kota untuk posting ini), no sms, or just a call. Saya mulai terbiasa tanpa candu yg satu ini. Yah cuma setengah hari
9. Ini yg saya rindu. Sebagian orang, khususnya di desa Kandang Serang yg sangat mampu bertahan dengan keadaan yg sangat amat benar-benar sungguh sederhana. Yang saya tahu di sebagian rumah mereka adalah dalam bentuk yg lebih tepat dikatakan kandang. Besar bermeter-meter, kemudian disekati kayu-kayu lapuk, tidak ada perabot yg berarti. Hm, yah sekiranya hanya jam dinding berbaterai. Sedangkan sang empunya belum tentu bisa membaca jam. Menghitung jumlah uang dari ketimun yg berhasil ia jual pun tak bisa.Di halamannya banyak ayam yg dagingnya alot buat saya. Hidupnya penuh menanti, kalau buat saya nggak sepadan sama apa yg mereka lakukan dan sudah saya lihat. Dan, mereka begitu banyak melakukan aktivitas, tapi kalo menurut saya cuma gitu aja. Rumah mereka tetap kotor dan bertanah.
Di usia lansia, wanitanya gagah bawa parang ke mana-mana. Kuat melintas hutan lagi tanjakan. Kuat menenteng karung beras, saya aja nggak mampu gendong galon air. Wah hebat.
10. Id love to take photos here, all of parts!
Masih banyak. Tapi ibu saya memaksa saya masuk mobil. Horay kita ke Solo. (:
Ummh.. Saya pilih saya untuk meminimalisasikan penilaian negativ atas kesubjektivitasan dari diri saya.
Saya akan mulai bercerita, sederhana. Tapi buat saya yah ini cukup istimewa, yah karna saya juga menulis di blog saya. Jadi sesuka saya saja ya.
Ini tentang saya, saya bersyukur saya ada di kampung halaman ayah saya.
1. Sungainya masih jernih dan berbatu banyak seperti yg saya ingat tentang umur saya di sana waktu balita. Saya masih belum berani telanjang di sana seperti banyak orang lakukan. Dan, mungkin tidak akan pernah.
2. Rumah keluarga saya di tempat yg sangat terpencil. Lewat hutan lindung. Pohon pinusnya masih tinggi yg hutannya terus membias, dan sawahnya terang benderang, buat hati saya riang gemilang. Seperti di Puncak- Bogor salah satu tempat favorit saya. Saya bisa berimaji. Lagi bersamanya. (:
3. Air di sumur rumah bude saya, dingin. Dan dalam, its like a mysterious big hole. Belum lagi, bak di tempat kakusnya di dalamnya ada udang-udang kecil, pemburu jentik. Saya suka mandi jadinya. Tapi bukan di bak kakus. Saya berfikir 4 kali untuk mandi atau tidak. Saya takut, airnya ada genangan hitam-hitam kecil tak berupa, tapi ini masalah hidup atau mati. Jadi, saya pilih mandi dan sikat gigi.
4. Saya selalu dapat love' dari para lansia atau sekedar mantan-mantan pacar ayah saya. Ketika mereka tahu saya, Dina. Saya suka dibilang ayu oleh mereka. Mereka bilang saya sudah perawan dan turunan ibu saya. Dan saya senang, kulit saya jadi terlihat lebih terang dari mereka :)
5. Saya nggak suka sama hal-hal yg berbau nggak enak, bentuknya aneh, dan serangga. Tapi, saya menganggap kasur mas saya, adalah kasur yg termasuk golongan ternyaman. Ketika berbaring, saya melihat barisan genting tidak tertutup, menghirup bau obat nyamuk tercampur udara dingin, dan bau-bau tanah menyapu saya, mendengar suara dewi persik di stasiun dangdut berduet dengan suara kambing milik mbah putri saya, memeluk bantal guling yg dulu pernah saya tinggalkan.
6. Saya punya keluarga yg aneh, dan darah anehnya lagi mengaliri saya. Para Bude saya yang hobi berteriak, mbah puteri dan sepupu saya mirip tokoh Jeng Kelin, Saudara-saudari yang gagah berani menjelajah kali. Mereka gesit lagi kuat, lari ke sana ke mari. Dan saya bersyukur mereka sangat memanja saya, tidak seperti bila saya di Solo.
7. Ayah saya jadi sedikit baik dan santun. Give me everything that i want. Dia tahu saya nggak suka ayam kampung, dia membawakan koper saya dari mobil. Dia tahu saya sangat suka sambal, dan dia yg tetap mengijinkan saya bermain ke kali. Ibu saya juga jadi sedikit baik dan tahu diri. Ia mengijinkan saya menambah saat makan malam. Dan berjanji menambah THR saya.
8. Saya sedikit kesal dengan
yg satu ini. Semakin tinggi saya, semakin musnah signal dari perusahaan provider untuk ponsel saya. No facebook, twitter, even blogger (jadi saya tunggu ke kota untuk posting ini), no sms, or just a call. Saya mulai terbiasa tanpa candu yg satu ini. Yah cuma setengah hari
9. Ini yg saya rindu. Sebagian orang, khususnya di desa Kandang Serang yg sangat mampu bertahan dengan keadaan yg sangat amat benar-benar sungguh sederhana. Yang saya tahu di sebagian rumah mereka adalah dalam bentuk yg lebih tepat dikatakan kandang. Besar bermeter-meter, kemudian disekati kayu-kayu lapuk, tidak ada perabot yg berarti. Hm, yah sekiranya hanya jam dinding berbaterai. Sedangkan sang empunya belum tentu bisa membaca jam. Menghitung jumlah uang dari ketimun yg berhasil ia jual pun tak bisa.Di halamannya banyak ayam yg dagingnya alot buat saya. Hidupnya penuh menanti, kalau buat saya nggak sepadan sama apa yg mereka lakukan dan sudah saya lihat. Dan, mereka begitu banyak melakukan aktivitas, tapi kalo menurut saya cuma gitu aja. Rumah mereka tetap kotor dan bertanah.
Di usia lansia, wanitanya gagah bawa parang ke mana-mana. Kuat melintas hutan lagi tanjakan. Kuat menenteng karung beras, saya aja nggak mampu gendong galon air. Wah hebat.
10. Id love to take photos here, all of parts!
Masih banyak. Tapi ibu saya memaksa saya masuk mobil. Horay kita ke Solo. (:
Minggu, 20 September 2009
Mudik part1
Aku suka banget sama travel-traveling-jalan-jalan2-desa-kota-hal baru semuanya lah. Hm
lebaran tahun ini, hari ini, ayah sama ibuku rencana buat nge-dropin satu-satu tempat kelahiran mereka. Jadi, kita mudik. Mudik darat, naik mobil. Yihiy, asyik.
Kampung ayahku di Pekalongan. Tempatnyaa ckck ndeso dipeluk pegunungan dihirupi kali. Aku suka dan berencana buat mandi di sana lagi. Hihi.
Dan, kampung ibuku di Solo. Kalem, tenang, dan eksotis. Aku ngga sabar mau jalan2 ke keraton lagi, atau mau ngelesehan mangan sego liwet. Miss it! Ciks ciks ciks (kaya nama temenku)
Then, for this part. I wanna tell you about things that ive passed before. P.A.N.T.U.R.A
ya, aku tadi lewat jalur pantura, pantai utara pulau Jawa. Aku suka bangets melewati bukit2, sawah kering, atau orang-orangnya yang berkulit hitam dan sok modern(sebenernya aku kurang begitu suka sama yg ini)
Aku suka melewati berbagai kota-kota di sekitar pantura itu yg hampir satu bahasa ibu ayahku. Yg Cenderung ke ayahku.
Bahasa mereka bukan Jawa halus.
Mereka(masyarakatnya) cenderung penipu.
Apa yg mereka jual, kadang ga konsisten. Mereka juga hobi ngambil keuntungan yg sebenarnya ga berhak mereka ambil. Mungkin juga karna aku orang asing di suasana lebaran kali ya.
Apa yg mereka sediakan juga kadang berupa hal yg salah satunya paling kubenci di dunia. Jorok en bau.
Makanya aku lebih setuju pipis di pombensin yg hampir deket kampungku, daripada pipis di Sukra/Indramayu/Kuningan/Cirebon/Tegal/dsj. Zz
Tapi, di lain itu, aku suka mereka. Karena seperti yg tadi aku sebutin sebelumnya.
Mereka juga panas, eksotis, dan ada hal-hal yg kaya tapi tabu dan terus menggelora. Sebagai awam-er aku selalu penasaran. Karena kota-kota di pantura itu selalu punya daya tarik khas yg selalu dirindukan. Aku ngga tau pasti apa itu.
Rumah mereka yg warna-warni kaya rumah barbie dan besar2?
Kapal-kapal laut mereka yg kaya kapal2an?
Atau mungkin juga, karna banyak terdapat makanan2 seafood ajip, juga makanan2 khas orang kota bgt yg ga pernah terduga, hasil pemikiran orang2 pantura tersebut. Atau juga karena banyak masjid dan posko mudik yg di tivi2 yg banyak wartawan en polisinya?Hm, soalnya aku ngga terlalu percaya sih sama nasibnya gadis-gadis sana. Aku ga percaya pesonanya ada pada perempuan aja.
Yah, pokoknya pantura itu adalah the most important things, saat kamu mudik. Aku bersyukur masih bisa lewat sini, hari ini, sekarang. Hehe
-posting ga penting en keburu-buru-
lebaran tahun ini, hari ini, ayah sama ibuku rencana buat nge-dropin satu-satu tempat kelahiran mereka. Jadi, kita mudik. Mudik darat, naik mobil. Yihiy, asyik.
Kampung ayahku di Pekalongan. Tempatnyaa ckck ndeso dipeluk pegunungan dihirupi kali. Aku suka dan berencana buat mandi di sana lagi. Hihi.
Dan, kampung ibuku di Solo. Kalem, tenang, dan eksotis. Aku ngga sabar mau jalan2 ke keraton lagi, atau mau ngelesehan mangan sego liwet. Miss it! Ciks ciks ciks (kaya nama temenku)
Then, for this part. I wanna tell you about things that ive passed before. P.A.N.T.U.R.A
ya, aku tadi lewat jalur pantura, pantai utara pulau Jawa. Aku suka bangets melewati bukit2, sawah kering, atau orang-orangnya yang berkulit hitam dan sok modern(sebenernya aku kurang begitu suka sama yg ini)
Aku suka melewati berbagai kota-kota di sekitar pantura itu yg hampir satu bahasa ibu ayahku. Yg Cenderung ke ayahku.
Bahasa mereka bukan Jawa halus.
Mereka(masyarakatnya) cenderung penipu.
Apa yg mereka jual, kadang ga konsisten. Mereka juga hobi ngambil keuntungan yg sebenarnya ga berhak mereka ambil. Mungkin juga karna aku orang asing di suasana lebaran kali ya.
Apa yg mereka sediakan juga kadang berupa hal yg salah satunya paling kubenci di dunia. Jorok en bau.
Makanya aku lebih setuju pipis di pombensin yg hampir deket kampungku, daripada pipis di Sukra/Indramayu/Kuningan/Cirebon/Tegal/dsj. Zz
Tapi, di lain itu, aku suka mereka. Karena seperti yg tadi aku sebutin sebelumnya.
Mereka juga panas, eksotis, dan ada hal-hal yg kaya tapi tabu dan terus menggelora. Sebagai awam-er aku selalu penasaran. Karena kota-kota di pantura itu selalu punya daya tarik khas yg selalu dirindukan. Aku ngga tau pasti apa itu.
Rumah mereka yg warna-warni kaya rumah barbie dan besar2?
Kapal-kapal laut mereka yg kaya kapal2an?
Atau mungkin juga, karna banyak terdapat makanan2 seafood ajip, juga makanan2 khas orang kota bgt yg ga pernah terduga, hasil pemikiran orang2 pantura tersebut. Atau juga karena banyak masjid dan posko mudik yg di tivi2 yg banyak wartawan en polisinya?Hm, soalnya aku ngga terlalu percaya sih sama nasibnya gadis-gadis sana. Aku ga percaya pesonanya ada pada perempuan aja.
Yah, pokoknya pantura itu adalah the most important things, saat kamu mudik. Aku bersyukur masih bisa lewat sini, hari ini, sekarang. Hehe
-posting ga penting en keburu-buru-
Rabu, 16 September 2009
Gelombang
Gelombang
pasang
datang
dan cepat matang
pergi semenit lalu
aus tembaga biru
padahal baru semenit lalu
atas nama reformasi jiwa
aku bangun meniti nyawa
tertawa, sendawa,
asam.
Gelombang
tenang
biang
senang
Seperti gelombang. Nama lainnya ombak. Ia datang mendera-dera. Namanya teman.
Tertawa, rada-rada gila. Di atas sana, jauh dari beranda.
Simpul-simpul aku malu.
pasang
datang
dan cepat matang
pergi semenit lalu
aus tembaga biru
padahal baru semenit lalu
atas nama reformasi jiwa
aku bangun meniti nyawa
tertawa, sendawa,
asam.
Gelombang
tenang
biang
senang
Seperti gelombang. Nama lainnya ombak. Ia datang mendera-dera. Namanya teman.
Tertawa, rada-rada gila. Di atas sana, jauh dari beranda.
Simpul-simpul aku malu.
Nostalgila
for Sept 14th 2009
Seperti bianglala, ria..
Gue seneng banget sama film dokumenter buatan ega en pepi. Men, itu menohok banget, all part is the best. Seratuss lah nilainya! Nanti gue beli, murah-mahal-murah sih. Tapi insya Allah pasti gue beli lah :D
Iya, gue sih emang cengeng, gue sedih inget alm. Irawan. Alm. gak bareng kita lagi ya. Terus gue sedih gue takut gak akan begini lagi. Dikelilingi orang2 yg gue sayang dan menyayangi gue. Semoga wishes kita yg dua detik bisa terwujud, amin.
I wishd, we'll be best friends forever together until i die, maybe. I love X2
Seperti bianglala, ria..
Gue seneng banget sama film dokumenter buatan ega en pepi. Men, itu menohok banget, all part is the best. Seratuss lah nilainya! Nanti gue beli, murah-mahal-murah sih. Tapi insya Allah pasti gue beli lah :D
Iya, gue sih emang cengeng, gue sedih inget alm. Irawan. Alm. gak bareng kita lagi ya. Terus gue sedih gue takut gak akan begini lagi. Dikelilingi orang2 yg gue sayang dan menyayangi gue. Semoga wishes kita yg dua detik bisa terwujud, amin.
I wishd, we'll be best friends forever together until i die, maybe. I love X2
A wife's thing
Carilah istri seperti peragawati saat digandeng jalan bersama, seperti juru masak saat di dapur, seperti pelacur saat di kasur, dan seperti rohaniawan yang menenangkan hati saat sebelum terlelap.
Mencari Sarang Angin- Suparto Brata (this book, one of the best recomendd
Thats all! So, i must be like that when i get marry you, boy? Oh, i dont think soow
-..-
Mencari Sarang Angin- Suparto Brata (this book, one of the best recomendd
Thats all! So, i must be like that when i get marry you, boy? Oh, i dont think soow
-..-
Sabtu, 12 September 2009
Tormo Tormo
Aku suka naik motor sama abang, soalnya bisa ketawa sepuasnya ngatain abang ga bisa bawa motor, atau muterin motornya, atau juga motornya akan terlihat tersiksa karna motornya lebih terlihat kecil daripada abang. Selain itu bisa sekalian memacu adrenalin.
Aku suka naik motor sama 'mbah nuke, personel pince yg paling dewasa. Soalnya romantis kalo lg ngasih nasihat di motor, terus juga bisa aku katain(lagi) kaya abang. Hahahaha
i prefer abang en nuni to My ex-Gossy!
Aku suka naik motor sama 'mbah nuke, personel pince yg paling dewasa. Soalnya romantis kalo lg ngasih nasihat di motor, terus juga bisa aku katain(lagi) kaya abang. Hahahaha
i prefer abang en nuni to My ex-Gossy!
Label:
Bestfriends-Things,
September 2009,
SMA
Selasa, 08 September 2009
Help me, my lord Allah. Amin
Setiap terbangun adalah saja perangai-perangai liar menjalari tubuhku, mengaliri tiap air darahku, menyusup dalam hingar bingar pagiku.
Bergejolak, meradang, lalu mati. Tinggal diam
Kemudian, aku menatapinya. Kosong, hilang.
Sekiranya imaji, dan aku berelegi.
Saatnya ikut mati.
Lantas mengapa tidak sejak awal pergi. Biar aku tak lagi cari dari lorong-lorong sepi. Meskipun hanya sekedar luka yg terperi ketika kamu lari dari rumput berduri, padahal adalah rusa di atas sang sabana.
Hatiku ditepuk, dipetik, lalu ditepak. Nyaring bunyinya, seperti seruan hampa kemudian menggema, di rima rima. Luka satu
Kemudian, lembaran-lembaran kain bendera digantung setengah. Ada yang mati, dan pengharapannya sudah kadung beranjak. Itu aku dan yg pergi. Luka dua
Tar, tar, tar, tar, putar lima puluh tujuh kali. Kemana nanti. Luka tiga
imaji, lalu hal-hal yg tidak kuterima dengan hati sanguinku, ria, apatis, lagi. Aku ingin selesai, lalu reinkarnasi. Rindu pada rasionalisasi duniaku yg bukan komunisasi. Aku lapar dan butuh kembali. Hapus
Bergejolak, meradang, lalu mati. Tinggal diam
Kemudian, aku menatapinya. Kosong, hilang.
Sekiranya imaji, dan aku berelegi.
Saatnya ikut mati.
Lantas mengapa tidak sejak awal pergi. Biar aku tak lagi cari dari lorong-lorong sepi. Meskipun hanya sekedar luka yg terperi ketika kamu lari dari rumput berduri, padahal adalah rusa di atas sang sabana.
Hatiku ditepuk, dipetik, lalu ditepak. Nyaring bunyinya, seperti seruan hampa kemudian menggema, di rima rima. Luka satu
Kemudian, lembaran-lembaran kain bendera digantung setengah. Ada yang mati, dan pengharapannya sudah kadung beranjak. Itu aku dan yg pergi. Luka dua
Tar, tar, tar, tar, putar lima puluh tujuh kali. Kemana nanti. Luka tiga
imaji, lalu hal-hal yg tidak kuterima dengan hati sanguinku, ria, apatis, lagi. Aku ingin selesai, lalu reinkarnasi. Rindu pada rasionalisasi duniaku yg bukan komunisasi. Aku lapar dan butuh kembali. Hapus
Sabtu, 05 September 2009
Kesimpulannya, neng
Imaji itu intinya sama menyakitkan dengan asa. Ketika keduanya muncul, dan datang para awan menutupi. Mendesak ayo buat imaji.
Iya, aku begitu cukup takut pada rasionalitas. Tapi aku juga tak sudi menyentuh bagian irasionalnya
Kemustahilan itu sedang membayangi. Peluangnya lagi kuhitung. Is he holding back like the way i do? Aku takut terlalu dalam jatuhnya, dan ia takkan menangkapku.
Ujung-ujungnya waiting for nothing.
Berdasarkan klasifikasinya,
Kita masih mencari sebuah titiknya. Belum menyerupai kalian. Aku yakin padanya meragu sepertiku. Benar-benar aliran yg baunya menusuki hidupku. Menyengat. Tidak enak.
Kalaupun aku dapatkan sekarang kuncinya, pasti nanti cepat mati, dia.
Dia yg datangnya cepat, perginya pasti juga berlari. Dan aku tak berharap menangis lagi.
Jadi, sabarlah aku dinanti dan menanti
Iya, aku begitu cukup takut pada rasionalitas. Tapi aku juga tak sudi menyentuh bagian irasionalnya
Kemustahilan itu sedang membayangi. Peluangnya lagi kuhitung. Is he holding back like the way i do? Aku takut terlalu dalam jatuhnya, dan ia takkan menangkapku.
Ujung-ujungnya waiting for nothing.
Berdasarkan klasifikasinya,
Kita masih mencari sebuah titiknya. Belum menyerupai kalian. Aku yakin padanya meragu sepertiku. Benar-benar aliran yg baunya menusuki hidupku. Menyengat. Tidak enak.
Kalaupun aku dapatkan sekarang kuncinya, pasti nanti cepat mati, dia.
Dia yg datangnya cepat, perginya pasti juga berlari. Dan aku tak berharap menangis lagi.
Jadi, sabarlah aku dinanti dan menanti
Jumat, 04 September 2009
tralalalalala
Heeeeeeeeeeeey ya guys.. dengarkan curhatku! Hahahah
Kemarin satu jam pelajaran Akuntansi Komputer, aku dan vina saling membongkar diri. Daaaaaaaaan.. huauauauauahahahahah meledak lah aku.
Bukan karena sering dikembar-kembarin sama temen-temen deh. Bukan karena kita dapet jadwal ga puasa barengan juga. Entah apa, semuanya kaya benar-benar kebetulan. Ya ampun, orangnya tuh benar-benar sama-sama tidak kita kenal sebelumnya, belum pernah bermuka, jenisnya sama, bukan tipe orang yang kita suka, berdomisili sama meskipun rumahnya pasti beda, perhatian deh, dan bikin kita sukses nunggu.
Namany a rezeki di bulan ramadhan. Aku seneng bangeeeeeeeeet sama vina waktu sadar sama hal itu. Kita sepakat, mereka emaaaaaaaang deh hebat! Sukses banget bikin kita, khususnya aku ngeladenin orang asing. Sukses bikin kita seneng dan diperhatiin, suuukseeees bikin kita merasa.. wahahahhahah.
Dan kayaknya kita bakal lebih sering ngomongin the strangers’ ini kali ya dibanding mas-mas lurusdankeriting itu lagi. Ya Allah. Dan, mungkin yang kita harapin mereka juga sukses mematahkan rekor 4 tahun vina dan setahun milikku. Yah, ngga papa kali ya kalo dia yang akhirnya nanti buka lembaran baru buat aku..ciee
Atau ini lebih pada sindrom ke-Gran aku, atau titik jenuh aku sama orang dulu, atau aku emang suka sama ini orang. Yah, ngga penting deh. Aku cuma senang nang nang nang.. atas curhatku, atas kesamaan kita, atas apa yang baru kita sadarin ya vin. Hahahah makasi ya Allah sayaaaaaang. (postingku kali ini ngga banget, dasar fenti centil! Grrr hahahahah)
Hehehe..and maybe this is a thing that called love is blind..
Ost. : Because You Loved Me- Celline Dion
For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love I found in you
Ill be forever thankful baby
Youre the one who held me up
Never let me fall
Youre the one who saw me through through it all
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
Im grateful for each day you gave me
Maybe I dont know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
Youve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
Im everything I am
Because you loved me..
Kemarin satu jam pelajaran Akuntansi Komputer, aku dan vina saling membongkar diri. Daaaaaaaaan.. huauauauauahahahahah meledak lah aku.
Bukan karena sering dikembar-kembarin sama temen-temen deh. Bukan karena kita dapet jadwal ga puasa barengan juga. Entah apa, semuanya kaya benar-benar kebetulan. Ya ampun, orangnya tuh benar-benar sama-sama tidak kita kenal sebelumnya, belum pernah bermuka, jenisnya sama, bukan tipe orang yang kita suka, berdomisili sama meskipun rumahnya pasti beda, perhatian deh, dan bikin kita sukses nunggu.
Namany a rezeki di bulan ramadhan. Aku seneng bangeeeeeeeeet sama vina waktu sadar sama hal itu. Kita sepakat, mereka emaaaaaaaang deh hebat! Sukses banget bikin kita, khususnya aku ngeladenin orang asing. Sukses bikin kita seneng dan diperhatiin, suuukseeees bikin kita merasa.. wahahahhahah.
Dan kayaknya kita bakal lebih sering ngomongin the strangers’ ini kali ya dibanding mas-mas lurusdankeriting itu lagi. Ya Allah. Dan, mungkin yang kita harapin mereka juga sukses mematahkan rekor 4 tahun vina dan setahun milikku. Yah, ngga papa kali ya kalo dia yang akhirnya nanti buka lembaran baru buat aku..ciee
Atau ini lebih pada sindrom ke-Gran aku, atau titik jenuh aku sama orang dulu, atau aku emang suka sama ini orang. Yah, ngga penting deh. Aku cuma senang nang nang nang.. atas curhatku, atas kesamaan kita, atas apa yang baru kita sadarin ya vin. Hahahah makasi ya Allah sayaaaaaang. (postingku kali ini ngga banget, dasar fenti centil! Grrr hahahahah)
Hehehe..and maybe this is a thing that called love is blind..
Ost. : Because You Loved Me- Celline Dion
For all those times you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love I found in you
Ill be forever thankful baby
Youre the one who held me up
Never let me fall
Youre the one who saw me through through it all
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
You gave me wings and made me fly
You touched my hand I could touch the sky
I lost my faith, you gave it back to me
You said no star was out of reach
You stood by me and I stood tall
I had your love I had it all
Im grateful for each day you gave me
Maybe I dont know that much
But I know this much is true
I was blessed because I was loved by you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
You were always there for me
The tender wind that carried me
A light in the dark shining your love into my life
Youve been my inspiration
Through the lies you were the truth
My world is a better place because of you
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
You were my strength when I was weak
You were my voice when I couldnt speak
You were my eyes when I couldnt see
You saw the best there was in me
Lifted me up when I couldnt reach
You gave me faith coz you believed
Im everything I am
Because you loved me
Im everything I am
Because you loved me..
Kamis, 03 September 2009
Sabtu, 29 Agustus 2009
updatess
Mas No, my beloved uncle is sick. Poor man, he'll get the operation after his opname.
Ive visited him, and shit i got mad at the hospital, actually my uncles room.
THE MOSQTs ATTACKED ME WITH EM BITCHYNESS. FAK!Grr
UB 1 in Ramadhan, what a beloved school. It always makes me happy, oh forever. -..- zZ
I dont know, why there is a school like this. And why i still survive for it. This is the baddest thing in my life or maybe to all my friends in the same school. It drives me crazzy, es-em-ei thirtyfive.
The girl said, he has got a new. Someone made him in love. again? A junior in the same class. Okay. Im not cry again, thats great! Bravo fenti
Let Jazz going to Hip Hop. And now id love to listen Crush by D.A. Hahaha stupid, not connected
Im 157cm/51kg height/weight. Ya Allaaaah, it must be 160cm, what a silly.. zz and im thankin for my weight. Theyre come baack.
Ramadhan is the best. I love now.
I got a new friend. Facebook.
Hihi. He's a nice guy, i was amazed by his words. Ya, he is a writer, poet's writer. You can check his blog in my bloglist, the new one. (ill adding it later lazy to makes the link heheh)
Ive visited him, and shit i got mad at the hospital, actually my uncles room.
THE MOSQTs ATTACKED ME WITH EM BITCHYNESS. FAK!Grr
UB 1 in Ramadhan, what a beloved school. It always makes me happy, oh forever. -..- zZ
I dont know, why there is a school like this. And why i still survive for it. This is the baddest thing in my life or maybe to all my friends in the same school. It drives me crazzy, es-em-ei thirtyfive.
The girl said, he has got a new. Someone made him in love. again? A junior in the same class. Okay. Im not cry again, thats great! Bravo fenti
Let Jazz going to Hip Hop. And now id love to listen Crush by D.A. Hahaha stupid, not connected
Im 157cm/51kg height/weight. Ya Allaaaah, it must be 160cm, what a silly.. zz and im thankin for my weight. Theyre come baack.
Ramadhan is the best. I love now.
I got a new friend. Facebook.
Hihi. He's a nice guy, i was amazed by his words. Ya, he is a writer, poet's writer. You can check his blog in my bloglist, the new one. (ill adding it later lazy to makes the link heheh)
Jumat, 28 Agustus 2009
This is me that i talked about
Halo namaku Fenti.
Aku bukan seniman atau sastrawan. Aku pelajar SMA, usiaku 16 tahun, dan aku suka pelajaran Sejarah.
Aku ingin teman-temanku, orang yg menyukai, dan orang yg kusukai mengenalku adanya aku sesungguhnya.
Yah, aku bukan Anne Hathaway cantik menggelitik. Dan tak semempesona Audrey Hepburn seperti yg di layout blog-ku.
Aku orang biasa. Terkadang aku suka menulis. Apa saja, seringnya tentang rasa, dan asa. Oh aku senang sekali.
Soalnya aku jujur di sana, di rangkai kata-kata. Tapi sungguh aku bukan penulis. Tulisanku jelek, tak seindah milikmu.
Aku bermain peran. Dan menurutku, tokoh yg aku perani selalu buruk. Benar aku pemain yg buruk. Aktingku seperti yg ada pada salah satu 100 daftar yg paling aku benci sedunia..
Sinetron dan artisnya.
Tapi aku memang suka berpura-pura. Ya, sekedar suka. Hidupku nyata pada pura-pura.
Aku kekanak-kanakan. Suka tertawa dan yg membuatku tertawa.
Aku romantis. Suka hal-hal manis dan yg membuatnya.
Masih ada daftar lainnya. Tapi aku cuma mau bilang ini. Mungkin karena rasa dalam kalbuku berkisah ini buat sesuatu. Yg baru dan buatku membiru.
Aku bukan seniman atau sastrawan. Aku pelajar SMA, usiaku 16 tahun, dan aku suka pelajaran Sejarah.
Aku ingin teman-temanku, orang yg menyukai, dan orang yg kusukai mengenalku adanya aku sesungguhnya.
Yah, aku bukan Anne Hathaway cantik menggelitik. Dan tak semempesona Audrey Hepburn seperti yg di layout blog-ku.
Aku orang biasa. Terkadang aku suka menulis. Apa saja, seringnya tentang rasa, dan asa. Oh aku senang sekali.
Soalnya aku jujur di sana, di rangkai kata-kata. Tapi sungguh aku bukan penulis. Tulisanku jelek, tak seindah milikmu.
Aku bermain peran. Dan menurutku, tokoh yg aku perani selalu buruk. Benar aku pemain yg buruk. Aktingku seperti yg ada pada salah satu 100 daftar yg paling aku benci sedunia..
Sinetron dan artisnya.
Tapi aku memang suka berpura-pura. Ya, sekedar suka. Hidupku nyata pada pura-pura.
Aku kekanak-kanakan. Suka tertawa dan yg membuatku tertawa.
Aku romantis. Suka hal-hal manis dan yg membuatnya.
Masih ada daftar lainnya. Tapi aku cuma mau bilang ini. Mungkin karena rasa dalam kalbuku berkisah ini buat sesuatu. Yg baru dan buatku membiru.
Senin, 24 Agustus 2009
Kliks
Segala sesuatunya yg baru saya sadari dari film "Click"
Hidup.
Apapun hidup yg saya terima, harus terus saya lakoni. Sepahit apapun itu, saya terus harus berjalan. Tidak ada lari atau henti. Harusnya seperti itu. Jangan menyerah maupun lari dari nyata. Nanti saya menyesal jadinya, akhirnya, nyatanya.
Horay, saya bisa menyimpulinya. Lalu nanti saya melupakannya. Saya mana bisa. Terlebih lagi pesakitan, bosan dan apalah itu lagi menyelubungi saya. Oh saya mohon 'Click-remote control!
Anda juga merasa seperti saya, toh tidak manusiawi seandainya saya menolak dapat melewati pesakitan. Itu munafik namanya. Tapi setelah ini saya akan bertindak enggak mau menerimanya, bukan! Saya toh sudah munafik dari awal, tapi saya nggak mau menyiakan kesempatan lagi. Biar saya nikmati, saya nikmati rasa perih kaya strawberry. Pasti nanti ada yg saya sesali nanti.
Saya memang telat adanya, benar telat menemukannya. Click dan Adam Sandler
Hidup.
Apapun hidup yg saya terima, harus terus saya lakoni. Sepahit apapun itu, saya terus harus berjalan. Tidak ada lari atau henti. Harusnya seperti itu. Jangan menyerah maupun lari dari nyata. Nanti saya menyesal jadinya, akhirnya, nyatanya.
Horay, saya bisa menyimpulinya. Lalu nanti saya melupakannya. Saya mana bisa. Terlebih lagi pesakitan, bosan dan apalah itu lagi menyelubungi saya. Oh saya mohon 'Click-remote control!
Anda juga merasa seperti saya, toh tidak manusiawi seandainya saya menolak dapat melewati pesakitan. Itu munafik namanya. Tapi setelah ini saya akan bertindak enggak mau menerimanya, bukan! Saya toh sudah munafik dari awal, tapi saya nggak mau menyiakan kesempatan lagi. Biar saya nikmati, saya nikmati rasa perih kaya strawberry. Pasti nanti ada yg saya sesali nanti.
Saya memang telat adanya, benar telat menemukannya. Click dan Adam Sandler
Minggu, 23 Agustus 2009
Missing thing
Its me missing you so, guys. I love you Pience darling
Label:
Agustus 2009,
Bestfriends-Things,
SMA
Kekuatan anak gadis?
I found it, in my hp's draft. When i wrote this fuckin thing, i still about 15, hmm a year ago. Huah, its disgustin, but i think i love it. Hihi
I called it a song:G P(not the name of mother's, Gaya Payu. Its GIRL POWER!)
i love to be a girl ,and im proud of my self
i ll be a great woman someday
so ,wait wait me baaeby
and you ll be shocking of my slimmest body ,my blondie hairs and adoring my own channel dress
its not too long and enjoy it
do not look me as an ordinary ,cause you ll get a big problem for it !
Yeeeaa , girl power !
I called it a song:G P(not the name of mother's, Gaya Payu. Its GIRL POWER!)
i love to be a girl ,and im proud of my self
i ll be a great woman someday
so ,wait wait me baaeby
and you ll be shocking of my slimmest body ,my blondie hairs and adoring my own channel dress
its not too long and enjoy it
do not look me as an ordinary ,cause you ll get a big problem for it !
Yeeeaa , girl power !
Kamis, 20 Agustus 2009
My hairs, what?
Oh yea, this is the finest thing. I got the short again. Not bad, i feel better. Ummh, people talked, it looks cute for me. Yea, they talked about my childist' too.
Hey ya, just the day before yesterday i looked like an adult without bang, then i have it now. Hmm
And now too, im back to when i was 14. About the last time in my jhs to the first time in my shs. Hemm
Im thinkin about what i love in that past:
Basket,Jambrong&Lonce,Ali Kasiha,Friendster,Biologi, JDC.
Then, all things that made me disgust:
M38,Ali Kasiha's friends,X2's Subjects,Bu Atik,Friendster.
Its simple. Im missin all that time. And my fuckin new haircut suggestin me to get all of them. Thanks God, i got his facebook account. He's soo handsome. And i love my hairs, even it makes me more chubby than before. And im sure an adultness cant seeing from the hairs, i can show it from my heart. LOL :d
Hey ya, just the day before yesterday i looked like an adult without bang, then i have it now. Hmm
And now too, im back to when i was 14. About the last time in my jhs to the first time in my shs. Hemm
Im thinkin about what i love in that past:
Basket,Jambrong&Lonce,Ali Kasiha,Friendster,Biologi, JDC.
Then, all things that made me disgust:
M38,Ali Kasiha's friends,X2's Subjects,Bu Atik,Friendster.
Its simple. Im missin all that time. And my fuckin new haircut suggestin me to get all of them. Thanks God, i got his facebook account. He's soo handsome. And i love my hairs, even it makes me more chubby than before. And im sure an adultness cant seeing from the hairs, i can show it from my heart. LOL :d
Minggu, 16 Agustus 2009
Kadar
Muka-muka bianglala.
Aku merancu
dalam utuh
bebatuan lagi rapuh
dan akupun runtuh.
Putar-putar menangisi
dalam sepuan di awang-awang
aku riang
lalu jadi meriang
berang dalam perang
Aku berhenti atas semua ini.
Aku merancu
dalam utuh
bebatuan lagi rapuh
dan akupun runtuh.
Putar-putar menangisi
dalam sepuan di awang-awang
aku riang
lalu jadi meriang
berang dalam perang
Aku berhenti atas semua ini.
Sabtu, 15 Agustus 2009
Sadar
Lalu aku terjaga
diam terus diam akupun menjaga
aliran airnya harus tetap ada
biar nafasku terus sedia
Hidupku penuh dia
sedangkan, ada jutaan jentik yg siap kutetaskan
aku induknya
terlalu sering acuhkan.
Cacing bergemul, menantiku
Aku merindu
nafasmu, dan gestur meliat mu.
Gentong MCK, tenang tanpa erotisme
tiada lagi yg menyusuri muka-mukanya.
Aku sembarang saja
Merata, tak tahu apa-apa
Sedangkan yg lainnya menantiku dengan cinta
diam terus diam akupun menjaga
aliran airnya harus tetap ada
biar nafasku terus sedia
Hidupku penuh dia
sedangkan, ada jutaan jentik yg siap kutetaskan
aku induknya
terlalu sering acuhkan.
Cacing bergemul, menantiku
Aku merindu
nafasmu, dan gestur meliat mu.
Gentong MCK, tenang tanpa erotisme
tiada lagi yg menyusuri muka-mukanya.
Aku sembarang saja
Merata, tak tahu apa-apa
Sedangkan yg lainnya menantiku dengan cinta
Kamis, 13 Agustus 2009
De Buron.
Semuanya jadi bertanya-tanya. Aku menderita, aku punya pinta.
Habislah, aku mati. Akhirnya aku mati. Sudah kering peluh lagi air mataku.
Kamu yang mampu mengendalikanku, aku tersipu lalu aku menangis ingat kamu.
Aku ragu, panik, tapi aku diam. Aku buron atas takdirku, atas apa yg hatiku ucapkan. Aku munafik.
Kamu yang selalu berhasil membuatku beriman, teduh mengadu pada Tuhan. Kamu yang selalu berhasil menenangkanku. Memeluk dalam mimpi, dan membiaskan senyum.
Kamu tahu, aku terharu. Kamu diam membatu.
Semuanya jadi terkontaminasi. Jurnal penyesuaian adalah kamu, lalu perubahan sosial mengikutimu, perjuangan setelah kemerdekaan segalanya tentang kamu, terus sampai matriks mengalir kamu.
Aku lelah, tih.
Habislah, aku mati. Akhirnya aku mati. Sudah kering peluh lagi air mataku.
Kamu yang mampu mengendalikanku, aku tersipu lalu aku menangis ingat kamu.
Aku ragu, panik, tapi aku diam. Aku buron atas takdirku, atas apa yg hatiku ucapkan. Aku munafik.
Kamu yang selalu berhasil membuatku beriman, teduh mengadu pada Tuhan. Kamu yang selalu berhasil menenangkanku. Memeluk dalam mimpi, dan membiaskan senyum.
Kamu tahu, aku terharu. Kamu diam membatu.
Semuanya jadi terkontaminasi. Jurnal penyesuaian adalah kamu, lalu perubahan sosial mengikutimu, perjuangan setelah kemerdekaan segalanya tentang kamu, terus sampai matriks mengalir kamu.
Aku lelah, tih.
Minggu, 09 Agustus 2009
Karima
Dulu gue masih sama Ali Kasiha, titik.
Terus, kata temen gue dia(bkn ali) suka sama gue. Yaudah, gue cek.
Hmm, orangnya baik, manis, lucu, pinter, gaul, tajir, romaantis lagi. Gue berdesir.
Ada ya yg mau sama gue?
Terus, gue dismsin, dikirimin pulsa, dianter jemput, pokoknya orangnya baik banget deh sama gue, sama sahabat gue.
Gue tebar pesona, temen-temen gue heboh segambreng nyomblangin dia sama gue. Satu angkatan tau.
Terus, dia nembak gue. Gue tolak, masih ada Ali Kasiha.
Terus, dia nembak gue. Gue tolak, masih ada Ali Kasiha.
Terus, dia nembak gue. Gue tolak, ragu.
Gue stressed juga, semua yg ada di gue dihubungkan dengan dia.
Contoh
Gue :
Nyet, anterin gue pulang dong!
Monyet :
Yah, entar si *A@1% marah lagi sama gue.
Gue :
Grr
Padahal ngga semuanya harus dihubungkan dengan gue kan, gue masih berharap sama Ali Kasiha.
Orang bilang, gue itu mau-nggak-mau. Gimana, gue nganggep dia kaya abang-abangan gue, dan sebenernya gue ngga berharap lebih.
Temen-temen jadi pada gedek sama gue, karena gue dianggap jahat. Yah, kecuali sohib2 gue, yg ngerti gue banget(i love you mamens!).
Tapi, gue sadar gue ternyata sayang sama dia. Makanya, gue nyesel. Gue nyesel, dia udah punya pacar dan jadi menjauh dari gue.
Suatu saat, gue sms dia. Gue kangen sama dia dan karna dia udah punya pacar, jadi gue ngerasa aman tanpa takut dia kaya dulu.
Ternyata dia masih sayang sama gue, yaudah berlanjut HTS, terus gue udahan. Takut, dan fikiran gue bercabang.
Gue suka sama orang. Awalnya secret admirer. Waktu itu gue bener-bener ga mau ada yg tau.
So, i always wrote them, my poems to him on my private blog. Aha, ada yg kena jaring, ketauan temen gue. Bertambah yg tau.
Gue ga smsan lama, ga kirimin pulsa, ga anter-jemput, dan ga ngapa-ngapain si orang. Gue malu, eh malah dibilang jaim.
Lama-lama si Orang tau, tau muka gue, tau gue yg sama sekali ngga ada apa-apanya sama maunya, tau tulisan murahan gue buatnya. Si orang tau gue.
Gue tau gebetannya, sampe harapannya.
Gue baru pernah bicara 4 kata sama si orang, dan itu cuma sekali.
Temen-temennya heboh segambreng ngeledekin gue sama si Orang. Gue suka liat mukanya merah. Satu angkatan tau.
Semua yg ada di gue atau si orang selalu dihubung-hubungin. Padahal ga selalu harus gitu juga kali. Kasian si orang risih, seolah-seolah statusnya officially mine, padahal deket juga engga sama gue. Temen gue bilang si Orang mau-nggak-mau ke gue. Kalo menurut gue, si Orang cuma nggak mau kehilangan fans, dan gue emang belom bisa seutuhnya berhenti padahal sikonnya begini. Gue munafik.
Udah. Gue juga ngga tau selesainya.
See, beda banget. Gue, dia, dan si Orang.
Enggak akan pernah sama endingnya, yg satu selesai yg satu gantung. Jadi gue nggak percaya ini karma.
Tapi kalopun ini karma.. Gue nyerah. Emang sakit banget deh, tapi gue berdoa biar gue ga egois suatu saat. Gue berdoa semoga si orang ga usah kena karma suatu saat.
Terus, kata temen gue dia(bkn ali) suka sama gue. Yaudah, gue cek.
Hmm, orangnya baik, manis, lucu, pinter, gaul, tajir, romaantis lagi. Gue berdesir.
Ada ya yg mau sama gue?
Terus, gue dismsin, dikirimin pulsa, dianter jemput, pokoknya orangnya baik banget deh sama gue, sama sahabat gue.
Gue tebar pesona, temen-temen gue heboh segambreng nyomblangin dia sama gue. Satu angkatan tau.
Terus, dia nembak gue. Gue tolak, masih ada Ali Kasiha.
Terus, dia nembak gue. Gue tolak, masih ada Ali Kasiha.
Terus, dia nembak gue. Gue tolak, ragu.
Gue stressed juga, semua yg ada di gue dihubungkan dengan dia.
Contoh
Gue :
Nyet, anterin gue pulang dong!
Monyet :
Yah, entar si *A@1% marah lagi sama gue.
Gue :
Grr
Padahal ngga semuanya harus dihubungkan dengan gue kan, gue masih berharap sama Ali Kasiha.
Orang bilang, gue itu mau-nggak-mau. Gimana, gue nganggep dia kaya abang-abangan gue, dan sebenernya gue ngga berharap lebih.
Temen-temen jadi pada gedek sama gue, karena gue dianggap jahat. Yah, kecuali sohib2 gue, yg ngerti gue banget(i love you mamens!).
Tapi, gue sadar gue ternyata sayang sama dia. Makanya, gue nyesel. Gue nyesel, dia udah punya pacar dan jadi menjauh dari gue.
Suatu saat, gue sms dia. Gue kangen sama dia dan karna dia udah punya pacar, jadi gue ngerasa aman tanpa takut dia kaya dulu.
Ternyata dia masih sayang sama gue, yaudah berlanjut HTS, terus gue udahan. Takut, dan fikiran gue bercabang.
Gue suka sama orang. Awalnya secret admirer. Waktu itu gue bener-bener ga mau ada yg tau.
So, i always wrote them, my poems to him on my private blog. Aha, ada yg kena jaring, ketauan temen gue. Bertambah yg tau.
Gue ga smsan lama, ga kirimin pulsa, ga anter-jemput, dan ga ngapa-ngapain si orang. Gue malu, eh malah dibilang jaim.
Lama-lama si Orang tau, tau muka gue, tau gue yg sama sekali ngga ada apa-apanya sama maunya, tau tulisan murahan gue buatnya. Si orang tau gue.
Gue tau gebetannya, sampe harapannya.
Gue baru pernah bicara 4 kata sama si orang, dan itu cuma sekali.
Temen-temennya heboh segambreng ngeledekin gue sama si Orang. Gue suka liat mukanya merah. Satu angkatan tau.
Semua yg ada di gue atau si orang selalu dihubung-hubungin. Padahal ga selalu harus gitu juga kali. Kasian si orang risih, seolah-seolah statusnya officially mine, padahal deket juga engga sama gue. Temen gue bilang si Orang mau-nggak-mau ke gue. Kalo menurut gue, si Orang cuma nggak mau kehilangan fans, dan gue emang belom bisa seutuhnya berhenti padahal sikonnya begini. Gue munafik.
Udah. Gue juga ngga tau selesainya.
See, beda banget. Gue, dia, dan si Orang.
Enggak akan pernah sama endingnya, yg satu selesai yg satu gantung. Jadi gue nggak percaya ini karma.
Tapi kalopun ini karma.. Gue nyerah. Emang sakit banget deh, tapi gue berdoa biar gue ga egois suatu saat. Gue berdoa semoga si orang ga usah kena karma suatu saat.
Sabtu, 08 Agustus 2009
Diam.
Aku tidak mau jadi seniman.
Cukup saja bisa makan
Kau tak lagi perlu riskan
Iya, biarkan saja
Aku begini adanya
Tidak ada yg mau jatuh cinta
Karena aku bukan seniman
Aku menggigil takut ketahuan
Diam.
Aku bukan seniman..
Aku tidak mau jadi seniman.
Cukup saja bisa makan
Kau tak lagi perlu riskan
Iya, biarkan saja
Aku begini adanya
Tidak ada yg mau jatuh cinta
Karena aku bukan seniman
Aku menggigil takut ketahuan
Diam.
Aku bukan seniman..
Rabu, 05 Agustus 2009
Please mom
Aku menyebutnya purnama, bunda.
Wajahku tersipu, tapi biru membeku.
Aku merajuk, bila kelak kau tak kunjung tunduk.
Badai juga sudah aku lawan, sampai aku berawan. Hampir tak lagi menawan
Aku terus berlari, sampai tak lagi aku rasa ini dua pasang kaki.
Aku menangis bunda, cerita pada purnama.
Untuk siapa lagi, aku mengamati dari atas panggung tentang bumi.
Aku ingin kamu, peluk aku.
Datang, menyerang.
Kemudian kamu diam, lalu bilang..
"..itu anakku.. yang pulang larut dan tak pernah makan malam.."
Wajahku tersipu, tapi biru membeku.
Aku merajuk, bila kelak kau tak kunjung tunduk.
Badai juga sudah aku lawan, sampai aku berawan. Hampir tak lagi menawan
Aku terus berlari, sampai tak lagi aku rasa ini dua pasang kaki.
Aku menangis bunda, cerita pada purnama.
Untuk siapa lagi, aku mengamati dari atas panggung tentang bumi.
Aku ingin kamu, peluk aku.
Datang, menyerang.
Kemudian kamu diam, lalu bilang..
"..itu anakku.. yang pulang larut dan tak pernah makan malam.."
Rabu, 29 Juli 2009
I hate you.
Simply, its about me. I couldnt feel anything again, its really tell about me, mine, my stupid life with him.
MFWD- Waiting for Nothing
This night is so cold and I can't sleep tonight
Thinking back when the last time that I saw you
You're the one that I want but I can't do anything
I can't make you mine
I can't speak anything when I'm standing next to you
This dream is too good to be true
* You always fly above me and I won't be able to catch you
Oh boy. You're too perfect for me
I always run behind you and I won't be able to get you
Like the last time I saw you with her
Do I look like a fool? When I talk to you
My heart just broke when I know the truth
I can't lie to myself no matter what it takes and I won't stop loving
It's so silly thinking of you on and on
And I want you so desperately
MFWD- Waiting for Nothing
This night is so cold and I can't sleep tonight
Thinking back when the last time that I saw you
You're the one that I want but I can't do anything
I can't make you mine
I can't speak anything when I'm standing next to you
This dream is too good to be true
* You always fly above me and I won't be able to catch you
Oh boy. You're too perfect for me
I always run behind you and I won't be able to get you
Like the last time I saw you with her
Do I look like a fool? When I talk to you
My heart just broke when I know the truth
I can't lie to myself no matter what it takes and I won't stop loving
It's so silly thinking of you on and on
And I want you so desperately
Selasa, 21 Juli 2009
Tentang Ganju -belum terselesaikan. red
Apa karena peran ini begitu melelahkan? Gue sebenar-benarnya adalah takut, amat takut karenanya.
Apa? Lesbi? Astaghfirullah, ampun Gusti..
Mana ada perempuan sama perempuan. Kenapa harus ada? Gue sangat butuh laki-laki, sekalipun itu cuma terkadang. Karena, gue mencoba menguatkan diri. Gue super, bisa dong ngapa2in sendiri.
Dan, akhirnya gue sadar itu salah satu pemicunya.
Lesbi itu, selalu dikaitkan dengan seks. Perempuan sama perempuan, jenuh sama laki-laki, trauma, dan yang terakhir jatuh cinta pada sesama jenis yg begitu perhatian.
Lesbi itu, liar, perempuan ga bener, dan buta arah.
Lesbi itu, hasrat, cinta yg tulus, lembut, dan saling melindungi.
Kenapa gue yg harus jadi lesbi? Jangan-jangan pas casting, cuma ngasal nih dipilih gue, ka?
Gue bukan Ganju, gue fenti yg dulu suka sama Ghost Rider. Eh, tapi gue bukan lagi fenti yg dulu, sekarang gitu loh.. Gue pasti Ganju si model Lesbi.
Dan, lesbi terus membayangi gue. Gue usaha professional, tapi bo! Lawaan main guee..
Kalo gue jadi lesbi, gue pilih Indah kalalo deh. Tapi ini.. Si atap yg udah kaya sedarah sama gue. Dia mah udah kaya emak gue. Ckck
Untungnya, tiada adegan seronok.
Lalu gimana gue ngeyakinin ke diri gue kalo gue ga akan jadi lesbi? Soalnya, berkelit-berkelit tiap hari bikin gue stress. Padahal, padahal gue lagi diskusi sama Ganju, bukan sama fenti.
Gimana gue bisa nunjukkin gue bukan lesbi dan lesbi sekaligus?
Gimana gue bisa ngatasi rasa jenuh, capek, sekaligus takut pas latihan?(curhat
Satu-satunya cuma si gentong. Makasih yah, untung ada lo.
Apa? Lesbi? Astaghfirullah, ampun Gusti..
Mana ada perempuan sama perempuan. Kenapa harus ada? Gue sangat butuh laki-laki, sekalipun itu cuma terkadang. Karena, gue mencoba menguatkan diri. Gue super, bisa dong ngapa2in sendiri.
Dan, akhirnya gue sadar itu salah satu pemicunya.
Lesbi itu, selalu dikaitkan dengan seks. Perempuan sama perempuan, jenuh sama laki-laki, trauma, dan yang terakhir jatuh cinta pada sesama jenis yg begitu perhatian.
Lesbi itu, liar, perempuan ga bener, dan buta arah.
Lesbi itu, hasrat, cinta yg tulus, lembut, dan saling melindungi.
Kenapa gue yg harus jadi lesbi? Jangan-jangan pas casting, cuma ngasal nih dipilih gue, ka?
Gue bukan Ganju, gue fenti yg dulu suka sama Ghost Rider. Eh, tapi gue bukan lagi fenti yg dulu, sekarang gitu loh.. Gue pasti Ganju si model Lesbi.
Dan, lesbi terus membayangi gue. Gue usaha professional, tapi bo! Lawaan main guee..
Kalo gue jadi lesbi, gue pilih Indah kalalo deh. Tapi ini.. Si atap yg udah kaya sedarah sama gue. Dia mah udah kaya emak gue. Ckck
Untungnya, tiada adegan seronok.
Lalu gimana gue ngeyakinin ke diri gue kalo gue ga akan jadi lesbi? Soalnya, berkelit-berkelit tiap hari bikin gue stress. Padahal, padahal gue lagi diskusi sama Ganju, bukan sama fenti.
Gimana gue bisa nunjukkin gue bukan lesbi dan lesbi sekaligus?
Gimana gue bisa ngatasi rasa jenuh, capek, sekaligus takut pas latihan?(curhat
Satu-satunya cuma si gentong. Makasih yah, untung ada lo.
Senin, 20 Juli 2009
Sebuah Mozaik
Mozaik itu, takkan pernah kembali bersatu. Aku mencinta, tapi di tengah jalan kulihat si cinta mati. Dan aku terpisah.
Berusaha menyatukannya, namun kadung perih. Lalu aku menyapunya, dia tak mau hilang.
Mozaik itu, sudah tertanam. Tapi ia terlihat ragu untuk menumbuhiku. Ia hanya bersemayam dalam kelam kalbu. Aku tak dapat lagi menghisap aromanya. Aku mencari, namun tetap tak dapat dicari.
Mozaik itu, menghantuiku. Aku jatuh cinta pada rangkaian hurufnya, tapi ia tak mencinta. Cintanya tak akan pernah bangun untukku. Ia terus membayangiku, mengolokku dari langit. Ia terus mengejarku, padahal aku sudah berusaha tenang. Agar dia anggap aku sudah mati, jadi hantu, dan tak patut lagi dihantui.
Lagipula untuk apa dia menghantuiku lagi, kalau ia hanya tersenyum menebar pesonanya untukku. Cih, aku tak butuh.
Mozaik itu, serpihan hatiku tentangnya. Tentang kita, para cinta. Sekali lagi, cinta sudah tiada. Hatiku merana, semua terpisah ke mana-mana. Satu ini, satu itu. Tolonglah tenggelamkan aku pada dasarnya sekaligus, agar aku bergemelut terus sakit, tapi aku sedikit bahagia bertemu satu patahan itu.
Atau, hempaskanlah aku pada luar dunia ini. Agar aku dapat menghindar dari serpihan yg tersisa, dan aku tersiksa jauh darimu.
Pilihlah mozaik! Aku menunggu.
Berusaha menyatukannya, namun kadung perih. Lalu aku menyapunya, dia tak mau hilang.
Mozaik itu, sudah tertanam. Tapi ia terlihat ragu untuk menumbuhiku. Ia hanya bersemayam dalam kelam kalbu. Aku tak dapat lagi menghisap aromanya. Aku mencari, namun tetap tak dapat dicari.
Mozaik itu, menghantuiku. Aku jatuh cinta pada rangkaian hurufnya, tapi ia tak mencinta. Cintanya tak akan pernah bangun untukku. Ia terus membayangiku, mengolokku dari langit. Ia terus mengejarku, padahal aku sudah berusaha tenang. Agar dia anggap aku sudah mati, jadi hantu, dan tak patut lagi dihantui.
Lagipula untuk apa dia menghantuiku lagi, kalau ia hanya tersenyum menebar pesonanya untukku. Cih, aku tak butuh.
Mozaik itu, serpihan hatiku tentangnya. Tentang kita, para cinta. Sekali lagi, cinta sudah tiada. Hatiku merana, semua terpisah ke mana-mana. Satu ini, satu itu. Tolonglah tenggelamkan aku pada dasarnya sekaligus, agar aku bergemelut terus sakit, tapi aku sedikit bahagia bertemu satu patahan itu.
Atau, hempaskanlah aku pada luar dunia ini. Agar aku dapat menghindar dari serpihan yg tersisa, dan aku tersiksa jauh darimu.
Pilihlah mozaik! Aku menunggu.
Waktu dia ulang tahun.
Ini hari apa?
Ini hari cinta, jawabnya.
Dunia, pandangi dia
Sentuhlah dan buat ia terpana
Jangan lukai hatinya
Beri dia segala pintanya
Peluk raganya dan lindungi jiwanya
Berkahi dan wujudkan mimpinya.
Hari ulang tahun, tanpa mantan pacarnya.
Tapi syukurlah perempuan serupa ada dekatnya.
Tidak aku, aku si perancu tak tahu malu
Gagal menggulingkan kado untukmu
Berdoa hingga aku menangisi
Mengelami
tertanda,
Si Bodoh
Ini hari cinta, jawabnya.
Dunia, pandangi dia
Sentuhlah dan buat ia terpana
Jangan lukai hatinya
Beri dia segala pintanya
Peluk raganya dan lindungi jiwanya
Berkahi dan wujudkan mimpinya.
Hari ulang tahun, tanpa mantan pacarnya.
Tapi syukurlah perempuan serupa ada dekatnya.
Tidak aku, aku si perancu tak tahu malu
Gagal menggulingkan kado untukmu
Berdoa hingga aku menangisi
Mengelami
tertanda,
Si Bodoh
Minggu, 05 Juli 2009
Life
Sampai saat ini, gue belum bertemu sama kegalauan itu. Gue belum ketemu situasi, di mana biasanya gue merasa terpojok sendirian tanpa sedikit halpun terjadi dalam hidup gue. Selanjutnya gue nangis, dan menulis.
Gue lagi di dalam bagian realitas hidup. Gue lagi sakit.
Iya sih ngga ada hubungannya. Tapi, buat gue karena sakit itu beneran real. Nyakitin jiwa raga gue, dan tegoran dari Yang Maha Kuasa itu jadi begitu terasa banget, yah karena nyata di depan mata.
Sekarang gue lagi ngeliat yg di hadapan gue sesuatu yg bener2 harus diberesin aja, jadinya gue ga sempet mikirin sesuatu yg aneh, datang tiba2, gaib, dan kemudian menyudutkan gue.
Ada lebih dan kurangnya, kondisi gue yg sekarang, real. Pertama yg lebih, gue lebih menikmati hidup sebagai manusia dan status hidup gue yg sebenar2nya. Yah, enak ga enak gue belajar, karna pada akhirnya suatu saat nanti gue hidup terus di keadaan kaya gini meskipun ga seutuhnya. Hmm, gue bayanginnya nanti kalo udah jadi ibu2, pasti deh gue bakal tenggelam dalam hidup gue di bagian ini terus-terus, ga mungkin lah gue jadi ibu2 tukang mimpi atau imajiner tiap hari. Kasian nanti keluarga gue, ckck.
Next masih yg baik, gue bisa melakukan sesuatu dengan lebih seutuhnya sadar atau apalah namanya. Gimana ya, gue ngerasa kaya lebih baik dan ingin bersikap lebih dewasa aja. Jadinya keliatan lebih baik.
Dan, yg kurang? Karena gue manusia, jadi gue anggep akan selalu ada yg kurang, wajar lah.
See, tulisan di blog gue lebih ke pada tulisan yg norak dan ga bertele-tele. Jadi ga rahasia. Gue jadi sering ngerasa jenuh, kangen sama diri gue yg gombal, kangen bikin puisi, kangen menulis. Cuma karena ke-real-an itulah gue ngerasa apa yg gue imajinasikan itu ngga pantes lagi di diri gue. Jadi gue males nulis puisi, tapi nanti kangen sendiri.
Gue bersyukur deh, gue ikutin alur aja. Gue juga ga mau juga deh menentang takdir.
Gue lagi di dalam bagian realitas hidup. Gue lagi sakit.
Iya sih ngga ada hubungannya. Tapi, buat gue karena sakit itu beneran real. Nyakitin jiwa raga gue, dan tegoran dari Yang Maha Kuasa itu jadi begitu terasa banget, yah karena nyata di depan mata.
Sekarang gue lagi ngeliat yg di hadapan gue sesuatu yg bener2 harus diberesin aja, jadinya gue ga sempet mikirin sesuatu yg aneh, datang tiba2, gaib, dan kemudian menyudutkan gue.
Ada lebih dan kurangnya, kondisi gue yg sekarang, real. Pertama yg lebih, gue lebih menikmati hidup sebagai manusia dan status hidup gue yg sebenar2nya. Yah, enak ga enak gue belajar, karna pada akhirnya suatu saat nanti gue hidup terus di keadaan kaya gini meskipun ga seutuhnya. Hmm, gue bayanginnya nanti kalo udah jadi ibu2, pasti deh gue bakal tenggelam dalam hidup gue di bagian ini terus-terus, ga mungkin lah gue jadi ibu2 tukang mimpi atau imajiner tiap hari. Kasian nanti keluarga gue, ckck.
Next masih yg baik, gue bisa melakukan sesuatu dengan lebih seutuhnya sadar atau apalah namanya. Gimana ya, gue ngerasa kaya lebih baik dan ingin bersikap lebih dewasa aja. Jadinya keliatan lebih baik.
Dan, yg kurang? Karena gue manusia, jadi gue anggep akan selalu ada yg kurang, wajar lah.
See, tulisan di blog gue lebih ke pada tulisan yg norak dan ga bertele-tele. Jadi ga rahasia. Gue jadi sering ngerasa jenuh, kangen sama diri gue yg gombal, kangen bikin puisi, kangen menulis. Cuma karena ke-real-an itulah gue ngerasa apa yg gue imajinasikan itu ngga pantes lagi di diri gue. Jadi gue males nulis puisi, tapi nanti kangen sendiri.
Gue bersyukur deh, gue ikutin alur aja. Gue juga ga mau juga deh menentang takdir.
Minggu, 28 Juni 2009
Atit
Ada saat di mana gue ngerasa gue amat rapuh. Sakit.
Sakit apa aja, dari sekedar masuk angin atau mungkin sampe sakit muntaber kaya waktu itu yg sumpah bikin gue kapok berat menyiakan tubuh subur gue pada saat sehat.
Kemarin, badan gue panas. Awalnya sakit bengek gue kambuh, terus badan jadi sakit semua, belom lagi lemes susah bangun, batuk stadium 7, pilek, pusing-pusing kaya orang hamil lah. Grr, gue cuma takut typhus.
Gue cuma geletakan di kasur, ngambil minum aja minta diambilin. Ngapa-ngapain males. Ngeluh aja kerjaannya.
Dan baru sakit kali ini gue jadi lebih ngerasa dekat sama kematian, zz lebai. Sumpah bo, bener-bener deeh tuh virus bakteri kuman apalah yg ada di badan gue. Dan parahnya dokter gue ga praktek, karena Sabtu dan Minggu. Bertahan seadanya.
Terus ada malaikat, gue kira jin eh taunya beneran malaikat baik. Nyokap.
Gue ngga mau lepas, manjanya makin menjadi-jadi. Sekalipun gue dibentak gara-gara ga mau ke rumah sakit atau sekedar karena gue ngeluh terus-terusan, katanya harusnya gue bersyukur. Mungkin dia juga prihatin kali ya sama gue gara-gara gue kasih setengah utuh dari honor nulis gue yg pertama kali, ya? heheh
Cuma nyokap, nyokap doang yg bener-bener ada di samping gue. Pas gue rapuh, pas gue jelek, muka berminyak, belom mandi dari kemarin. Cuma nyokap, yah!?
Nanti, kalo gue udah punya pacar, gue mau ngerepotin pacar gue biar temenin gue sakit. Biar malaikatnya ada dua, nanti. Biar aura sehatnya lebih memancar, biar kalo gue sakit bisa cepet sembuh. Amin.
Sakit apa aja, dari sekedar masuk angin atau mungkin sampe sakit muntaber kaya waktu itu yg sumpah bikin gue kapok berat menyiakan tubuh subur gue pada saat sehat.
Kemarin, badan gue panas. Awalnya sakit bengek gue kambuh, terus badan jadi sakit semua, belom lagi lemes susah bangun, batuk stadium 7, pilek, pusing-pusing kaya orang hamil lah. Grr, gue cuma takut typhus.
Gue cuma geletakan di kasur, ngambil minum aja minta diambilin. Ngapa-ngapain males. Ngeluh aja kerjaannya.
Dan baru sakit kali ini gue jadi lebih ngerasa dekat sama kematian, zz lebai. Sumpah bo, bener-bener deeh tuh virus bakteri kuman apalah yg ada di badan gue. Dan parahnya dokter gue ga praktek, karena Sabtu dan Minggu. Bertahan seadanya.
Terus ada malaikat, gue kira jin eh taunya beneran malaikat baik. Nyokap.
Gue ngga mau lepas, manjanya makin menjadi-jadi. Sekalipun gue dibentak gara-gara ga mau ke rumah sakit atau sekedar karena gue ngeluh terus-terusan, katanya harusnya gue bersyukur. Mungkin dia juga prihatin kali ya sama gue gara-gara gue kasih setengah utuh dari honor nulis gue yg pertama kali, ya? heheh
Cuma nyokap, nyokap doang yg bener-bener ada di samping gue. Pas gue rapuh, pas gue jelek, muka berminyak, belom mandi dari kemarin. Cuma nyokap, yah!?
Nanti, kalo gue udah punya pacar, gue mau ngerepotin pacar gue biar temenin gue sakit. Biar malaikatnya ada dua, nanti. Biar aura sehatnya lebih memancar, biar kalo gue sakit bisa cepet sembuh. Amin.
Jumat, 19 Juni 2009
Tingkat Kepercayaan
Ada sebuah jalan, jalannya berliku. Terus berliku.
Dia bilang aku harus menempuhnya.
Wajahnya memerah namun tak lagi merona menatapku. Aku tertegun, ada apa?
Aku fikir hanya karena jenuh.
Lalu aku melangkah lagi, masih kunikmati liku jalan.
Semakin berat, jelas aku mengeluh. Ia sudah terbiasa, tapi aku melihatnya ini tak biasa.
Aku masih tersenyum, pahit.
Aku bicara, terus bicara. Pada dunia, pada sejawatku.
Aku tertawa, mengadu.
Aku tertawa, sedikit lega.
Ia semakin biasa. Bahkan tak mengimbangiku dengaan yg lain.
Sekiranya ketika ku tiba, kadar itu berkurang 67%
kepercayaan.
Dia bilang aku harus menempuhnya.
Wajahnya memerah namun tak lagi merona menatapku. Aku tertegun, ada apa?
Aku fikir hanya karena jenuh.
Lalu aku melangkah lagi, masih kunikmati liku jalan.
Semakin berat, jelas aku mengeluh. Ia sudah terbiasa, tapi aku melihatnya ini tak biasa.
Aku masih tersenyum, pahit.
Aku bicara, terus bicara. Pada dunia, pada sejawatku.
Aku tertawa, mengadu.
Aku tertawa, sedikit lega.
Ia semakin biasa. Bahkan tak mengimbangiku dengaan yg lain.
Sekiranya ketika ku tiba, kadar itu berkurang 67%
kepercayaan.
Kamis, 18 Juni 2009
Signal
Halusinasi, imajinasi, dan sekedar ilusi. Menyerbuku, menghantamku.
Dug dug dug
benar membuatku terpelanting
mati?
Aku diam.
Bagaimana sebuah prediksi bisa menentukan kematian?
Dan mengaliri mimpi atau hanya insiden yg sempat terjadi.
Aku berfikir.
Aduh aduh, bagaimana kalau Bapakku, Ayahku, Ramaku, Papiku yg jelek itu mati?
Aku mau memeluknya sampai lahat. Tapi pasti ditarik.
Ternyata aku begitu mencintainya. Aku belum sekuat itu.
Dan, kemudian api-api ilusi itulah yg mengejarku lagi.
Aku diam.
Jadi takut sama yg dibilang tanda-tanda, jangan-jangan, signal-signal.
Ya Gusti,
Biar desiran kejam itu terus membuaiku. Aku siap
Sekalipun jengkal tanganku tak lagi dapat membatasinya. Aku siap
Biar aku gantinya mereka. Aku siap
karena itu kusempatkan bersyukur
haahh..
Dug dug dug
benar membuatku terpelanting
mati?
Aku diam.
Bagaimana sebuah prediksi bisa menentukan kematian?
Dan mengaliri mimpi atau hanya insiden yg sempat terjadi.
Aku berfikir.
Aduh aduh, bagaimana kalau Bapakku, Ayahku, Ramaku, Papiku yg jelek itu mati?
Aku mau memeluknya sampai lahat. Tapi pasti ditarik.
Ternyata aku begitu mencintainya. Aku belum sekuat itu.
Dan, kemudian api-api ilusi itulah yg mengejarku lagi.
Aku diam.
Jadi takut sama yg dibilang tanda-tanda, jangan-jangan, signal-signal.
Ya Gusti,
Biar desiran kejam itu terus membuaiku. Aku siap
Sekalipun jengkal tanganku tak lagi dapat membatasinya. Aku siap
Biar aku gantinya mereka. Aku siap
karena itu kusempatkan bersyukur
haahh..
puisi untuk fesbuk
dan kelak sinarnya tak lagi menghangatkanmu
saat risau karena hilang senyumnya untukmu
kala jantungmu rindu berdegup keras melihatnya melewatimu
lalu tatapan harapannya benar benar hilang, tak lagi melangitmu,
lepas
bukan pudar rindu yg menggelayuti tubuhnya tentangmu
bukan luntur mimpi indah yg diharapkannya tiap malam tentangmu
musnahnya tanpamu, ia pupus, ia letih menjamahmu, ia terlalu merindukan rambut ikalmu, dan kamu diam menghancurkannya
lalu pergi gulana, ia menjauh darimu.
saat risau karena hilang senyumnya untukmu
kala jantungmu rindu berdegup keras melihatnya melewatimu
lalu tatapan harapannya benar benar hilang, tak lagi melangitmu,
lepas
bukan pudar rindu yg menggelayuti tubuhnya tentangmu
bukan luntur mimpi indah yg diharapkannya tiap malam tentangmu
musnahnya tanpamu, ia pupus, ia letih menjamahmu, ia terlalu merindukan rambut ikalmu, dan kamu diam menghancurkannya
lalu pergi gulana, ia menjauh darimu.
Rabu, 17 Juni 2009
hah?
Bagaimana kalau semua palsu?
Sandiwara pasar malam contohnya.
Aku tidak sedikitpun jatuh cinta
dan sengaja ingin membesarkan hatinya.
Bukankah cuma sekedar tulisan dan ringikan?
Rentetan pertanyaan tentangnya?
Kamuflase pribadiku
menutupi gemulai anganku tentang yg lain.
Bagaimana?
Mungkinkah kecewa?
Sandiwara pasar malam contohnya.
Aku tidak sedikitpun jatuh cinta
dan sengaja ingin membesarkan hatinya.
Bukankah cuma sekedar tulisan dan ringikan?
Rentetan pertanyaan tentangnya?
Kamuflase pribadiku
menutupi gemulai anganku tentang yg lain.
Bagaimana?
Mungkinkah kecewa?
Senin, 15 Juni 2009
Pusing
Gue ngga pernah suka cowok kurus. Gregetan pengen patahin tulangnya. hrr
Tapi nggak tau ya, sutradara itu man, orang itu man! Mengubah pandangan gue. Gue demeen banget liatnya. Intan mungkin juga.
Padahal dia bukan tipikal cowok besar, bersih, dan alg.
Gue hanya menggambarkan dia sebagai sosok yg sederhana sekaligus hebat. Dia kurus tinggi dan langsing. Kulitnya coklat, ngga punya betis, dan berbulu kaki lebat dan keriting. Wajahnya ganteng, eh lebih tepat manis banget, demi Allah gue nggak bosen liatnya. Tulang hidung, dan rahangnya menonjol. Punya ginsul, dan berjenggot tipis di dagunya. Garis matanya tebal kaya pakai eyeliner, rambutnya lurus sebahu tapi udah di-shortcut(jadi makin ganteng). Yang membuat klepek-klepek lagi, mata coklatnya yang tajam akan jadi lurus memandang mata orang yg sedang bicara dengannya.
Gue beneran jadi pusing. Berhari-hari gue fikirin. O.M.G, akhirnya gue temukan jawabannya. Dia mirip Ali Kasiha. zzz
terus, di kepala gue terngiang.
"Yang itu gimana, ti?"
oh, please. kalo ini emang jalannya biar gue ngga ngerepotin gosraider lagi. Gue pasrah.
Tapi nggak tau ya, sutradara itu man, orang itu man! Mengubah pandangan gue. Gue demeen banget liatnya. Intan mungkin juga.
Padahal dia bukan tipikal cowok besar, bersih, dan alg.
Gue hanya menggambarkan dia sebagai sosok yg sederhana sekaligus hebat. Dia kurus tinggi dan langsing. Kulitnya coklat, ngga punya betis, dan berbulu kaki lebat dan keriting. Wajahnya ganteng, eh lebih tepat manis banget, demi Allah gue nggak bosen liatnya. Tulang hidung, dan rahangnya menonjol. Punya ginsul, dan berjenggot tipis di dagunya. Garis matanya tebal kaya pakai eyeliner, rambutnya lurus sebahu tapi udah di-shortcut(jadi makin ganteng). Yang membuat klepek-klepek lagi, mata coklatnya yang tajam akan jadi lurus memandang mata orang yg sedang bicara dengannya.
Gue beneran jadi pusing. Berhari-hari gue fikirin. O.M.G, akhirnya gue temukan jawabannya. Dia mirip Ali Kasiha. zzz
terus, di kepala gue terngiang.
"Yang itu gimana, ti?"
oh, please. kalo ini emang jalannya biar gue ngga ngerepotin gosraider lagi. Gue pasrah.
Selasa, 09 Juni 2009
en-way-ou-kei-ei-pi
Nyokap gue itu berisik, bawel, kebek, kekanak-kanakan, jayus, ngga mau ngalah, jutek, galak, pelit, ribet, emosian, moody, over-protective => ngga ngebolehin gue pacaran, tukang gosip, hidupny sinetron buanget, sok gaul, narsis lagi, arrgh!
Nyokap gue itu pinter masak, perhatian, pemurah sama orang2, loyal, pekerja keras, super sabar, hobi belanja, sayang banget sama gue metlek en ayah, ngerti-in gue banget=> GR, tempat curhat terbaik sedunia, rajin, pinter nabung, solehah, bisa semuanya=>jago manage en handle sesuatu, gesit, jago dalam urusan rambut en wajah, ramah, sederhana, setia, romantis, primodialis a.k.a cinta budaya Jawa, jago bahasa Jawa halus sekaligus kasarnya, bersopan santun tinggi, nekat, cepet luluh dengan ciuman gue, suka menolong, kulitnya putih bersih, dadanya masih kenceng, pipinya tirus, rambutnya dia juga keren, dsb. Aah i love you mom
Nyokap gue itu pinter masak, perhatian, pemurah sama orang2, loyal, pekerja keras, super sabar, hobi belanja, sayang banget sama gue metlek en ayah, ngerti-in gue banget=> GR, tempat curhat terbaik sedunia, rajin, pinter nabung, solehah, bisa semuanya=>jago manage en handle sesuatu, gesit, jago dalam urusan rambut en wajah, ramah, sederhana, setia, romantis, primodialis a.k.a cinta budaya Jawa, jago bahasa Jawa halus sekaligus kasarnya, bersopan santun tinggi, nekat, cepet luluh dengan ciuman gue, suka menolong, kulitnya putih bersih, dadanya masih kenceng, pipinya tirus, rambutnya dia juga keren, dsb. Aah i love you mom
Sabtu, 06 Juni 2009
Pi-eM-eS
Dulu ya, waktu gue SMP gue ga ngeh banget sama yg namanya PMS. Soalnya gue ga peduli, soalnya gue dulu masih ga perasa, soalnya dulu gue tomboy, (apaan sih, yg terakhir ga nyambung juga deh)
Sekarang pas udah umur 16 tahun.
Bo!
It'll be so hurt, lebai
Eh, tapi emang beneran deh. Lebai banget PMS yg slalu gue rasain.
Mungkin ya orang-orang lain, normally cuma atit iyut gimana gitu ya, trus paling ngga emosi yg sedikit meluap. Nah, kok gue aneh sih?
Kalo gue ya, selain jadi hobi ngebentak orang, gue ngerasa kaya perut ngelilit hebat, suakit buanget man.
Terus sehari sebelumnya, gue tuh sampe demam, pusing, jerawat kelayapan di semua bagian muka, dan jadi stressed out sendiri. Makanya gue bilang sama yuni, jangan ngomongin' ntar ujungnya lost control a. k.a emosi tingkat internasional.
Sampe segininya ngga sih? Tapi gue ngga tau harus menangkap signal gejala kaya gini sebagai PMS atau ngga. Soalnya gue juga sering pusing, sering banget, kaya pas belom minum kopi, atau misalnya lupa pake perfume, pusingnya sama kaya gejala orang stres biasa. Lagian gue juga sering stress.
Dan guee belom pernah tau bagaimana rasanya keteraturan terjadi. Wakakakak.. Grr
Tolong jawab ya dr. Soniah
xy- di Jakarta
(z..zz)
Sekarang pas udah umur 16 tahun.
Bo!
It'll be so hurt, lebai
Eh, tapi emang beneran deh. Lebai banget PMS yg slalu gue rasain.
Mungkin ya orang-orang lain, normally cuma atit iyut gimana gitu ya, trus paling ngga emosi yg sedikit meluap. Nah, kok gue aneh sih?
Kalo gue ya, selain jadi hobi ngebentak orang, gue ngerasa kaya perut ngelilit hebat, suakit buanget man.
Terus sehari sebelumnya, gue tuh sampe demam, pusing, jerawat kelayapan di semua bagian muka, dan jadi stressed out sendiri. Makanya gue bilang sama yuni, jangan ngomongin' ntar ujungnya lost control a. k.a emosi tingkat internasional.
Sampe segininya ngga sih? Tapi gue ngga tau harus menangkap signal gejala kaya gini sebagai PMS atau ngga. Soalnya gue juga sering pusing, sering banget, kaya pas belom minum kopi, atau misalnya lupa pake perfume, pusingnya sama kaya gejala orang stres biasa. Lagian gue juga sering stress.
Dan guee belom pernah tau bagaimana rasanya keteraturan terjadi. Wakakakak.. Grr
Tolong jawab ya dr. Soniah
xy- di Jakarta
(z..zz)
Sok eksklusif
Hp gue mati, numpang ngecas di rumah orang ga ke-chargin, mati total, sial!.
Pas gue sampe rumah, gue cas pake pacarnya(si carger asli pasangannya) eh langsung nyala, kocak.
Dari situ gue langsung dapet nilai sok eksklusif yg tertanam dari Hp gue, yg menurut gue udah terakar dalam diri gue sendiri, juga hidup di sekitar gue.
Pertama, ke manapun gue pergi. Gimanapun celah gue berpaling. Ujungnya tetep satu, cuma satu. Ga bakalan bisa ngelees lagi. Akhirnya gue bilang kangeeen buanget, sendiri. Karena ga pernah ada gantinya. Apapun hal itu, man! Tapi gue ga bilang gue tipikal orang yg paling setianers kok, keinginan berpalingnya gue itu yg buat gue seimbang. Wakakak.
Ini streotip positif.
Dan yg kedua kaya yg gue dapatkan tgl. 5 Juni 2009. Ultah umbel.
Gue sih ga niat ngejelekin siapapun ya. Dalam case ini gue bersyukur banget sih sebenernya. Pertama umbel seneng, dan kedua gue ga kaya umbel dalam hal SMA.
Tapi, ada yg kurang menurut gue(sebagai Event Organizer Surprise), ada satu ketidakpuasan. Karna gue tau deh maunya umbel, tapi gue ga bisa kasih.
Dan, menurut lo, kenapa perasaan yg sangat ga pasti bisa bertahan selama 4 tahunan? Sedangkan orang yg kita harapkan ngga pernah ya yg namanya mau sedikit menghargai.
Gue heran deh, orang yg diharapkan itu ngga pernah ada sedikitpun ada baik-baiknya di mata gue. Dia ngga nyadar apa banyak yg bakal jadi gedek sama dia, temen-temen orang yg ngarepin dia? Dia nggak malu apa? Berasa paling sempurna deh.
Eksklusivitas udah jadi harga mati buat dia, pokoknya dia ga mau kalo bukan yg dia mau. Norak!
Biarin aja kena karma, grr
Streotip negatif, juga ngga timbul begitu aja kan. Semuanya udah kita rasain makanya bisa deh bilang gitu.
Hoaahm, ngantuks..
Pas gue sampe rumah, gue cas pake pacarnya(si carger asli pasangannya) eh langsung nyala, kocak.
Dari situ gue langsung dapet nilai sok eksklusif yg tertanam dari Hp gue, yg menurut gue udah terakar dalam diri gue sendiri, juga hidup di sekitar gue.
Pertama, ke manapun gue pergi. Gimanapun celah gue berpaling. Ujungnya tetep satu, cuma satu. Ga bakalan bisa ngelees lagi. Akhirnya gue bilang kangeeen buanget, sendiri. Karena ga pernah ada gantinya. Apapun hal itu, man! Tapi gue ga bilang gue tipikal orang yg paling setianers kok, keinginan berpalingnya gue itu yg buat gue seimbang. Wakakak.
Ini streotip positif.
Dan yg kedua kaya yg gue dapatkan tgl. 5 Juni 2009. Ultah umbel.
Gue sih ga niat ngejelekin siapapun ya. Dalam case ini gue bersyukur banget sih sebenernya. Pertama umbel seneng, dan kedua gue ga kaya umbel dalam hal SMA.
Tapi, ada yg kurang menurut gue(sebagai Event Organizer Surprise), ada satu ketidakpuasan. Karna gue tau deh maunya umbel, tapi gue ga bisa kasih.
Dan, menurut lo, kenapa perasaan yg sangat ga pasti bisa bertahan selama 4 tahunan? Sedangkan orang yg kita harapkan ngga pernah ya yg namanya mau sedikit menghargai.
Gue heran deh, orang yg diharapkan itu ngga pernah ada sedikitpun ada baik-baiknya di mata gue. Dia ngga nyadar apa banyak yg bakal jadi gedek sama dia, temen-temen orang yg ngarepin dia? Dia nggak malu apa? Berasa paling sempurna deh.
Eksklusivitas udah jadi harga mati buat dia, pokoknya dia ga mau kalo bukan yg dia mau. Norak!
Biarin aja kena karma, grr
Streotip negatif, juga ngga timbul begitu aja kan. Semuanya udah kita rasain makanya bisa deh bilang gitu.
Hoaahm, ngantuks..
Rabu, 03 Juni 2009
Bukan hidup
Aku terhunus asa
membuta meruah tanpa peka
aku tetap tidur dalam biasan
diam didendam bosan
ada sesuatu menahanku
isinya himpitan
aku muak
aku ingin merasa
aku jenuh
pada jalan-jalan didikan
dalam lorong-lorong perasaan
aku diam,
aku jenuh
membuta meruah tanpa peka
aku tetap tidur dalam biasan
diam didendam bosan
ada sesuatu menahanku
isinya himpitan
aku muak
aku ingin merasa
aku jenuh
pada jalan-jalan didikan
dalam lorong-lorong perasaan
aku diam,
aku jenuh
Kamis, 28 Mei 2009
Bahasa Indonesia
Gue lagi ujian kenaikan kelas.
Dan, hari ini jadwal pelajarannya Bahasa Indonesia.
Buat gue, pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran paling susah setelah matematika.
Oke, gue mau menyalahkan pihak-pihak yg bikin gue ngerasain kaya gini.
Selama gue kelas sebelas, yg namanya pelajaran bahasa Indonesia baru sekali gue ga remed, selebihnya remed semua.
Apa yg sulit? Padahal itu adalah bagian dari hidup gue sehari-hari, padahal gue bergemelut dalam teater, ya dalam teater gue mengaku sering dan hampir selalu mengumbar kata-kata atau sekedar membuat sajak prosa dsj, kok. Tapi kenapa gue ga pernah bisa menghindar dari keputusan remed?
Tadi ada soal:
seorang aktor untuk berperan membutuhkan ekspresi, yaitu
a. tata rias
b. intonasi
c. kostum
d. naskah
Snap! wtf banget tuh soal. Gue ga ngerti ya, apa masalah dari ke-professional-an seseorang dalam menggunakan komputer untuk mengetik soal, atau ada keterlambatan dari fikiran seorang dewasa tentang dampak dari murid yg akan membaca soalnya?
Bukan, bukannya sok ng-aktor. Akting gue bad, vokal apalagi. Ah, iya ga penting.
Tapi buat gue semuanya emang sulit.
Yah, bukan karna sesuatu yg lambat yg ada di otak gue. Gue ga ngaku kalo gue bego. :8
Selama ini yg gue inget tentang bahasa Indonesia. Cuma tentang objek yg berteriak nyuruh gue duduk, ataupun bilang anak orang bego. Selebihnya tentang perpustakaan yg rame kalo lagi disuruh ngisi LKS.
Belom lagi ke-sok sistem SKS yg diterapkan, ya karna yg ngajar 2 jadi hari ini belajar ini besok belajar itu, dan ga pernah ada yg menjelaskan sesuai SCYB(standar contoh yg baik)
Yang terluar biasa, mungkin karna gue belom pernah ngalamin sebelumnya, yaitu pas inget objek satu lagi yg malah menyediakan fesbuk untuk diakses di jam pelajaran lalu menghilang dari kelas.
Jadi, apa yg mau gue ketahui tentang unsur intrinsik drama, atau sekedar apa itu notulen? Kalo hari ini disuruh wawancara dan besok bikin musikalisasi puisi yg ga pernah gue tau selama ini dari tugas-tugas tersebut bagaimana nilai gue.
Iya, pelajaran bahasa Indonesia di kelas gue memang sangat berbasis praktik dan liberalisme. Saking liberalismenya, sampe2 nilai remed berjejer bebas.
Semuanya memang butuh logika, dalam mengerjakan soal apapun. Ngerjain bahasa Indonesia butuh ekstra. Mereka terdiri dari banyak kalimat, men! dan gue takut bermain dengan kata. Iya gue ga teliti bin belibet pas ngerjain, dan gue juga terlanjur meremehkan mungkin yah?Cuma, tetep yg gue permasalahin, bagaimana ketidak mampuan gue menjawab soal-soal tersebut padahal gue punya dua pengajar yg bertitel sarjana. Kenapa gue ga pernah bisa berdiskusi sama orang2 yg bertanggung jawab tersebut?
Bukan, bukan caper. Gue jg ga mau diperhatikan sama mereka.
Dan, ini bukan curhat atau statements, anggap aja ini komplein.
Dan, orang2 yg mau gue salahkan. Adalah objek yg daritadi kita bicarakan.
Dan, hari ini jadwal pelajarannya Bahasa Indonesia.
Buat gue, pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran paling susah setelah matematika.
Oke, gue mau menyalahkan pihak-pihak yg bikin gue ngerasain kaya gini.
Selama gue kelas sebelas, yg namanya pelajaran bahasa Indonesia baru sekali gue ga remed, selebihnya remed semua.
Apa yg sulit? Padahal itu adalah bagian dari hidup gue sehari-hari, padahal gue bergemelut dalam teater, ya dalam teater gue mengaku sering dan hampir selalu mengumbar kata-kata atau sekedar membuat sajak prosa dsj, kok. Tapi kenapa gue ga pernah bisa menghindar dari keputusan remed?
Tadi ada soal:
seorang aktor untuk berperan membutuhkan ekspresi, yaitu
a. tata rias
b. intonasi
c. kostum
d. naskah
Snap! wtf banget tuh soal. Gue ga ngerti ya, apa masalah dari ke-professional-an seseorang dalam menggunakan komputer untuk mengetik soal, atau ada keterlambatan dari fikiran seorang dewasa tentang dampak dari murid yg akan membaca soalnya?
Bukan, bukannya sok ng-aktor. Akting gue bad, vokal apalagi. Ah, iya ga penting.
Tapi buat gue semuanya emang sulit.
Yah, bukan karna sesuatu yg lambat yg ada di otak gue. Gue ga ngaku kalo gue bego. :8
Selama ini yg gue inget tentang bahasa Indonesia. Cuma tentang objek yg berteriak nyuruh gue duduk, ataupun bilang anak orang bego. Selebihnya tentang perpustakaan yg rame kalo lagi disuruh ngisi LKS.
Belom lagi ke-sok sistem SKS yg diterapkan, ya karna yg ngajar 2 jadi hari ini belajar ini besok belajar itu, dan ga pernah ada yg menjelaskan sesuai SCYB(standar contoh yg baik)
Yang terluar biasa, mungkin karna gue belom pernah ngalamin sebelumnya, yaitu pas inget objek satu lagi yg malah menyediakan fesbuk untuk diakses di jam pelajaran lalu menghilang dari kelas.
Jadi, apa yg mau gue ketahui tentang unsur intrinsik drama, atau sekedar apa itu notulen? Kalo hari ini disuruh wawancara dan besok bikin musikalisasi puisi yg ga pernah gue tau selama ini dari tugas-tugas tersebut bagaimana nilai gue.
Iya, pelajaran bahasa Indonesia di kelas gue memang sangat berbasis praktik dan liberalisme. Saking liberalismenya, sampe2 nilai remed berjejer bebas.
Semuanya memang butuh logika, dalam mengerjakan soal apapun. Ngerjain bahasa Indonesia butuh ekstra. Mereka terdiri dari banyak kalimat, men! dan gue takut bermain dengan kata. Iya gue ga teliti bin belibet pas ngerjain, dan gue juga terlanjur meremehkan mungkin yah?Cuma, tetep yg gue permasalahin, bagaimana ketidak mampuan gue menjawab soal-soal tersebut padahal gue punya dua pengajar yg bertitel sarjana. Kenapa gue ga pernah bisa berdiskusi sama orang2 yg bertanggung jawab tersebut?
Bukan, bukan caper. Gue jg ga mau diperhatikan sama mereka.
Dan, ini bukan curhat atau statements, anggap aja ini komplein.
Dan, orang2 yg mau gue salahkan. Adalah objek yg daritadi kita bicarakan.
Rabu, 27 Mei 2009
malam
Ini tengah malam,
di dalam jamban,
di aliran dingin air,
di heningnya langit,
di desahan musik jazz ku,
dan mataku masih terbuai
perutku mengulas
aku merindumu
di dalam jamban,
di aliran dingin air,
di heningnya langit,
di desahan musik jazz ku,
dan mataku masih terbuai
perutku mengulas
aku merindumu
Rabu, 13 Mei 2009
Mantan Calon Pacar Dunia Akhirat
Ada getir-getir asmara
Tatkala kujelang ingatan tentang senimanku itu
Namanya cinta
Ada musik jazz nan melantun lembut
Mengulas mimpiku tentang sebaris sajaknya
Atau sekedar menengok sajadahnya, imannya.
Ia akan jadi miliknya.
Tatkala kujelang ingatan tentang senimanku itu
Namanya cinta
Ada musik jazz nan melantun lembut
Mengulas mimpiku tentang sebaris sajaknya
Atau sekedar menengok sajadahnya, imannya.
Ia akan jadi miliknya.
Senin, 11 Mei 2009
Kuresong fts
The minus,
- pulang malem berturut2, dan membangkitkan gelora amarah ayah sama ibu.
- enggak pernah punya uang untuk ditabung, uang abis buat menghidupi saat2 latihan.
- pulsa langsung 'amblas', gara2 hp dijadikan walkie talkie tiap saat. Untuk sekedar memanggil orang2 untuk latihan.
- engga pernah ngerasain masakan mamah, kalo pagi sarapan sereal kalo pulang(karna udah malem) udah ga ada makanan.
- engga sempet mandi lama, bad hair day tiap hari
:(
- penyakit tak kunjung henti menghampiri. Selalu silih berganti, karena daya tahan tubuh yg lemah yg selalu kecapekan.
- ketinggalan jam pelajaran, alasan izin untuk latian atau sekedar ngikut forum komunitas.
- ujung-ujungnya nangis, kalo keseel, marah, atau sekedar engga mood pas latihan.
The plus
- Dapet satu hal yg bener2 dirasakan akhir2 ini atas proses latihan kurasi. Kedewasaan.
Entah kenapa, hal itu bener2 membekas untuk akhir2 ini. Sebagai ketua, wakil, pimpro, sutradara, astrada, pj properti, pj musik, pj make up, pj kostum, pemain, bendahara, semuanya punya peran berat masing2 di latihan kurasi ini, terutama waktu evaluasi.
- Lebih dekat sama Allah SWT, alhamdulillah. Hal2 yang mendebarkan, menyakitkan selalu mengingatkan jalan pulang, man. Khususnya sama diri sendiri.
- Tau punya keluarga lain yg sakinah mawadah warahmah, inget punya temen2 yg slalu diandalkan, adek2 kelas yg menyemangati, kakak2 yg slalu menyelamatkan.
- Lebih deket sama temen2, sahabat2, seneeeeng!
- Sisil oh Cicil
- pulang malem berturut2, dan membangkitkan gelora amarah ayah sama ibu.
- enggak pernah punya uang untuk ditabung, uang abis buat menghidupi saat2 latihan.
- pulsa langsung 'amblas', gara2 hp dijadikan walkie talkie tiap saat. Untuk sekedar memanggil orang2 untuk latihan.
- engga pernah ngerasain masakan mamah, kalo pagi sarapan sereal kalo pulang(karna udah malem) udah ga ada makanan.
- engga sempet mandi lama, bad hair day tiap hari
:(
- penyakit tak kunjung henti menghampiri. Selalu silih berganti, karena daya tahan tubuh yg lemah yg selalu kecapekan.
- ketinggalan jam pelajaran, alasan izin untuk latian atau sekedar ngikut forum komunitas.
- ujung-ujungnya nangis, kalo keseel, marah, atau sekedar engga mood pas latihan.
The plus
- Dapet satu hal yg bener2 dirasakan akhir2 ini atas proses latihan kurasi. Kedewasaan.
Entah kenapa, hal itu bener2 membekas untuk akhir2 ini. Sebagai ketua, wakil, pimpro, sutradara, astrada, pj properti, pj musik, pj make up, pj kostum, pemain, bendahara, semuanya punya peran berat masing2 di latihan kurasi ini, terutama waktu evaluasi.
- Lebih dekat sama Allah SWT, alhamdulillah. Hal2 yang mendebarkan, menyakitkan selalu mengingatkan jalan pulang, man. Khususnya sama diri sendiri.
- Tau punya keluarga lain yg sakinah mawadah warahmah, inget punya temen2 yg slalu diandalkan, adek2 kelas yg menyemangati, kakak2 yg slalu menyelamatkan.
- Lebih deket sama temen2, sahabat2, seneeeeng!
- Sisil oh Cicil
Kamis, 07 Mei 2009
Soal ulangan
Jawab:
1.
Gue nangis semaleman, karena capek. Karena gue sayaaaang banget sama anak2 teater35, lebih dari gue sayang sama gebetan gue. Gue terus nangis, meski lagi dengerin musik metal. Gue terus nangis.
2.
Tapi gue ga dapatkan apa-apa, gue ga dapatkan sesuatu yg buat semuanya jadi lebih baik. Soalnya gue cuma nangis, gue cuma bisa ngeluh, sih.
3.
Gue ga punya sutradara, dan akting gue sangat belum baik. Tim gue masih acak-acakan. Kasian temen-temen gue, adik kelas gue, mereka panik, gue omelin tiap hari, kurasi belom siap apa-apa. Guenya panic at the disco sendiri. Kalo mereka nangis, kecapekan, diomelin BoNyok, apa mereka bisa muka hati tembok menghadapi semua kaya gue? Gue lagi coba meyakini.
4.
Pelatih gue lagi sibuk ngejar cita2nya. Karna gue sayang teater35 termasuk nya yaitu aset besar teater kami. Dia sok diam, karna dia mau liat kita semua berproses mandiri. Gue lagi coba ngerti nya.
5.
Gue pusing sama hidup gue yg lain. Semuanya kehubung sama dia, mas ketek. SEMUANYA. Soalnya lagi kepikiran dia. Dia yg baca blog gue, dan tak berjanji memberi harapan. Gue suka mikirin dia melulu, pusing.
Soal:
1.
Kenapa gue nangis semaleman?
2.
Apa yg gue hasilkan di malam itu?
3.
Kenapa gue panik?
4.
Ada apa dengan pelatih?
5.
Bagaimana hidup gue yg lain?
1.
Gue nangis semaleman, karena capek. Karena gue sayaaaang banget sama anak2 teater35, lebih dari gue sayang sama gebetan gue. Gue terus nangis, meski lagi dengerin musik metal. Gue terus nangis.
2.
Tapi gue ga dapatkan apa-apa, gue ga dapatkan sesuatu yg buat semuanya jadi lebih baik. Soalnya gue cuma nangis, gue cuma bisa ngeluh, sih.
3.
Gue ga punya sutradara, dan akting gue sangat belum baik. Tim gue masih acak-acakan. Kasian temen-temen gue, adik kelas gue, mereka panik, gue omelin tiap hari, kurasi belom siap apa-apa. Guenya panic at the disco sendiri. Kalo mereka nangis, kecapekan, diomelin BoNyok, apa mereka bisa muka hati tembok menghadapi semua kaya gue? Gue lagi coba meyakini.
4.
Pelatih gue lagi sibuk ngejar cita2nya. Karna gue sayang teater35 termasuk nya yaitu aset besar teater kami. Dia sok diam, karna dia mau liat kita semua berproses mandiri. Gue lagi coba ngerti nya.
5.
Gue pusing sama hidup gue yg lain. Semuanya kehubung sama dia, mas ketek. SEMUANYA. Soalnya lagi kepikiran dia. Dia yg baca blog gue, dan tak berjanji memberi harapan. Gue suka mikirin dia melulu, pusing.
Soal:
1.
Kenapa gue nangis semaleman?
2.
Apa yg gue hasilkan di malam itu?
3.
Kenapa gue panik?
4.
Ada apa dengan pelatih?
5.
Bagaimana hidup gue yg lain?
Selasa, 05 Mei 2009
Tentang Blog & dia
Iting: ti, tadi blog lu dibaca..
Begini, sebenernya saya malas untuk mengakuinya. Tapi sesungguhnya saya malu. Saya berfikir cukup orang2 yg benar adanya mengerti saya, orang2 yg ga ada kerjaan dan termakan gosip dari saya, yang sudi untuk membaca tulisan2 di situs ini.
Sebagian besar isinya, tentang dia. Saya cukup menyebutnya, dia. Dan saya baru mengetahui pastinya dia telah membaca tulisan2 ini, tadi siang. Berkat bisikan temen saya yg tengil, itu.
Kemudian, saya koreksi diri. Saya ini kadung muluk saat merasa, jadi saya malu sendiri saat dirasakan. Saya tidak tahu pasti harus bagaimana semuanya berlanjut. Semakin dia tahu saya, atau dia semakin ilfil' sama saya?
Tulisan saya berupa dilema, dan mimpi palsu, juga doa saya tentangnya. Ingatan tentang melupakannya, belum lagi saya wujudkan. Padahal tak kurang dari 2 kali saya menulisnya di blog ini. Belum lagi kecemburuan saya mengenai dia dan dunianya. Keluhan saya padanya, karena saya sendiri, juga tak habis.
Apa yg saya inginkan? Menurut anda apa?
Saya belum bisa menjawabnya, saya menilai diri saya bukan orang yg konsisten, bukan orang yg baik ketika dihadapkan pilihan. Saya berniat baik.
Rencananya saya ingin berteman purely', tapi orang2 pasti ga percaya. Pasti pada mikirnya, saya sedang pendekatan ke dia. Yah, bukannya menyerah atau gimana. Saya sudah lelah dengan kata itu. Saya mau jalani apa adanya, biasa aja. Lagian satu angkatan udah tau, dan ga ada yg mau bunuh saya setelah ada yg tau tentang itu.
Pada dasarnya dan sejujurnya cukup saya akui saya suka sama dia, hampir mau setahun, dan saya belum pernah bicara langsung dengan dia, saya tau siapa saja gebetannya, saya ga mau sms/rajin wall2an nanyain hal yg super ga penting dan sok kenal padahal engga kenal. Soalnya, saya udah bilang sama temen2, saya engga mau sms laki2 duluan. Apalagi gebetan saya. Dan, dia bukan anak laki2 yg suka perempuan keganjenan.
Dan, saya mau minta maaf. Mungkin secara tidak langsung, khususnya sama dia. Karna dia jadi objek luapan hati saya. Maaf ya, saya janji saya akan menghapus sebagian isi blog ini tentang dia.
Begini, sebenernya saya malas untuk mengakuinya. Tapi sesungguhnya saya malu. Saya berfikir cukup orang2 yg benar adanya mengerti saya, orang2 yg ga ada kerjaan dan termakan gosip dari saya, yang sudi untuk membaca tulisan2 di situs ini.
Sebagian besar isinya, tentang dia. Saya cukup menyebutnya, dia. Dan saya baru mengetahui pastinya dia telah membaca tulisan2 ini, tadi siang. Berkat bisikan temen saya yg tengil, itu.
Kemudian, saya koreksi diri. Saya ini kadung muluk saat merasa, jadi saya malu sendiri saat dirasakan. Saya tidak tahu pasti harus bagaimana semuanya berlanjut. Semakin dia tahu saya, atau dia semakin ilfil' sama saya?
Tulisan saya berupa dilema, dan mimpi palsu, juga doa saya tentangnya. Ingatan tentang melupakannya, belum lagi saya wujudkan. Padahal tak kurang dari 2 kali saya menulisnya di blog ini. Belum lagi kecemburuan saya mengenai dia dan dunianya. Keluhan saya padanya, karena saya sendiri, juga tak habis.
Apa yg saya inginkan? Menurut anda apa?
Saya belum bisa menjawabnya, saya menilai diri saya bukan orang yg konsisten, bukan orang yg baik ketika dihadapkan pilihan. Saya berniat baik.
Rencananya saya ingin berteman purely', tapi orang2 pasti ga percaya. Pasti pada mikirnya, saya sedang pendekatan ke dia. Yah, bukannya menyerah atau gimana. Saya sudah lelah dengan kata itu. Saya mau jalani apa adanya, biasa aja. Lagian satu angkatan udah tau, dan ga ada yg mau bunuh saya setelah ada yg tau tentang itu.
Pada dasarnya dan sejujurnya cukup saya akui saya suka sama dia, hampir mau setahun, dan saya belum pernah bicara langsung dengan dia, saya tau siapa saja gebetannya, saya ga mau sms/rajin wall2an nanyain hal yg super ga penting dan sok kenal padahal engga kenal. Soalnya, saya udah bilang sama temen2, saya engga mau sms laki2 duluan. Apalagi gebetan saya. Dan, dia bukan anak laki2 yg suka perempuan keganjenan.
Dan, saya mau minta maaf. Mungkin secara tidak langsung, khususnya sama dia. Karna dia jadi objek luapan hati saya. Maaf ya, saya janji saya akan menghapus sebagian isi blog ini tentang dia.
Kamis, 23 April 2009
Diary sekolah menengah pertama
Awalnya, gue ambil agenda itu karna gue mau menulis sesuatu.
Tapi. Setelah gue buka, gue jadi berhasil pulang ke masa lalu, yah masa 3 tahun yg lalu gitu, deh.
Sama, gue ngeliat diri gue yg bikin ilfil banget. Kenapa sih tulisan gue hurufnya gede kecil begitu? Huh
Sebenernya, gue udah pernah nemuin tulisan2 itu kira2 setahun yg lalu deh, tapi kali ini, beda. Gue jijik bercampur kagum lihat diri gue yg dulu.
Yap, gue dulu waktu SMP kecentilan buanget. Yah gebetan segudang lah, yg ngeladenin secret admirer lah, yg sok gaul ke citraland lah, yg cita2 ke Kalimantan lah. Apa aja gue tulis, kebawa sampe sekarang.
Tapi, gue dapet banyak waktu dan pelajaran. Ternyata, fenti yg anak smp mbakteng itu memberikan gue banyak pelajaran lewat tulisannya yg hurufnya gede-kecil yg dia tulis dulu.
Gue baru sadar, gue tuh sayang banget sama temen2 SMP gue hehe. Sampe, gue tulisin satu2 gimana karakter orangnya. Gue inget, dulu dari kelas 7, 8, 9 gue di kelas unggulan, trus ketakutan ranking 1 direbut orang. Dulu ada temen sekelas gue, namanya Teguh, Muhammad Teguh. Orangnya profesor abis, mukanya kaya pak maijul, dan gue belom pernah ketemu dia setelah lulus. Trus, gue inget si Ismail tompel dulu kelakuannya enggak banget. Suka praktekin jurus taekwondo di kelas, segala lah, trus nolak sahabat gue lah. Hahaha, parah parah
Lagi, yg berhasil mengejutkan gue. Ternyata, gue pernah naksir pelatih basket gue. Gubrak! Dan, gue sampe nulisin bulu kakinya dia. ?? Gue makin sadar, dulu keberadaan anak SMA memberi pengaruh besar pada fenti yg anak smp mbakteng itu. Sekalipun anak SMP gebetannya rata2 beda usia 2-4 tahunan. Ckck
Selera sok tua.
Next, gue sempet tercengang melihat tulisan :
"KiRä kIrÄ, w kAlö nTaR SmA pUnYa pÄcAr gAk yAcH?"
dan gue langsung menjawabnya, tidak. (udah, ga usah ngomongin gebetan lagi)
En, rangkaian kata2 di lembar2 diari waktu SMP itu menunjukkan, dari dulu gue udah sok gombal banget, men! Kira2 ada 20an puisi yg gue tulis buat gebetan gue yg gue temuin, itu pun sisa2nya, mungkin waktu diari-nya masih utuh, isinya puisi semua kali ya. Dan, rata2 puisi itu buat pelatih basket gue en arabia(dulu, ternyata ali kasiha gue namain arabia, men :D)
Satu lagi, tulisan yg masih bikin tercengang. Tulisan anak usia sekitar 12an taun(lebay!), tentang gue. Gue banget. Yah, sekiranya adalah kenyataan yg selalu gue inget dan gue lupakan. Tentang kodrat gue sebagai manusia. Tulisannya begini (gak pake huruf gede-kecil, tumben):
"Kita itu yg sempurna, yg paling baik tapi kita ga boleh inget itu kecuali pada saat kita berpesimis"
dan ketika gue membacanya, adalah saat yg paling pas untuk mengecamkan hal tersebut.
Well, selebihnya. Masa2 ke-mbakteng-an waktu SMP sama sahabat2 gue, jaman dulu nyebutnya genk, genk R3F4S :D
But, they're still mine. Sometimes, i miss that time, even i dont want to rewind them, anymore. My life before, so simple than now.
And, thanks God. They're still mine
Tapi. Setelah gue buka, gue jadi berhasil pulang ke masa lalu, yah masa 3 tahun yg lalu gitu, deh.
Sama, gue ngeliat diri gue yg bikin ilfil banget. Kenapa sih tulisan gue hurufnya gede kecil begitu? Huh
Sebenernya, gue udah pernah nemuin tulisan2 itu kira2 setahun yg lalu deh, tapi kali ini, beda. Gue jijik bercampur kagum lihat diri gue yg dulu.
Yap, gue dulu waktu SMP kecentilan buanget. Yah gebetan segudang lah, yg ngeladenin secret admirer lah, yg sok gaul ke citraland lah, yg cita2 ke Kalimantan lah. Apa aja gue tulis, kebawa sampe sekarang.
Tapi, gue dapet banyak waktu dan pelajaran. Ternyata, fenti yg anak smp mbakteng itu memberikan gue banyak pelajaran lewat tulisannya yg hurufnya gede-kecil yg dia tulis dulu.
Gue baru sadar, gue tuh sayang banget sama temen2 SMP gue hehe. Sampe, gue tulisin satu2 gimana karakter orangnya. Gue inget, dulu dari kelas 7, 8, 9 gue di kelas unggulan, trus ketakutan ranking 1 direbut orang. Dulu ada temen sekelas gue, namanya Teguh, Muhammad Teguh. Orangnya profesor abis, mukanya kaya pak maijul, dan gue belom pernah ketemu dia setelah lulus. Trus, gue inget si Ismail tompel dulu kelakuannya enggak banget. Suka praktekin jurus taekwondo di kelas, segala lah, trus nolak sahabat gue lah. Hahaha, parah parah
Lagi, yg berhasil mengejutkan gue. Ternyata, gue pernah naksir pelatih basket gue. Gubrak! Dan, gue sampe nulisin bulu kakinya dia. ?? Gue makin sadar, dulu keberadaan anak SMA memberi pengaruh besar pada fenti yg anak smp mbakteng itu. Sekalipun anak SMP gebetannya rata2 beda usia 2-4 tahunan. Ckck
Selera sok tua.
Next, gue sempet tercengang melihat tulisan :
"KiRä kIrÄ, w kAlö nTaR SmA pUnYa pÄcAr gAk yAcH?"
dan gue langsung menjawabnya, tidak. (udah, ga usah ngomongin gebetan lagi)
En, rangkaian kata2 di lembar2 diari waktu SMP itu menunjukkan, dari dulu gue udah sok gombal banget, men! Kira2 ada 20an puisi yg gue tulis buat gebetan gue yg gue temuin, itu pun sisa2nya, mungkin waktu diari-nya masih utuh, isinya puisi semua kali ya. Dan, rata2 puisi itu buat pelatih basket gue en arabia(dulu, ternyata ali kasiha gue namain arabia, men :D)
Satu lagi, tulisan yg masih bikin tercengang. Tulisan anak usia sekitar 12an taun(lebay!), tentang gue. Gue banget. Yah, sekiranya adalah kenyataan yg selalu gue inget dan gue lupakan. Tentang kodrat gue sebagai manusia. Tulisannya begini (gak pake huruf gede-kecil, tumben):
"Kita itu yg sempurna, yg paling baik tapi kita ga boleh inget itu kecuali pada saat kita berpesimis"
dan ketika gue membacanya, adalah saat yg paling pas untuk mengecamkan hal tersebut.
Well, selebihnya. Masa2 ke-mbakteng-an waktu SMP sama sahabat2 gue, jaman dulu nyebutnya genk, genk R3F4S :D
But, they're still mine. Sometimes, i miss that time, even i dont want to rewind them, anymore. My life before, so simple than now.
And, thanks God. They're still mine
Senin, 20 April 2009
The orphanage, El orfanato
Gue amat merekomen film ini setelah film2 favorit gue lainnya.
The orphanage, film dari Spanyol. Bergenre horor yg berhasil BARU gue tonton karena rekomen dari sebuah majalah, favorit gue.
Satu kata kunci gue nonton film ini, adalah kata Festival dalam rekomen majalah itu. Gue langsung tertarik, dan zlep! Hari itu juga gue ke salah satu hotspot' favorit gue, hehe. Iya, rental vcd dan pas banget the orphanage ada.
Film ini sederhana.
Laura dan teman-temannya tinggal di sebuah panti asuhan, namanya panti Gembala Baik. Ia diadopsi sendiri, tanpa lima orang temannya.
Hingga ia kembali ke panti tersebut, pada masa dewasanya bersama suami dan anak adopsinya juga. Mereka menempati panti tersebut (sebuah rumah selayaknya kastil besar misterius)dan berencana membangun kembali sebuah panti asuhan, di sana.
Anak adopsi Laura, Simon. Anak laki2 keriting, dan mempunyai teman tak terlihat. Hingga, akhirnya ia ditemukan dengan sosok misterius berteka-teki yg mengajaknya pada sesuatu dan memaksa Simon menjadi temannya, karna Simon tak pernah punya teman.
Simon, dan Thomas. Mereka berteman, tapi tidak dalam imajinasi, bagi Simon. Kemudian, Simon ditunjukkan pada rahasianya. Ibu palsunya, Laura, kemudian penyakitnya, HIV AIDS dan ia kadung kecewa. Ia merasa senasib pada Thomas si anak panti, tak punya siapa2. Dan Laura selalu menepisnya.Thomas terus mengajak Simon bermain. Ia ingin menunjukkan sebuah misteri pada gedung itu, pada Simon, pada Laura yg selamat.
Kemudian, ada sesosok wanita tua. Ia takut akan kehadiran keluarga Laura di rumah itu lagi. Ia kunci jawabannya, namun ia kadung mati.
Simon dan Thomas. Mereka terus bermain, dan Laura mengecewakan mereka.
Simon pergi sendiri memecahkan teka-teki, karena ia dijanjikan Thomas sebuah pengabulan permintaan. Dan, Simon hilang.
Enam bulan, Laura jadi ingin mati. Ia begitu mencintai Simon. Dan berjuta cara dia ambil untuk menemukan Simon.
Pada harinya, Laura menyerah pada keganjilan dan ajakan misterius di rumahnya itu. Ia bermain. Untuk menemukan Simon.
Ia mengikuti teka-teki oleh Thomas. Ia ditunjukkan pada ruang bawah tanah, ruang untuk Thomas dulu.
Ya, Thomas adalah bagian dari panti, dulu. Ia anak wanita tua yg kadung mati itu yg mana salah satu perawat di panti. Ia selalu tersembunyi, karna disembunyikan. Ia lain, dengan kantung kentang di kepala. Teman-temannya menjebak Thomas masuk ke dalam gua dekat mercusuar, hingga ia mati dan mayatnya ditemukan mengerikan. Ibunya kalap, dan membunuh semua anak-anak panti. Ibu menyembunyikannya di bagian gudang.
Thomas terus menunjukkan pada Laura bagaimana hidup dalam panti tersebut. Dan, Laura memecahkannya, menemukan rumah Thomas, mendapatkan anaknya di bawah tangga.
Ia terpana. Ia meminum habis kapsul antibodi HIV milik anaknya, dan ia pun menagih janji pada Thomas. Ia meminta Simon kembali, dan Simon kembali, kemudian Simon menagih janji pada Thomas, ia meminta Laura selalu di sini, di panti, menjaga anak-anak panti yg telah mati juga, Thomas, dan dia sendiri, selamanya. Finally, Laura ditemukan, pada teman-teman ciliknya, ia seperti Wendy kembali ke Neverland. Mereka dimakamkan bersama. Mereka mati dalam damai.
Gue suka sama jalan dan alur ceritanya, tim film amat kreatif nyiptain bagaimana bentuk konflik dan gimana penyelesaiannya. Rahasia ceritanya juga terjaga dengan baik, jadi tebakan gue sering salah. Intinya sih sama, apalagi poin teka-tekinya, banyak film berisi teka-teki, tapi buat gue The orphanage menyajikan teka-teki ini begitu polos dan jujur. Mungkin karna pemain2nya yg anak2 kali ya, tapi buat gue itu masih masuk akal. Gue suka sama film ini. Dan, gue sukses latihan teater selama nonton film ini, khususnya latihan vokal. Teriak, nangis, dan otak gue juga terus berputar ngikutin alurnya. Tapi, beneran deh ini film must watchin bgt! Seandainya, ada insan film Indonesia yg sukses bikin film horor kaya begindang! :)
The orphanage, film dari Spanyol. Bergenre horor yg berhasil BARU gue tonton karena rekomen dari sebuah majalah, favorit gue.
Satu kata kunci gue nonton film ini, adalah kata Festival dalam rekomen majalah itu. Gue langsung tertarik, dan zlep! Hari itu juga gue ke salah satu hotspot' favorit gue, hehe. Iya, rental vcd dan pas banget the orphanage ada.
Film ini sederhana.
Laura dan teman-temannya tinggal di sebuah panti asuhan, namanya panti Gembala Baik. Ia diadopsi sendiri, tanpa lima orang temannya.
Hingga ia kembali ke panti tersebut, pada masa dewasanya bersama suami dan anak adopsinya juga. Mereka menempati panti tersebut (sebuah rumah selayaknya kastil besar misterius)dan berencana membangun kembali sebuah panti asuhan, di sana.
Anak adopsi Laura, Simon. Anak laki2 keriting, dan mempunyai teman tak terlihat. Hingga, akhirnya ia ditemukan dengan sosok misterius berteka-teki yg mengajaknya pada sesuatu dan memaksa Simon menjadi temannya, karna Simon tak pernah punya teman.
Simon, dan Thomas. Mereka berteman, tapi tidak dalam imajinasi, bagi Simon. Kemudian, Simon ditunjukkan pada rahasianya. Ibu palsunya, Laura, kemudian penyakitnya, HIV AIDS dan ia kadung kecewa. Ia merasa senasib pada Thomas si anak panti, tak punya siapa2. Dan Laura selalu menepisnya.Thomas terus mengajak Simon bermain. Ia ingin menunjukkan sebuah misteri pada gedung itu, pada Simon, pada Laura yg selamat.
Kemudian, ada sesosok wanita tua. Ia takut akan kehadiran keluarga Laura di rumah itu lagi. Ia kunci jawabannya, namun ia kadung mati.
Simon dan Thomas. Mereka terus bermain, dan Laura mengecewakan mereka.
Simon pergi sendiri memecahkan teka-teki, karena ia dijanjikan Thomas sebuah pengabulan permintaan. Dan, Simon hilang.
Enam bulan, Laura jadi ingin mati. Ia begitu mencintai Simon. Dan berjuta cara dia ambil untuk menemukan Simon.
Pada harinya, Laura menyerah pada keganjilan dan ajakan misterius di rumahnya itu. Ia bermain. Untuk menemukan Simon.
Ia mengikuti teka-teki oleh Thomas. Ia ditunjukkan pada ruang bawah tanah, ruang untuk Thomas dulu.
Ya, Thomas adalah bagian dari panti, dulu. Ia anak wanita tua yg kadung mati itu yg mana salah satu perawat di panti. Ia selalu tersembunyi, karna disembunyikan. Ia lain, dengan kantung kentang di kepala. Teman-temannya menjebak Thomas masuk ke dalam gua dekat mercusuar, hingga ia mati dan mayatnya ditemukan mengerikan. Ibunya kalap, dan membunuh semua anak-anak panti. Ibu menyembunyikannya di bagian gudang.
Thomas terus menunjukkan pada Laura bagaimana hidup dalam panti tersebut. Dan, Laura memecahkannya, menemukan rumah Thomas, mendapatkan anaknya di bawah tangga.
Ia terpana. Ia meminum habis kapsul antibodi HIV milik anaknya, dan ia pun menagih janji pada Thomas. Ia meminta Simon kembali, dan Simon kembali, kemudian Simon menagih janji pada Thomas, ia meminta Laura selalu di sini, di panti, menjaga anak-anak panti yg telah mati juga, Thomas, dan dia sendiri, selamanya. Finally, Laura ditemukan, pada teman-teman ciliknya, ia seperti Wendy kembali ke Neverland. Mereka dimakamkan bersama. Mereka mati dalam damai.
Gue suka sama jalan dan alur ceritanya, tim film amat kreatif nyiptain bagaimana bentuk konflik dan gimana penyelesaiannya. Rahasia ceritanya juga terjaga dengan baik, jadi tebakan gue sering salah. Intinya sih sama, apalagi poin teka-tekinya, banyak film berisi teka-teki, tapi buat gue The orphanage menyajikan teka-teki ini begitu polos dan jujur. Mungkin karna pemain2nya yg anak2 kali ya, tapi buat gue itu masih masuk akal. Gue suka sama film ini. Dan, gue sukses latihan teater selama nonton film ini, khususnya latihan vokal. Teriak, nangis, dan otak gue juga terus berputar ngikutin alurnya. Tapi, beneran deh ini film must watchin bgt! Seandainya, ada insan film Indonesia yg sukses bikin film horor kaya begindang! :)
Label:
April 2009,
GHOST RIDER,
SMA,
The Movies
Sabtu, 18 April 2009
Tidur
Nyatanya gue ga bisa tidur di manapun bagian rumah gue kecuali di kamar gue. Yah, kadang-kadang di kamar nyokap
Mau di bonang, mau di rusun semua sama aja. Kayaknya, ada sesuatu yg udah pas dan selalu memanggil kita pada saatnya dan ngebuat ga bisa lagi berpaling ke yg lain. Bantal guling bersarung warna kuning kotak, dan bantal panjang bersarung motif domba dengan tambahan busa di bawahnya. Atau hanya sekedar hembusan kipas angin di kamar. Hal lainnya, gue ga nahan tidur ber-AC bikin ga bisa nafas. Dan, ga ada yg menandingi tipisnya kasur gue yg di rusun atau anehnya kasur diompolin ga bau punya gue yg di bonang. 2 2nya the best!
Dan, gue ngantuk
Mau di bonang, mau di rusun semua sama aja. Kayaknya, ada sesuatu yg udah pas dan selalu memanggil kita pada saatnya dan ngebuat ga bisa lagi berpaling ke yg lain. Bantal guling bersarung warna kuning kotak, dan bantal panjang bersarung motif domba dengan tambahan busa di bawahnya. Atau hanya sekedar hembusan kipas angin di kamar. Hal lainnya, gue ga nahan tidur ber-AC bikin ga bisa nafas. Dan, ga ada yg menandingi tipisnya kasur gue yg di rusun atau anehnya kasur diompolin ga bau punya gue yg di bonang. 2 2nya the best!
Dan, gue ngantuk
Kamis, 16 April 2009
Namanya
Ghost Rider
Bukan karna dia mirip irawan pacarnya tias yg udah dikatain kaya gitu sebelumnya.
Bukan karna dia bawa motor warnanya hitam kaya Johny Blaze a.k.a si Ghost Rider itu.
Pertama, gue nyadar lama-lama kesannya gue kaya cewe yg suka cowo bawa motor. Hey man, gue ya yg namanya otomotif otomotifan, mana ngerti. Bawa mobil aja masih digandeng bokap.
Lagian, kalo udah cintrong mah.. mau dia bawa becak atau helikopter sekalipun yah cintrong aja.
Trus yah, beneran deh sebenernya bener-bener ga ada hubungan khusus sama film dan nama itu. Awalnya gue pun ga terlalu ngeh sama film itu, iya karna nama itu makanya tuh film berhasil gue tonton 3 kali.
Kedua, gue sekuut! Masak, tiap ada gue selalu aja ngebahas motor enak lah, nge-brum.. bruman lah, ngomongin api ke luar dari bol lah. Weey, gue malu! Parah amat ah.
Nama itu si neteng yg ngasi. Dan, gue ga tau mau ngasi nama apa, dulu. Kan ceritanya gue secret admirer, nanti ketauan dong kalo nyebut nama aslinya langsung? Yaudah, gue manut aja, lagian namanya keren kok, ya siapa tau beneran jadi Ghost Rider yg bijaksana.
Gue gatau mau nyebut gimana lagi, udah pas, ga mau ganti. Gimana dong? Hihi..
Maaf ya men!
Bukan karna dia mirip irawan pacarnya tias yg udah dikatain kaya gitu sebelumnya.
Bukan karna dia bawa motor warnanya hitam kaya Johny Blaze a.k.a si Ghost Rider itu.
Pertama, gue nyadar lama-lama kesannya gue kaya cewe yg suka cowo bawa motor. Hey man, gue ya yg namanya otomotif otomotifan, mana ngerti. Bawa mobil aja masih digandeng bokap.
Lagian, kalo udah cintrong mah.. mau dia bawa becak atau helikopter sekalipun yah cintrong aja.
Trus yah, beneran deh sebenernya bener-bener ga ada hubungan khusus sama film dan nama itu. Awalnya gue pun ga terlalu ngeh sama film itu, iya karna nama itu makanya tuh film berhasil gue tonton 3 kali.
Kedua, gue sekuut! Masak, tiap ada gue selalu aja ngebahas motor enak lah, nge-brum.. bruman lah, ngomongin api ke luar dari bol lah. Weey, gue malu! Parah amat ah.
Nama itu si neteng yg ngasi. Dan, gue ga tau mau ngasi nama apa, dulu. Kan ceritanya gue secret admirer, nanti ketauan dong kalo nyebut nama aslinya langsung? Yaudah, gue manut aja, lagian namanya keren kok, ya siapa tau beneran jadi Ghost Rider yg bijaksana.
Gue gatau mau nyebut gimana lagi, udah pas, ga mau ganti. Gimana dong? Hihi..
Maaf ya men!
Minggu, 12 April 2009
Pilihan waktu
Sebuah pengalaman punya sebuah elegi dan ria di masing-masing hati pemiliknya. Ada yg menjadikan itu sebagai dosa penutup hidup yg lampau, atau pula menjadi dasar untuk menempuh hidup kemudiannya.
Buat gue sendiri, gue memilih keduanya. Namun, gue lebih minor menjadikan masa lalu jadi sebuah patokan langkah hidup gue ke depan.
Termasuk urusan cinta-cinta an. Selama ini gue gatau mantan pacar gue sebenernya ada berapa. Dulu, gue masih takut nolak laki-laki yg pdkt ke gue. Kata temen-temen SMP gue, kalo gue nolak cowok nanti gue bisa kena karma.
Sejujurnya, ga ada yg berkesan. Gue menganggap diri gue BELOM PERNAH PACARAN, termasuk kamu pah.
Dan, detik ini harapan itu masih ada, kali. Ali Kasiha.
Tapi, kalaupun dia nembak gue, gue juga berfikir lagi deh. Gue sayang sama gosreder, sekarang. Meskipun belum ada setitik kejelasan.
Oke, masa lalu. Gue hanya menuliskan masa lalu cinta-cintaan gue adalah Ali Kasiha.
Oke, sekarang. Orang yg gue suka adalah orang yg gue sebut ghost rider.
Dan, masa lalu adalah kaitan langsung si GR. Dia masih sayang sama mantannya, yg udah ninggalin dia hampir satu tahun. Kemudian, ada gue yg dia sangka udah menyerah.
Gue? Bingung.
Dia, salah satu orang yg sering gue kaji, yg gue coba untuk mengerti. Blog ini saksi bisu.
Dia orang yg sangat berkomitmen. Mungkin tanpa berfikir membuka hati yg baru atau bikin gue bahagia dengan ngerespon balik gue. Dia penganut masa lalu. Dan, mungkin, dia inget temennya juga yg berhasil dapetin mantannya lagi kali ya?
Sama saat gue dikasih pilihan Ali Kasiha. Bukan karna Ali Kasiha juga keriting! Tapi, karna gue akan mikir untuk pilihan itu. Meski, gue ga ngejar-ngejar ali, kan? Karena, ali paling berkesan buat gue meski itu dulu. Sama ya, tih?
Tapi, rasanya pasti beda ya. Dulu dan sekarang. Apa iya, gue sayang sama pangeran pelangi(panggilan bodoh dari anak SMP yg naksir cowok SMA, jaman dulu) itu kaya dulu? sama orang yg nyakitin gue?
Apa terbayar rasa kecewa gue?
Udah, jadi selanjutnya bagaimana? Apa kesemuanya akan memihak pada masa lalu atau sekarang? Gue ga mau Ghost Rider kaya Ali kasiha! Gue mau ngomong sama Ghost Rider(suatu saat), apalagi kalo dia suatu saat misalnya jadian sama temen gue sendiri.
Ghost Rider akan jadi masa depan gue, amin. Semoga, gue bisa berteman baik sama dia, jadi partner, mungkin? Biar gue ga lost contact, biar gue selalu tau dia gimana. Amin
Buat gue sendiri, gue memilih keduanya. Namun, gue lebih minor menjadikan masa lalu jadi sebuah patokan langkah hidup gue ke depan.
Termasuk urusan cinta-cinta an. Selama ini gue gatau mantan pacar gue sebenernya ada berapa. Dulu, gue masih takut nolak laki-laki yg pdkt ke gue. Kata temen-temen SMP gue, kalo gue nolak cowok nanti gue bisa kena karma.
Sejujurnya, ga ada yg berkesan. Gue menganggap diri gue BELOM PERNAH PACARAN, termasuk kamu pah.
Dan, detik ini harapan itu masih ada, kali. Ali Kasiha.
Tapi, kalaupun dia nembak gue, gue juga berfikir lagi deh. Gue sayang sama gosreder, sekarang. Meskipun belum ada setitik kejelasan.
Oke, masa lalu. Gue hanya menuliskan masa lalu cinta-cintaan gue adalah Ali Kasiha.
Oke, sekarang. Orang yg gue suka adalah orang yg gue sebut ghost rider.
Dan, masa lalu adalah kaitan langsung si GR. Dia masih sayang sama mantannya, yg udah ninggalin dia hampir satu tahun. Kemudian, ada gue yg dia sangka udah menyerah.
Gue? Bingung.
Dia, salah satu orang yg sering gue kaji, yg gue coba untuk mengerti. Blog ini saksi bisu.
Dia orang yg sangat berkomitmen. Mungkin tanpa berfikir membuka hati yg baru atau bikin gue bahagia dengan ngerespon balik gue. Dia penganut masa lalu. Dan, mungkin, dia inget temennya juga yg berhasil dapetin mantannya lagi kali ya?
Sama saat gue dikasih pilihan Ali Kasiha. Bukan karna Ali Kasiha juga keriting! Tapi, karna gue akan mikir untuk pilihan itu. Meski, gue ga ngejar-ngejar ali, kan? Karena, ali paling berkesan buat gue meski itu dulu. Sama ya, tih?
Tapi, rasanya pasti beda ya. Dulu dan sekarang. Apa iya, gue sayang sama pangeran pelangi(panggilan bodoh dari anak SMP yg naksir cowok SMA, jaman dulu) itu kaya dulu? sama orang yg nyakitin gue?
Apa terbayar rasa kecewa gue?
Udah, jadi selanjutnya bagaimana? Apa kesemuanya akan memihak pada masa lalu atau sekarang? Gue ga mau Ghost Rider kaya Ali kasiha! Gue mau ngomong sama Ghost Rider(suatu saat), apalagi kalo dia suatu saat misalnya jadian sama temen gue sendiri.
Ghost Rider akan jadi masa depan gue, amin. Semoga, gue bisa berteman baik sama dia, jadi partner, mungkin? Biar gue ga lost contact, biar gue selalu tau dia gimana. Amin
Biasa
Selera saya?
Biasa, bahkan benar-benar biasa. Contohnya hidup saya sendiri.
Saya anak SMA, prestasi? huh, biasa. Masuk kelas unggulan, dan belum dapet peringkat. Ikut ekskul teater, dan berperan jadi peran utama dengan akting yg sangat standar, karna buat saya, saya memang biasa. Punya gebetan, yg ga ngerespon. Gebetannya anak band metal dan gaul di sekolah, biasa banget kan?
Dan sebagainya.
Tapi, bagaimanapun diri saya, sebagai manusia setitik etnosentris tetap mengalir pada darah saya. Sebuah eksklusivitas slalu diinginkan tiap orang bukan? Karna semuanya mengacu pada jati diri dan ciri khas, setiap orang bukan ingin disamakan.
Kemudian saya berfikir, selama ini mimpi saya bukanlah suatu hal yg biasa tetapi adalah suatu hal yg bisa langsung mengenali saya sebagai pemimpi besar. Dan, hidup saya ini terlalu biasa, lalu bagaimana saya menempuhnya?
Saya bersyukur, dan saya sepakat. Sebuah hal yg biasa', ternyata dapat saya jadikan sebuah eksklusivitas sendiri. Karena, kita ga pernah tau arah lawan kita, padahal kita sendiri sedang menujunya. Hati-hati ya.
Biasa, bahkan benar-benar biasa. Contohnya hidup saya sendiri.
Saya anak SMA, prestasi? huh, biasa. Masuk kelas unggulan, dan belum dapet peringkat. Ikut ekskul teater, dan berperan jadi peran utama dengan akting yg sangat standar, karna buat saya, saya memang biasa. Punya gebetan, yg ga ngerespon. Gebetannya anak band metal dan gaul di sekolah, biasa banget kan?
Dan sebagainya.
Tapi, bagaimanapun diri saya, sebagai manusia setitik etnosentris tetap mengalir pada darah saya. Sebuah eksklusivitas slalu diinginkan tiap orang bukan? Karna semuanya mengacu pada jati diri dan ciri khas, setiap orang bukan ingin disamakan.
Kemudian saya berfikir, selama ini mimpi saya bukanlah suatu hal yg biasa tetapi adalah suatu hal yg bisa langsung mengenali saya sebagai pemimpi besar. Dan, hidup saya ini terlalu biasa, lalu bagaimana saya menempuhnya?
Saya bersyukur, dan saya sepakat. Sebuah hal yg biasa', ternyata dapat saya jadikan sebuah eksklusivitas sendiri. Karena, kita ga pernah tau arah lawan kita, padahal kita sendiri sedang menujunya. Hati-hati ya.
TVRI, lagi
TVRI lagi, kembali saya jatuh cinta karna satu acara ini, pojok jazz.
Dengan garis yg sama seperti acara lain dan sebelumnya. Sederhana, monoton, dan tidak modern.
Pengisi acaranya wajah lama, lagi. Background dari panggungnya pun hitam dan putih. Make up perempuannya bukan minimalis, tapi tebal a la penganten. Maklum, ibu-ibu.
Masih, tanpa iklan. Terus, pengisi acara belum punya boomer yg bikin tangan mereka ga pegel bawa mic. Minumnya air putih, dan bicaranya bahasa lalu.
Sebagai jazz mania, sebutan bagi penonton pojok jazz ini. Saya menengok wajah semu itu. Wajah jemu seorang bapak pemain Conga, yg terlihat tidak menikmati musiknya. Memang, seberapa lama jazz/mungkin pekerjaan di televisi sepi ini mengaliri hidupnya? Apa iya, sebegitu menjemukan?
Lah, saya jadi jatuh cinta lagi. Ups, apa kasihan ya? Entahlah. Saya jadi menuntut rasa nasionalisme. Saya teringat pelatih teater saya.
UUD ya, ka?
Kenapa bisa! Itu yg selalu saya fikirkan. Seburuk itukah SDM di sana? Atau sang masyarakat sudah terbius cinta fitri season 3 kemudian malas menengok TVRI?
Saya nyoba meyakinkan diri. Lah, buktinya pada acara jazz yg buat saya segalanya, dengan nuansa lembut masih bisa membuat saya kagum lagi karna dihadirkan wayang dan dalangnya ditambah unsur etnik Sunda di dalam jazz itu sendiri, belom lagi ditambah penampilan wanita yg berduet sama Nanang HP itu yg buat saya amat luar biasa bermain biola. Dan, yg mengherankan, saya melihat pemain asing(baca; bule) berekspresi lebih bahagia menikmati alunan musik dari organ yg dia mainkan, ketimbang bapak2 yg memegang alat musik sama.
En, acara kaya gini bener-bener ga ada yg tertarik. Buat jazz mania yg nonton Java Jazz pun belom tentu deh, tau ada acara kaya gini. Bener-bener kesempil,dan ga ada iklan sama sekali.
Haduh, TVRI.. Ckckck
Dengan garis yg sama seperti acara lain dan sebelumnya. Sederhana, monoton, dan tidak modern.
Pengisi acaranya wajah lama, lagi. Background dari panggungnya pun hitam dan putih. Make up perempuannya bukan minimalis, tapi tebal a la penganten. Maklum, ibu-ibu.
Masih, tanpa iklan. Terus, pengisi acara belum punya boomer yg bikin tangan mereka ga pegel bawa mic. Minumnya air putih, dan bicaranya bahasa lalu.
Sebagai jazz mania, sebutan bagi penonton pojok jazz ini. Saya menengok wajah semu itu. Wajah jemu seorang bapak pemain Conga, yg terlihat tidak menikmati musiknya. Memang, seberapa lama jazz/mungkin pekerjaan di televisi sepi ini mengaliri hidupnya? Apa iya, sebegitu menjemukan?
Lah, saya jadi jatuh cinta lagi. Ups, apa kasihan ya? Entahlah. Saya jadi menuntut rasa nasionalisme. Saya teringat pelatih teater saya.
UUD ya, ka?
Kenapa bisa! Itu yg selalu saya fikirkan. Seburuk itukah SDM di sana? Atau sang masyarakat sudah terbius cinta fitri season 3 kemudian malas menengok TVRI?
Saya nyoba meyakinkan diri. Lah, buktinya pada acara jazz yg buat saya segalanya, dengan nuansa lembut masih bisa membuat saya kagum lagi karna dihadirkan wayang dan dalangnya ditambah unsur etnik Sunda di dalam jazz itu sendiri, belom lagi ditambah penampilan wanita yg berduet sama Nanang HP itu yg buat saya amat luar biasa bermain biola. Dan, yg mengherankan, saya melihat pemain asing(baca; bule) berekspresi lebih bahagia menikmati alunan musik dari organ yg dia mainkan, ketimbang bapak2 yg memegang alat musik sama.
En, acara kaya gini bener-bener ga ada yg tertarik. Buat jazz mania yg nonton Java Jazz pun belom tentu deh, tau ada acara kaya gini. Bener-bener kesempil,dan ga ada iklan sama sekali.
Haduh, TVRI.. Ckckck
Selasa, 07 April 2009
Guess it
Nih ya,
dia itu kurang apa lagi?
Baik, iya
Sholeh, amin
Pinter, iya kok
Tabah, banget
Tapi buat temennya, ada suatu kesalahan. Aneh, buat kita dan buat gue khususnya.
Kesalahan itu gak perlulah gue bahas, kita semua udah selalu membahasnya. Gue selalu pengen merubah kesalahannya, itu kesalahan gue. Kenapa? Sejujurnya, gue takut ini akan berlanjut sampai usianya, sampai ga ada temen yg cukup ngelindunginnya kaya sekarang. Iya, ngelindungin. Terutama anak teater, siapa sih yg berani ngatain dia di depan anak teater? Di mencak-mencakin ujung-ujungnya. Ga ada yg boleh ngatain.
Trus, apalagi?
Temen-temennya udah pura-pura musuhin, pura-pura bikin malu dia, ngelindungin dia, tapi ga mempan! Kata orang susah, ga ada kemauan dari dianya sendiri.
Mau ngomong langsung? Buat apa? Dan gue ga mungkin tega untuk bicara, lagian gue juga yakin dia udah tau.
Gimana sih dia? Gue ingin tau apa yg ada di diri dia. Apa dia ga sayang sama gue, sama temen yg lain? Kenapa dia ga bisa ngerti mau kita? Kenapa dia ga ada perubahan? Dan kenapa dia selalu bisa menutupi? Apa dia trauma? Anak laki-laki mana yg bikin dia trauma? Biar gue tonjok tuh orang!
Kenapa? Karna pada ngeremehin? Gue tau, mereka cuma liat kesan dia, gue kasih tau. Mereka kesel, kalo dia diajak shalat alasannya shalat di rumah dan milih ngobrol bareng gue, dll. Kalo dia diajak main bola, malah dibikin terkejut karna dia teriak teriak ngomong kata-kata aneh yg nolak. Ke mana-mana selalu sama gue, dll. Bukan sama ricky, dll. Hah! Tega-tegaan tuh gue!
Sekarang gini deh, menanggapi hal yg beredar sekarang. Gue cuma mau bilang, gue kecewa sama temen-temen gue yg ga konsist, en malah ngapus foto itu. Emang tujuannya bikin malu, dan bikin sadar kan? Itu cara kita! Kalo kaya gini, dia ga akan tau, dia nanya kita melulu. Apa yg kita tuntut? Dia aja ga ngerti. Apa kita benci juga sama dia kaya orang-orang yg bikin SMS jg ngalamin hal yg sama? Gue ga peduli, gue tau dia nangis, tapi ini semua demi dia. Kita berusaha, buat dia! Dan,
hey, dia laki-laki
Harusnya kita inget dong, bukan malah kitanya ga konsist dan bisa jadi malah jadi munafik. Oke gue munafik, tapi gue berusaha untuk ga jadi munafik lagi. Semua juga bilang, karna gue. Gue yg ngajarin ngomong ke mance, di mance, eike, penitong. Lah, itu hidup gue dan dia selalu ada. Dia slalu di belakang gue, tanpa gue undang. Karna dia temen gue.
Dia bilang sama gue, semoga temen yg baik ngerti perasaan temennya. Apa lo juga ngerti perasaan kita, yo?
dia itu kurang apa lagi?
Baik, iya
Sholeh, amin
Pinter, iya kok
Tabah, banget
Tapi buat temennya, ada suatu kesalahan. Aneh, buat kita dan buat gue khususnya.
Kesalahan itu gak perlulah gue bahas, kita semua udah selalu membahasnya. Gue selalu pengen merubah kesalahannya, itu kesalahan gue. Kenapa? Sejujurnya, gue takut ini akan berlanjut sampai usianya, sampai ga ada temen yg cukup ngelindunginnya kaya sekarang. Iya, ngelindungin. Terutama anak teater, siapa sih yg berani ngatain dia di depan anak teater? Di mencak-mencakin ujung-ujungnya. Ga ada yg boleh ngatain.
Trus, apalagi?
Temen-temennya udah pura-pura musuhin, pura-pura bikin malu dia, ngelindungin dia, tapi ga mempan! Kata orang susah, ga ada kemauan dari dianya sendiri.
Mau ngomong langsung? Buat apa? Dan gue ga mungkin tega untuk bicara, lagian gue juga yakin dia udah tau.
Gimana sih dia? Gue ingin tau apa yg ada di diri dia. Apa dia ga sayang sama gue, sama temen yg lain? Kenapa dia ga bisa ngerti mau kita? Kenapa dia ga ada perubahan? Dan kenapa dia selalu bisa menutupi? Apa dia trauma? Anak laki-laki mana yg bikin dia trauma? Biar gue tonjok tuh orang!
Kenapa? Karna pada ngeremehin? Gue tau, mereka cuma liat kesan dia, gue kasih tau. Mereka kesel, kalo dia diajak shalat alasannya shalat di rumah dan milih ngobrol bareng gue, dll. Kalo dia diajak main bola, malah dibikin terkejut karna dia teriak teriak ngomong kata-kata aneh yg nolak. Ke mana-mana selalu sama gue, dll. Bukan sama ricky, dll. Hah! Tega-tegaan tuh gue!
Sekarang gini deh, menanggapi hal yg beredar sekarang. Gue cuma mau bilang, gue kecewa sama temen-temen gue yg ga konsist, en malah ngapus foto itu. Emang tujuannya bikin malu, dan bikin sadar kan? Itu cara kita! Kalo kaya gini, dia ga akan tau, dia nanya kita melulu. Apa yg kita tuntut? Dia aja ga ngerti. Apa kita benci juga sama dia kaya orang-orang yg bikin SMS jg ngalamin hal yg sama? Gue ga peduli, gue tau dia nangis, tapi ini semua demi dia. Kita berusaha, buat dia! Dan,
hey, dia laki-laki
Harusnya kita inget dong, bukan malah kitanya ga konsist dan bisa jadi malah jadi munafik. Oke gue munafik, tapi gue berusaha untuk ga jadi munafik lagi. Semua juga bilang, karna gue. Gue yg ngajarin ngomong ke mance, di mance, eike, penitong. Lah, itu hidup gue dan dia selalu ada. Dia slalu di belakang gue, tanpa gue undang. Karna dia temen gue.
Dia bilang sama gue, semoga temen yg baik ngerti perasaan temennya. Apa lo juga ngerti perasaan kita, yo?
Kamis, 02 April 2009
school-ache
Mungkin karena takdir hidup udah menempatkan gue di sekolah gue saat ini(BODO AMAT GUA BAWA NAMA SEKOLAH). Dari buanyak hal yg gue syukurin yg gue dapet dari sekolah ini, ada beberapa yg pengen gue ungkapin. Dan teriakkan, gue gak suka!
1. Hobi bikin ulangan. Gila, 1 smt bisa 3 kali ujian! Buat gue bener-bener ngerasa ga efisien, terutama pada penggunaan kertas dari soal sampai LJK yg selalu ga pernah gua percaya, belom lagi pas remet. Kalopun udah ada pemisahan sampah, dan bilang kalo kita perduli global warming, percuma banget kaya beginian. Kenapa ga mulai manfaatin e-mail, dan web sekolah, untuk menguji bahkan menambah kemampuan. Ujian yg berselang 1 bulan kaya gini juga ngaruh sama fisik dan mental khususnya gue sebagai pelajar. Belajar juga ga efektif cepet lupa karna ngejar waktu! Kecanduan kopi bin insomnia bikin gendut dan dicurigain bokap malem malem nonton bokep karna ga tidur jam 3 pagi, padahal ngejar deadline ngapalin 2 buku, 1 LKS dengan pelajaran yg beda-beda. Eh, ternyata bukan KD/Indikator yg dipelajarin, dan minggu depannya harus sekut dapet 70 dan remet karna SKMny 72, wuanjing!
2. Panas, udah tau ada climate change. Mbok ya ngerti gitu loh. AC dibenerin kek, bisanya nuntut. Kalo, urusan bayaran getol, dipanggilin satu-satu, tapi kalo dituntut urusan 'kebenaran' ga mau ngaku, padahal orangtua gua udah sampe dateng, dan bisanya pihak sana cuma nangisin nyokap!
Masalah prasarana, bener-bener ga memuaskan, khususnya AC, dan sabun yg sekarang menghilang keberadaannya lagi. Gue fikir 200ribu cukup kok buat patungan bayar listrik sebulan, dan beliin sabun buat 6 kamar mandi lah minimal buat istinja. Pelit ah
3. Bukannya ikut campur, kalopun sampai posting ini ketauan gue ga peduli. Sekarang gua baru sadar. Nih ya, menurut gue keberadaan fesbuk saat ini lagi banget dominan, sampe sekarang udah buanyak alay yg juga main fesbuk. Nah, di sekolah juga gitu. Para guru turun tangan; bikin fesbuk juga. Menanggapi kasus yg ada, buat gue itu bener-bener sepele. Fesbuk itu buat gue emang sebage connector lah sama orang-orang lain, tempat pamer, tempat ngebencong, tempat nge-gebet, tempat nge-gahul, sok wajar wajar aja dong kalo foto pengen kita pajang di album, paling ga, bisa buat gosipan/hiburan buat yg lain, apalagi kalo fotonya ga ada hubungan pornografi atau bener-bener menginjak-injak nama sekolah. Contohnya, foto temen lagi eek, pake baju batik sekolah dan si temen malah minta tag in, trus apa yg masalah? Jadi buat gue, yg masalah adalah yg membesarkan masalah ini. Kenapa sih, ga mencoba mikir logis? Gue ga ngebelain pihak kasus, tapi itu sebuah pandangan dan gua melihat sisi logis terutama kalo gue yg kena kasus. Kalo diliat dari pandangan sekolah, pasti pun ada aja alasan. Privasi anda sebagai murid ga akan pernah dihargai, saat menurut guru itu adalah satu hal yg salah. kenapa harus dipajang? Kenapa harus bawa-bawa sekolah? Jawabannya balik lagi, karna gue suka foto itu, dan objeknya sendiri yg minta di upload, trus karna waktu awal gue sign up fesbuk udah isi sekolah gue di mana jadi bukan salah gue, karna dari awal orang juga udah tau gue sekolah di sana. Gue coba ngerti, tapi ujungnya buat gue jadi kaya tersingkap rahasia, kesannya juga jadi membatasi kita sebagai pelajar yg menggunakan fesbuk, yeloo lagian gua main fesbuk juga udah di luar sekolah. Trus, kenapa ga coba mikir tentang sesuatu yg bukan dunia lo dan lo sendiri udah sadar apa isinya dan ga perlu untuk lo coba masuk ke dalamnya? kenapa ga coba mikir tentang sebuah rasa, saat kita semuapun pengen ngomong, pengen bikin sebuah kediktatoran itu menjadi sedikit hiburan? Dan, jangan pesimis ya, karna seperti tubuh pengekspresi berdaya guna, kita masih bisa melihat peluang lain untuk bicara, tapi jangan jadi orang yg berorasi menghina benar sekolah, nge-handle diri juga perlu, kita semua patut mendidik ekspresi kita juga kan agar jadi insan yg setidaknya dapat dikatakan baik, bukan?menurut gue untuk sebuah harga privasi dari orangtua' kita tsb lebih baik temen-temen jangan add fesbuknya, dan inget mereka menemukan kita di group sekolah. So, watch out ya!
1. Hobi bikin ulangan. Gila, 1 smt bisa 3 kali ujian! Buat gue bener-bener ngerasa ga efisien, terutama pada penggunaan kertas dari soal sampai LJK yg selalu ga pernah gua percaya, belom lagi pas remet. Kalopun udah ada pemisahan sampah, dan bilang kalo kita perduli global warming, percuma banget kaya beginian. Kenapa ga mulai manfaatin e-mail, dan web sekolah, untuk menguji bahkan menambah kemampuan. Ujian yg berselang 1 bulan kaya gini juga ngaruh sama fisik dan mental khususnya gue sebagai pelajar. Belajar juga ga efektif cepet lupa karna ngejar waktu! Kecanduan kopi bin insomnia bikin gendut dan dicurigain bokap malem malem nonton bokep karna ga tidur jam 3 pagi, padahal ngejar deadline ngapalin 2 buku, 1 LKS dengan pelajaran yg beda-beda. Eh, ternyata bukan KD/Indikator yg dipelajarin, dan minggu depannya harus sekut dapet 70 dan remet karna SKMny 72, wuanjing!
2. Panas, udah tau ada climate change. Mbok ya ngerti gitu loh. AC dibenerin kek, bisanya nuntut. Kalo, urusan bayaran getol, dipanggilin satu-satu, tapi kalo dituntut urusan 'kebenaran' ga mau ngaku, padahal orangtua gua udah sampe dateng, dan bisanya pihak sana cuma nangisin nyokap!
Masalah prasarana, bener-bener ga memuaskan, khususnya AC, dan sabun yg sekarang menghilang keberadaannya lagi. Gue fikir 200ribu cukup kok buat patungan bayar listrik sebulan, dan beliin sabun buat 6 kamar mandi lah minimal buat istinja. Pelit ah
3. Bukannya ikut campur, kalopun sampai posting ini ketauan gue ga peduli. Sekarang gua baru sadar. Nih ya, menurut gue keberadaan fesbuk saat ini lagi banget dominan, sampe sekarang udah buanyak alay yg juga main fesbuk. Nah, di sekolah juga gitu. Para guru turun tangan; bikin fesbuk juga. Menanggapi kasus yg ada, buat gue itu bener-bener sepele. Fesbuk itu buat gue emang sebage connector lah sama orang-orang lain, tempat pamer, tempat ngebencong, tempat nge-gebet, tempat nge-gahul, sok wajar wajar aja dong kalo foto pengen kita pajang di album, paling ga, bisa buat gosipan/hiburan buat yg lain, apalagi kalo fotonya ga ada hubungan pornografi atau bener-bener menginjak-injak nama sekolah. Contohnya, foto temen lagi eek, pake baju batik sekolah dan si temen malah minta tag in, trus apa yg masalah? Jadi buat gue, yg masalah adalah yg membesarkan masalah ini. Kenapa sih, ga mencoba mikir logis? Gue ga ngebelain pihak kasus, tapi itu sebuah pandangan dan gua melihat sisi logis terutama kalo gue yg kena kasus. Kalo diliat dari pandangan sekolah, pasti pun ada aja alasan. Privasi anda sebagai murid ga akan pernah dihargai, saat menurut guru itu adalah satu hal yg salah. kenapa harus dipajang? Kenapa harus bawa-bawa sekolah? Jawabannya balik lagi, karna gue suka foto itu, dan objeknya sendiri yg minta di upload, trus karna waktu awal gue sign up fesbuk udah isi sekolah gue di mana jadi bukan salah gue, karna dari awal orang juga udah tau gue sekolah di sana. Gue coba ngerti, tapi ujungnya buat gue jadi kaya tersingkap rahasia, kesannya juga jadi membatasi kita sebagai pelajar yg menggunakan fesbuk, yeloo lagian gua main fesbuk juga udah di luar sekolah. Trus, kenapa ga coba mikir tentang sesuatu yg bukan dunia lo dan lo sendiri udah sadar apa isinya dan ga perlu untuk lo coba masuk ke dalamnya? kenapa ga coba mikir tentang sebuah rasa, saat kita semuapun pengen ngomong, pengen bikin sebuah kediktatoran itu menjadi sedikit hiburan? Dan, jangan pesimis ya, karna seperti tubuh pengekspresi berdaya guna, kita masih bisa melihat peluang lain untuk bicara, tapi jangan jadi orang yg berorasi menghina benar sekolah, nge-handle diri juga perlu, kita semua patut mendidik ekspresi kita juga kan agar jadi insan yg setidaknya dapat dikatakan baik, bukan?menurut gue untuk sebuah harga privasi dari orangtua' kita tsb lebih baik temen-temen jangan add fesbuknya, dan inget mereka menemukan kita di group sekolah. So, watch out ya!
Langganan:
Postingan (Atom)